Romo Antonius Soetanto Meninggal Dunia, Gereja Indonesia Kehilangan Besar

835
Romo Antonius Soetanto SJ

HIDUPKATOLIK.COM – KABAR duka meninggalnya Romo Antonius Soetanto, SJ alias Romo Tanto menyimpan duka mendalam. Tak hanya duka bagi keluarga besar Serikat Jesus (SJ), tapi juga dunia musik liturgi Gereja Katolik Indonesia, dan ribuan anak-anak yang pernah dididik Romo Tanto.

Romo Tanto menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Selasa, 1 Maret 2022, pukul 20.50 WIB di Wisma Emaus, Girisonta, Semarang. Pada 20 Oktober 2021 lalu, Romo Tanto dibawa ke Semarang untuk menjalani perawatan lebih lanjut setelah menjalani perawatan di RS Carolus, Jakarta.

Paus Yohanes Paulus II dan Romo Tanto (kanan) (Foto: Ist.)

Ribuan lagu rohani telah menghiasi jagad musik gerejani Indonesia hasil ciptaan kelahiran 23 Agustus 1938 ini. Sebagian dapat ditemukan dalam Madah Bakti, Puji Syukur, dan buku-buku nyanyian lain. Saat Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa di Gelora Bung Karno tahun 1989, Romo Tanto bertindak sebagai dirigen.

Romo Tanto dan Onggo Lukito (kanan)

“Musik Liturgi Gereja Katolik kehilangan besar,” ujar Onggo Lukito, salah seorang anak didik Romo Tanto. Onggo kini sudah berkiprah di jalur yang sama, bahkan menjadi salah satu juri PESPARANI Tingkat Nasional di Ambon, Maluku 2018 lalu. Pada event yang sama, Romo Tanto juga menjadi salah satu anggota dewan juri.

Menurut Onggo, tak semua lagu-lagu yang diciptakan Romo Tanto  tercatat dengan baik. “Tercecer di man-mana,’’ ujar Onggo.

Ketika mendengar kabar Romo Tanto meninggal dunia, Onggo teringat pada satu percakapan ringan dengan Romo Tanto sebelum pandemi ketika mengantar anak belajar orgen di Paroki Cililitan. “Sewaktu ngobrol santai, tiba-tiba dia bilang, ‘aku sudah siap kalau dipanggil, kepingin melihat wajah Allah’,” ujar Onggo menirukan ucapan Romo Tanto saat itu.

Romo Tanto (kiri) bersama anak-anak Ascencio di Gereja Paroki Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Luar Biasa

Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi Konferensi Waligreja Indonesia (Komlit KWI), Pastor Riston Situmorang, OSC juga mengakui kehilangan besar atas kepergian Romo Tanto ke pangkuan Allah di Surga. “Orangnya luar biasa. Gereja kehilangan,” tutur Romo Riston.

Selain mengarang lagu-lagu rohani, Romo Tanto juga mendirikan Paduan Suara Ascencio, paduan suara khusus anak-anak. Anak-anak secara rutin mengikuti latihan vokal dan orgen di Paroki Tanjung Priok, Jakarta Utara atau di Paroki Santo Servatius Kampung Sawah atau di Paroki Cililitan, Jakarta Timur.

Anak-anak yang ikut paduan suara ini sebagian berasal dari Paroki Santo Servatius, Paroki Cililitan, Paroki Santo Arnoldus Bekasi, dan Paroki Tanjung Priok sendiri.

Secara rutin, Ascencio mengadakan konser baik di paroki di lingkungan Keuskupan Agung Jakarta, maupun paroki di keuskupan-keuskupan lain di Indonesia dengan mambawakan lagu-lagu klasik Gregorian dan lagu-lagu gubahan Romo Tanto sendiri.

Romo Tanto (kanan) memimpin anak-anak Paduan Suara Ascencio di Paroki Santo Servatius Kampung Sawah, Bekasi.

Requiem dan Pemakaman

Misa Reguiem dan Pemakaman Romo Tanto akan diadakan hari Kamis, 3 Maret 2022, pukul 10.00 WIB di Gereja St. Stanislaus, Girisonta dilanjutkan dengan pemakaman di Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergas, Ungaran.

FHS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini