Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung: Menjadi Manusia Paskah Sejati

244
Mgr Fransiskus Kopong Kung (Foto: [Dok. HIDUP)

HIDUPKATOLIK.COM – Minggu, 17 April 2022 Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan Kis.10:34a, 37-43; Mzm.118:1-2, 16ab-17, 22-23; Kol.3:1-4 atau 1Kor.5:6b-8; Yoh.20:1

SELAMAT Pesta Paskah, Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus, Juru Selamat dunia. Kita patut bersyukur dan merayakannya dengan penuh sukacita. Oleh penderitaan Yesus dan wafat-Nya di kayu salib, sukacita Paskah kebangkitan boleh dialami.Dengan itu kita ditebus, dibebaskan, dan diselamatkan dari hukuman dosa dan maut. Paskah kebangkitan tidak hanya untuk orang Kristen, melainkan untuk semua orang, Kristen maupun yang tidak Kristen, yang beragama maupun yang tidak beragama. Yesus wafat di kayu salib dan bangkit untuk menyelamatkan semua orang.

Kita patut merayakan dengan penuh sukacita sambil berdoa bagi seluruh dunia, bagi semua manusia. Kita berdoa semoga buah-buah penebusan dari Paskah kebangkitan Yesus boleh dialami dan dinikmati oleh semua orang. Kita berdoa semoga pandemi virus corona yang melanda dunia kita segera berakhir, dan terbitlah fajar harapan dan kehidupan baru oleh kebangkitan Tuhan.

Kita berdoa sesuai ujud Bapa Suci Paus Fransiskus untuk terciptanya persaudaraan  dan perdamaian  di dunia, secara khusus untuk diakhirinya perang di Ukraina, agar penderitaan rakyat dan masyarakat Ukraina segera berakhir, dan perdamaian dan ketenangan boleh dibangun dan dialami kembali.

Kita berdoa untuk seluruh pemerintah dan penguasa dunia ini agar dapat menahan ego dan ambisi pribadi mau menguasai dan menaklukkan bangsa yang lain, dan membangun kerja sama untuk suatu tatanan dunia baru, yang lebih aman, bersaudara, damai, adil, dan sejahtera.

Mari kita merayakan Paskah dalam roh dan semangat baru. Paskah dirayakan tidak hanya dalam upacara liturgis yang meriah di gereja, tetapi juga harus dirayakan dalam realitas kehidupan yang konkret.

Paskah harus juga diwartakan  dan menjadi kesaksian hidup setiap hari. Bagaimana merayakan, mewartakan, dan menjadi saksi Paskah kebangkitan Tuhan dalam kehidupan setiap hari? Kesaksian Simon Petrus, murid Yesus, menarik kiranya untuk kita renungkan dan refleksikan. “Kami makan dan minum bersama Yesus, sesudah Ia bangkit dari alam maut” (Kis.10: 41).

Kepada Kornelius dan keluarganya, Petrus berkata: “Kamu tahu apa yang terjadi mulai dari Galilea dan di seluruh daerah Yudea, sesudah Yohanes mengajarkan bahwa orang perlu dibaptis. Kamu tahu tentang Yesus dari Nazaret, bagaimana Allah mengurapi-Nya dengan Roh Kudus dan dengan kekuatan. Yesus berkeliling di daerah tersebut sambil berbuat baik serta menyembuhkan semua orang yang dikuasai setan, sebab Allah beserta Dia. Dan kamilah saksi segala perbuatan-Nya di daerah Yudea dan Yerusalem. Ia dibunuh orang, digantung di kayu salib. Tetapi Ia dibangkitkan Allah pada hari ketiga sesudah wafat-Nya.

Dalam kuasa Allah, Ia menampakkan diri bukan kepada semua orang, tetapi hanya kepada kami, saksi-saksi yang terpilih oleh Allah. Kamilah yang makan dan minum bersama Yesus sesudah Ia bangkit dari alam maut. Dan kami diberi-Nya perintah untuk mewartakan kepada semua orang serta memberikan kesaksian, bahwa Dialah yang diangkat Allah menjadi hakim atas orang hidup dan orang mati. Para nabi pun memberikan kesaksian tentang Dia, bahwasanya semua orang yang percaya kepada-Nya akan mendapat pengampunan dosa demi Yesus Kristus itu” (Kis.10: 34a, 37-43).

Demikian pewartaan dan kesaksian Petrus tentang Yesus yang bangkit. Meskipun pada pagi-pagi hari Paskah kebangkitan, setelah mendapat berita dari Maria Magdalena, mereka ke makam Yesus dan mendapati kubur kosong, dan Yesus tidak mereka jumpai, namun dalam kisah ini Petrus memberikan kesaksian yang menarik, bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit.

Ia telah menampakkan diri kepada mereka, murid-murid yang terpilih. Ia menampakkan diri kepada Maria Magdalena (Yoh. 20:11-18). Ia menampakkan diri kepada semua murid-Nya di rumah dengan pintu-pintu yang terkunci (Yoh. 20:19-23). Juga kepada Tomas (Yoh. 20: 24-29). Ia menampakkan diri kepada dua murid ke Emaus (Luk. 24:13-35). Dan juga kepada murid-murid di pantai Danau Tiberias (Yoh. 21:1-14).

Cukup banyak kali Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya untuk menyatakan bahwa Ia benar-benar bangkit dan hidup. Kesaksian Petrus di sini menarik. Yesus yang bangkit, makan dan minum bersama murid-murid-Nya. Suatu pengalaman Paskah di rumah saat makan dan minum bersama dan Yesus yang bangkit hadir turut makan dan minum bersama mereka. ‘

Ia meneguhkan dan menguatkan mereka. Ia memberi mereka perintah untuk mewartakan kepada semua orang dan memberikan kesaksian bahwa Dialah yang diangkat Allah  menjadi hakim atas orang hidup dan orang mati. Dan bahwa semua orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh pengampunan dosa dan diselamatkan.

Apa yang dapat kita petik dari kesaksian Petrus? Paskah tidak sebatas pada perayaan liturgis di gereja, dan tidak sebatas pada saat tertentu menurut tahun liturgi Gereja. Paskah sesungguhnya sesuatu perayaan kehidupan yang berlangsung setiap hari, setiap waktu dan saat. Ketika kita duduk makan bersama dalam suasana kekeluargaan misalnya, di sana Yesus yang bangkit hadir, turut makan dan minum bersama kita.

Ketika kita duduk makan di rumah sebagai orang yang merayakan Paskah, apakah kita ingat bahwa mungkin ada banyak orang  yang tidak mempunyai makan, dan tidak sempat duduk makan seperti kita. Paskah mendorong kita untuk  menaruh peduli kepada sesama. Paskah mendorong kita untuk rela berbagi.

Paskah kebangkitan Yesus mendorong kita dan memotivasi kita untuk membangun hidup kita masing-masing dan bersama-sama menuju kehidupan yang lebih baik, lebih rukun dan damai, lebih bersaudara, lebih adil dan sejahtera. Dalam seluruh kehidupan, setiap kegiatan dan aktifitas kehidupan kita hendaknya selalu dijiwai dan diresapi semangat Paskah.

Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Kolose (Kol.3:1-4) mengajak dan mendorong kita sebagai manusia Paskah untuk selalu mengarahkan hidup kita yang di dunia ini kepada alam hidup yang mulia, kepada harta surgawi. Kita tidak boleh hanya memusatkan seluruh hidup kita pada segala urusan yang hanya bersifat duniawi, melainkan mengarahkan semuanya kepada yang illahi, kepada Tuhan.

Sebagai manusia Paskah kita diberi perintah dan tugas untuk mewartakan Tuhan yang bangkit, dan memberikan kesaksian tentang Dia kepada sesama dalam kehidupan kita setiap hari. Kristus bangkit! Alleluya!

“Kami makan dan minum bersama Yesus, sesudah Ia bangkit dari alam maut” (Kis.10: 41).

HIDUP, Edisi No. 16, Tahun ke-76, Minggu, 17 April 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini