Empat Ratus Tahun OCD di Austria

373
Perayaan Ekaristi 400 tahun OCD di Austria bersama Kardinal Christoph Schönborn pada 28 Mei 2022.

HIDUPKATOLIK.COM – Kongregasi OCD (Order of Our Lady of Mt. Carmel / Ordo Karmelit tak Berkasut) merayakan 400 tahun kehadirannya di Austria pada 28 Mei 2022 dengan Perayaan Ekaristi meriah yang dipimpin oleh Kardinal Christoph Schönborn (Uskup Agung Wina, Austria) dan dihadiri oleh para imam OCD dari beberapa wilayah Eropa dan imam-imam dari Indonesia.

Dalam homilinya, Kardinal Christoph Schönborn menekankan tentang perihal doa, dengan mengatakan, „Beten ist die Grundhaltung des Gottvertrauens. Es trägt uns auch dann, wenn wir an unsere letzte Grenze kommen.“ (Doa adalah sikap dasar kepercayaan kepada Tuhan. Bahkan itu membawa kita hingga ketika kita berada pada titik batas kemampuan).

Ada tiga hal penting yang disampaikannya perihal doa. Pertama, doa merupakan kerinduan jiwa. Seperti lilin yang kita nyalakan di gereja, akan tetap menyala ketika kita meninggalkan gereja. Begitu pula ketika kita berdoa, walaupun kita sudah dalam keadaan tidak berdoa, sesungguhnya jiwa tetap berdoa. Sehingga kita tidak perlu khawatir jika kita merasa belum atau tidak mampu berdoa dengan baik, karena ketika kita tidak sedang berdoa pun, jiwa kita tetap berdoa. Kedua, berdoa merupakan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Sebagaimana dalam ibadat penutup harian, dikatakan „ke dalam tanganMu kuserahkan jiwaku.“ Di saat itulah kita sungguh percaya pada karya Tuhan dalam kehidupan kita. Ketiga, doa harus disertai pengampunan. Jika ada kebencian dalam hati kita, maka mustahil hati kita bisa berdoa karena kebancian itu akan menghancurkan doa. Pengampunan perlu kita lakukan seperti Stefanus yang tetap mendoakan orang-orang yang membunuhnya dengan mengatakan, „Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka!“ (bdk. Kis 7:60)

Kehadiran Indonesia

Dalam Perayaan  Ekaristi tersebut hadir juga sejumlah umat dari KKIA (Keluarga Kristen Indonesia Austria). Hal ini merupakan bentuk dukungan sesama orang Indonesia bagi Pater Antonius Dewa, yang merupakan prior (rektor biara) yang berasal dari Bajawa, Flores Indonesia.

Kenang-kenangan berupa gambar Dominikus a Jesu Maria dan lukisan Maria dengan kepala tertunduk.

Kehadiran Pater Antonius di Austria dimulai sejak 2013 dalam rangka tugas studi yang diberikan dari Komisariat OCD Kupang Indonesia. Ia merupakan satu-satunya OCD Indonesia yang berkarya di Austria. Misinya di Austria diawali dengan belajar Bahasa Jerman selama satu tahun dan dilanjutkan dengan menjalani studi dogmatik dan Kristologi dari Universitas Wina. Pater Anton sudah menyelesaikan program studi S2 dan kini hampir menyelesaikan program S3 di fakultas dan kampus yang sama. Saat ini ia juga menjabat sebagai rektor biara Karmel di Döbling, Wina Austria.

Untuk menyaksikan Perayaan Ekaristi 400 tahun OCD Austria dapat disaksikan melalui https://www.youtube.com/watch?v=I4fEncA5GJs

Sejarah dan Karya OCD di Austria

Ordo karmel tak berkasut (OCD) merupakan reformasi dari Ordo Karmel, pembaharuan semangat hidup karmel yang didirikan oleh St. Theresia Avilla pada 1562 (ordo putri) dan kemudian oleh St. Yohannes dari Salib dan Pater Antonio dari Yesus pada 1568 (ordo putra) dengan visi kerasulan untuk Gereja dan keselamatan bagi jiwa-jiwa. Di dalam konstitusi para saudara tak berkasut santa perawan Maria dari gunung karmel di definisikan bahwa OCD merupakan ordo tua yang menyatukan kesetiaan kepada tradisi para pertapa karmel awal dengan semangat pembaharuan St.Teresa Avila.

Altar Gereja Karmelitan, Döbling, Wina Austria

Masuk dan berkembangnya OCD di wilayah Austria merupakan peran penting dari Dominicus a Iesu Maria. Nama kecilnya adalah Miguel Ruzola y Lopez (lahir di Calatayud, Spanyol pada 16 Mei 1559) dan berganti nama menjadi Dominicus a Jesu Maria OCD (meninggal di Wina, Austria pada 16 Februari 1630). Ia adalah seorang prior Karmelit, pendiri biara dan penulis spiritual.

Kala itu di tahun 1620 pasukan Austria memenangi pertempuran Weißer Berg (Gunung Putih) di wilayah Wina, Austria. Dominicus ikut serta dalam pertempuran tersebut. Perannya dalam kemenangan sekutu Katolik dalam pertempuran Weißer Berg menjadi legendaris. Dengan menunggang kuda memasuki daerah Praha, ia membawa lukisan Gnadenbild Maria mit dem geneigten Haupt (Maria dengan kepala tertunduk atau Maria Bunda Allah dari Döbling). Ia selalu mengajak orang-orang untuk berdevosi kepada Bunda Maria agar dapat memenangkan pertempuran teresebut. Kini lukisan tersebut dikenal dengan sebutan Maria vom Siege (Maria Kemenangan) terpampang di Gereja Karmeliten, Döbling, Wina, Austria dengan tambahan mahkota pada bagian kepala Maria.

Altar Maria vom Siege. Pada bagian kepala Maria sudah ditambahkan mahkota.

Karya OCD sangat dikenal dengan pendampingan dan pengembangan spiritualitas. Mereka mendampingi umat dalam kehidupan rohani melalui berbagai kegiatan, mulai dari kelompok doa Rosario, kelompok Kitab Suci, hingga pembentukan ordo ketiga bagi para awam. OCD sendiri memiliki Karmel spiritual center yang juga berlokasi sama dengan gerja dan biara OCD di Wina, dimana Pater Antonius Dewa saat ini bertugas. Bahkan gereja Karmel yang dikelola OCD ini termasuk tujuan ziarah yang setiap harinya ramai dikunjungi peziarah. Bahkan setiap harinya diadakan misa sebanyak 3 kali dan selalu penuh oleh umat yang hadir.

Makan Dominikus a Jesu Maria yang berada di depan altar Theresia Lisieux di Gereja Karmeliten, Döbling, Wina Austria

Pameran Relikui St. Theresia Lisieux

Sehubungan dengan perayaan 400 tahun OCD di Austria, diadakan juga kegiatan berupa pameran memorabilia dari St. Theresia Lisieux. Pameran ini akan berlangsung di Gereja Karmel, Döbling, Wina Austria dari 28 Mei 2022 hingga 12 Juni 2022. Pada 2 dan 3 Juni juga akan ada acara khusus, seperti Perayaan Ekaristi dan Adorasi dengan menghadirkan relikui St. Theresia Lisieux.

Pater Antonius Dewa, OCD (tengah dengan jubah coklat) bersama Sr. Bene Xavier, MSsR (depan bawah) dan Pater Thomas Julivadistanto (depan kanan) dan anggota KKIA (Keluarga Kristen Indonesia Austria) usai Perayaan Ekaristi 400 tahun OCD di Austria.

St. Theresia Lisieux sendiri merupakan orang kudus dari OCD yang oleh Gereja Katolik dijadikan pelindung misi. Anehnya, ia sendiri tidak pernah melakukan perjalanan misi ke luar negeri. Ia hanya melalukan hal-hal sederhana dari dalam biara. Meski demikian, ia melakukannya dengan doa dan penuh cinta. Justru karena ketekunan dan kesetiaannya melakukan hal-hal sederhana dari dalam biara serta mendoakan para misionaris, maka ia pun diangkat sebagai pelindung misi.

Sr. Bene Xavier, MSsR, dari Wina Austria

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini