Hillary Brigtita Lasut : Wakil Rakyat yang Merakyat

241
Hillary Brigita Lasut/Dok. Ist

HIDUPKATOLIK.COM – Ia membuktikan bahwa dinasti politik tidak menggurita dalam karirnya. Ia dekat dengan rakyat, membantu rakyat kecil, dangajinya untuk rakyat.

MASYARAKAT Sulawesi Utara memberi apresiasi selangit kepada anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulawesi Utara Hillary Brigitta Lasut. Pujian tidak saja datang dari masyarakat Sulut, rentetan pujian dari netizen Indonesia di media sosial ditujukan kepada gadis cantik ini. Hal ini sehubungan dengan bantuan yang diberikankepada Rafael Malalangi, calon Bintara Polriasal Minahasa Selatan.Sebelumnya Rafael diumumkan lulus seleksi calon Bintara Polri 2021 di Polda Sulut. Seminggu kemudian, ia dinyatakan tidak lulus.Posisinya telah digantikan orang lain.

Hillary mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Wibowo. Dalam surat terbuka itu, Hillary membeberkan harapan keluarga soal masa depan Rafael, sekaligus kekecewaan masyarakat Sulawesi atas proses seleksi yang tidak profesional. Disinyalir ada nepotisme dalam proses seleksi ini.

Perjuangan Hillary membuahkan hasil. Beberapa hari kemudian suratnya mendapat respon dari Kapolri. Dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, Rafaelakhirnya dinyatakan lulus. Ia siap mengikuti pendidikan Bintara Polri pada gelombang 1 tahun 2022.

Kepentingan Rakyat

Hilla, sapaannya, dikenal sebagai sosok wakil rakyat yang penuh ketegasan. Beberapa waktu lalu, sosok Hilla menarik perhatian publik. Dalam usia 23 tahun, ia sudah dipercayakan memimpin Sidang Pengambilan Sumpah Jabatan DPR/MPR dan DPD RI pada Oktober 2019 lalu.

Dalam sidang pengambilan sumpah itu, Hilla berperan sementara sebagai Ketua MPR. Menurutnya tidak mudah memimpin rapat saat itu sebab interupsi datang bertubi-tubi dari anggota MPR yang merasa sudah senior dan berkapasitas sebagai pimpinan sidang. “Tidak mudah ternyata mengatur 500 orang dengan keinginan dan kepentingan berbeda-beda,” sebutnya dalam pesan singkat.

Hilla menambahkan, meski berbagai persoalan yang dialami sebagai pimpinan sidang, ia memiliki strategi untuk mematahkan semua persoalan itu. “Strateginya adalah kita harus mementingkan kepentingan rakyat. Jika berbicara soal kepentingan rakyat, tidak ada lagi anggapan negatif tentang parlemen yang hobinya ribut-ribut saat rapat,” tegas Hilla.

Hillaberpendapat bahwa rakyat Indonesia membutuhkan figur yang mau bekerja keras dan memiliki perhatian kepada masyarakat kecil. Tugas ini tidak mudah sebab terkadang, wakil rakyat lebih mementingkan urusan pribadi atau partai ketimbang urusan rakyat. Bahkan kerap kali rakyat dibiarkan bingung ketika menghadapi masalah. “Kata wakil rakyat artinya parlemen mewakili rakyat, berpendapat atas nama rakyat, dan bekerja atas nama rakyat, bahkan dibayar dari uang rakyat.”

Kesadaran bahwa rakyat adalah fokus utama dalam sebuah parlemen, perempuan berdarah Manado-Tionghoa ini berusaha tampil dekat dengan rakyat.Hilla beberapa kali terjun langsung membantu dan melayani masyarakat khususnya masyarakat Sulut. Selain kasus Rafael, ia juga pernah membantu laporan seorang netizen di media sosial terkait ibu hamil yang meninggal di RSUmumProf. Kandou Manado, awalAgustus 2021 lalu.

Membaca peristiwa ini di media sosial, lulusan Washington University, Amerika Serikat ini mengutus tim untuk melakukan investigasi serta klarifikasi dari pihak rumah sakit. Hal ini sehubungan dengan tudingan adanya penelantaran pasien hingga meninggal dan pasien dinyatakan meninggal karena Covid-19.

“Kasus ini sensitif karena pasien dinyatakan Covid-19 dan ada dugaan diterlantarkan hingga meninggal,” tegasnya sambil menambahkan semua yang ia lakukan atas dasar kemanusiaan dan pro bono. “Saya sadar saya mewakili rakyat maka harus merakyat,” timpanya.

Bukan Dinasti Politik

Ketertarikan Hilla masuk dunia politik pertama-tama karena ingin mengikuti jejak politik dua orang tuanya Elly Engelbert Lasut (Bupati Kepulauan Talaud, Sulut periode 2019-2024) dan sang ibu (alm) Telly Tjanggulung (mantan Bupati Minahasa Tenggara periode 2008-2013).

Ayah dan ibu selalu mengajarkan Hillauntuk memiliki kepekaan kepada masyarakat kecil. Seingatnya sang ibunda pernah berpesan: andai ingin membantu orang mulailah dari hal-hal kecil. Tapi jika mengubah nasib orang, Anda harus menjadi pemimpin yang membuat kebijakan.Pesan ini begitu kuat bagi Hilla. Ia setuju untuk bisa merubah nasib rakyat tidak hanya berpendapat saja, tetapi harus terlibat menyusun kebijakan yang berpihak pada rakyat. “Saya harus duduk di parlemen, lembaga terhormat yang menyelenggarakan kebijakan bagi rakyat kecil.”

Dari kedua orang tua, Hilla belajar mengenal “politik tulus” tanpa embel-embel. Ia mengakui tak pernah berpikir untuk memperkaya diri sendiri. Nyatanya hingga saat ini ia tidak menampilkan diri sebagai orang hebat. “Orang sering berpikir saya hebat karena kedua orang tua. Tidak! Semua yang saya dapat ini tak lain perjuangan dan kerja keras saya. Orang tua hanya mendukung dengan doa,” cerita perempuan yang menyukai lagu-lagu Billie Eilish dan Cardi B.

Hillary Briggita Lasut/Dok. Ist

Hilla tak suka disebut anak hasil dinasti politik, karena merasa menjadi anggota dewan dengan cara demokratis. “Aku sih gak tegang, jadi diri sendiri aja,” kata Hilla yang meraih 70.345 suara dari dapil Sulut pada Pemilu 2019 lalu. Ia tegas menyebutkan, tidak ada gunanya membuat sensasi, apalagi besar kepala sebagai anak bupati.

Hilla mengakui jika mencari keuntungan berarti sedari dulu sudah memperkaya diri. “Seluruh kegiatan saya terpublish dan gaji saya untuk masyarakat Sulut. Saya tidak pernah mengambil gaji untuk kepentingan pribadi,” ceritanya. Sesuai ikrarnya, gaji tersebut kini diperuntukkan untuk penanganan Covid-19 di Sulut. Di awal menjabat sebagai anggota DPR RI, gajinya disumbangkan untuk beasiswa HBL Foundation Kementerian Informasi dan Komunikasi. Setiap anak peserta beasiswa mendapat 20 juta. “Kini beasiswa tersebut sudah mencakup 500 anak pada batch pertama. Sudah ada 50 siswa yang diwisuda,” ceritanya.

Dua Kebajikan

Kini, Hilla ditunjuk sebagai Komisi III DPR RI. Komisi ini merupakan salah satu yang kinerjanya paling disorot karena membidangi hukum.Sejak duduk di Komisi ini tahun 2019 lalu, Hilla memprioritaskan agar bisa menyelesaikan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang belum selesai dibahas oleh anggota DPR periode 2014-2019.“RKUHP itu belum selesai kemarin. Dan kini sudah ada pembahasan misal Undang-undang spesifik tentang cyber crime dan illegal fintech.

Sebagai anggota dewan, Hillary menyebutkan, disiplin dan kejujuran adalah dua kebajikan hidup yang melekat erat di sanubarinya bahkan dalam setiap doa-doanya. “Setiap kali berdoa, saya memiliki satu intensi khusus untuk Tuhan Yesus: semoga diberikat nikmat disiplin dan kejujuran. Sebab dua kebajikan hidup ini akan selalu digunakan kapan dan di mana saja,” demikian Hillary.

Profil:

TTL                : Manado, 22 Mei 1996
Orangtua        : Elly Engelbert Lasut
                        Telly Tjanggulung (alm)

Pendidikan

  • S1 Hukum di Universitas Pelita Harapan (2014)
  • S2 Hukum Internasional di Washington University, Amerika Serikat (2019)

Pekerjaan

  • Wakil Direktur Mall Lippo Group Jakarta
  • Anggota DPR RI

Penghargaan

  • Bunaken Teen Idol (2009)
  • Leadership Booth Camp Excelent Leader (2009)
  • Miss Manado International School (2009)
  • The Extemporaeous Speech Contest (2011)
  • Paskibra Kota Manado (2013)

Yusti H. Wuarmanuk

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini