HIDUPKATOLIK.COM – Pastor, teman paroki saya ketika itu mengungkapkan bahwa Devosi kepada Maria bukan suatu pilihan tetapi suatu kewajiban sebagai Perintah Allah yang Keempat, apakah itu benar? (Gamar, Kupang)
SAAT tergantung di salib Tuhan Yesus menyerahkan ibu-Nya pada murid-Nya. Karena murid itu mewakili kita, kita memandang Maria juga sebagai ibu kita, Bunda Gereja. Rupanya temanmu mengerti Maria sebagai ibu rohani sehingga ia menghubungkannya dengan perintah keempat. Jadi menghormati Maria adalah suatu kewajiban bagai kepada orang tua kita, karena Maria adalah ibu kita. Okelah! Hanya saja orang tua dalam perintah keempat memang dimaksud orang tua secara biologis. Mereka adalah partner Allah dalam menciptakan kita. Di antara 7 perintah yang berkaitan dengan sesama, kewajiban pada mereka adalah yang pertama.
Soal wajib atau tidak, pertama, kita perlu membedakan antara isi iman dan cara menghayatinya. Maria adalah bagian dari isi iman yang wajib orang Katolik. Dalam Credo kita mengakui bahwa Allah Putra menjadi manusia melalui Perawan Maria. Ada pula dogma-dogma seperti: Maria Perawan, Maria Bunda Allah, Maria dikandung tanpa Noda Dosa Asal, Maria Diangkat ke Surga. Ajaran Gereja lain juga banyak: Maria Bunda Gereja, Maria Ratu Surga, dan sebagainya. Terhadap isi iman ini kita wajib memeluknya dengan sikap iman yang baik.
Kedua, devosi merupakan salah satu cara menghayati isi iman kita. Devosi yang baik mencakup bukan hanya doa-doa, melainkan juga tapa dan amal. Kita kenal misalnya Novena Tiga kali Salam Maria, Novena 9 hari berturut-turut, Doa Rosario, Salam Maria, Litani Santa Maria dan lainnya. Jadi menghayati iman itu wajib, tetapi orang boleh memilih caranya.
Ketiga, dibedakan antara devosi dan liturgi: liturgi itu bersifat gerejani (ecclesial), sedang devosi bersifat pribadi, meskipun pelaksanaannya bisa bersama-sama. Maka Liturgi wajib, sedangkan devosi itu pilihan. Hari Raya Maria Kabar Sukacita, Hari Maria dikandung tanpa noda, dan sebagainya, wajib dirayakan oleh semua. Sedangkan Novena, Rosario, Litani, adalah kesalehan tambahan, yang meskipun bukan kewajiban dapat mendukung penghayatan iman.
Keempat, meskipun bukan wajib, devosi pada Maria adalah sesuatu yang sangat penting. Devosi pada Maria sering disebut hyperdoulia, yaitu bentuk penghormatan yang melebihi penghormatan-penghormatan lainnya. Itu karena kita menghayati peran khas Maria di dalam sejarah keselamatan, terutama relasi khususnya dengan Yesus. Ada lagi protodoulia, penghormatan pertama, yang diberikan kepada St. Yosef yang Gereja pandang sebagai orang kudus pertama karena perannya sebagai bapa pengasih bagi Yesus.
Akhirnya, kita perlu mengubah cara pandang tertentu. Sering kali kita mengerti pilihan sebagai yang tidak penting dan sepele. Sebaliknya kewajiban dihubungkan dengan sesuatu yang beresiko bagaikan obat: kalau tidak diminum bisa berbahaya. Sebaliknya, dalam hidup beriman, pilihan bisa merupakan sesuatu yang sangat penting juga: misalnya memilih hidup berkeluarga atau imamat; memilih setia dalam pekerjaan. Pilihan yang diambil penuh cinta akan selalu menghidupkan. Sebaliknya apa yang wajib, juga tidak akan berguna bila hanya dipilih secara terpaksa.
Jadi menghormati Maria adalah wajib. Caranya bisa kita pilih dengan penuh cinta antara lain dengan devosi ini. Devosi memungkinkan kita tidak hanya beriman dengan akal tetapi juga dengan cara hidup. Melalui devosi kita mempunyai ibu dalam perjalanan menuju Allah dan berkat Maria yang penuh rahmat, hidup kita makin berahmat. Maria pasti akan mengantar kita lebih dekat dengan Yesus. Per Mariam ad Jesum.
HIDUP NO.18, 1 Mei 2022
Pastor Gregorius Hertanto, MSC
(Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara)
Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.