Sekolah Pangudi Luhur Dapat Menjadi “Rahim” bagi Pendidikan Karakter

369
Yayasan Pangudi Luhur (YPL) merayakan pesta pelindung “ Maria dikandung tidak bernoda,” pada 8 desember 2021/FX Triyas Hadi Prihantoro

HIDUPKATOLIK.COM – SECARA serentak keluarga besar Yayasan Pangudi Luhur (YPL) merayakan pesta pelindung “Maria Dikandung Tanpa Noda”, pada 8 desember 2021.

Beberapa cabang merayakan sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan masing-masing. Seperti halnya cabang Semarang, Sub “Sutaman,” yang terdiri dari Kantor YPL, TK/SD Bernardus, TK/SD Gunung Brintik, dan SMP PL Domenico Savio.

Perayaan ini diawali dengan Misa kudus di Gereja Santa Maria perawan (SPM) Ratu Rosari Katedral Semarang dengan selebran Romo Herman Yosef Sutoro, didamping dua romo alumni  SMP PL Domenico Savio; Romo FX Suhanto dan Romo Alfonsus Ardi, SJ.

Sebelum Misa kudus dimulai Kepala kantor YPL Pusat, Br. Martinus T. Handoko dalam sambutan menyebutkan bahwa kita berkumpul di tempat ini dan wilayah masing-masing  dengan live streaming. Perayaan tahun ini seperti tahun lalu dari ketidakpastian karena pandemi. Tema hari ini adalah “Dalam perlindungan Bunda Maria, Kita bangun sekolah yang ramah anak, aman, nyaman dan sehat.”

Sekolah ramah anak adalah sekolah yang sehat, aman, dan nyaman bagi anak didik. Karena kita mendengar banyak sekolah yang kurang nyaman, maka hari ini menjadikan sekolah PL untuk bisa mengerti. Seperti contoh Bunda Maria melindungi anaknya Yesus sampai di kayu salib. “Bagaimaka kita sebagai pendidik YPL mendampingi anak-sebagaimana orang tua mempercayakan anak-anaknya kepada sekolah PL,” katanya.

Sebutnya lagi, “Marilah sikap peduli Bunda Maria, kita teladani dan diterapkan. Sehingga sekolah kita menjadi sekolah yang aman dan nyaman. Sebuah aktualitas kita sebagai penyalur kasih Allah kepada peserta didik yang ditipkan kepada kita,” pungkas Br, Martin.

Dalam khotbah Romo Herman mengawali dengan harapan sekolah PL dapat menjadi “rahim” dengan melahirkan pribadi-pribadi yang baik. Sehingga sekolah PL juga dapat  menjadi tempat panggilan untuk menjadi Imam, Bruder, Suster dan pemimpin yang baik. 

Sementara itu, Romo Alfonsus, sebagai lulusan Domsav 2005 menceritakan pengalamannya saat sekolah di SMP Domsav. Yang dapat dipetik sekolah Domsav karena kedisiplinan. Banyak aturan salah satunya tidak boleh bawa tipex serta banyak aturan lain. Banyak catatan dalam pelanggaran, yang dikumpulkan setiap akhir tahun. “Dari banyak peraturan menjadi pribadi disiplin, dan terbiasa saat masuk seminari. Bersyukur atas kehidupan di SMP dan akhirnya terpanggil menjadi Iman,” ucapnya.

Sedangkan Romo FX Suhanto, lulus Domsav tahun 1984. Sudah 40 tahun  dari pertama masuk gereja SPM Katedral ini saat tahun ajaran baru. Sudah 37 tahun lalu meninggalkan Domsav. Masuk Domsav menjadi sebuah berkat karena mendapat pendidikan yang berkualitas. Selama di Domsav setiap hari ada pekerjaan rumah sampai tidak bisa dolan.

Pengalaman pendidikan di Domsav menjadikan Romo Suhanto bisa lebih baik di seminari khususnya dalam hal pelajaran. Nilai rata-rata di semua pelajaran menjadi berkat bagi Romo Suhanto. Ada berkat tersendiri karena ketika ditanya dari sekolah mana, “Saya akan mengatakan dengan bangga dari Domsav,” ceritanya sambil menambahkan Domsav kualitas pendidikannya tidak tergantikan. “Terimakasih bapak/ibu guru yang telah membimbing. Berkat pendidikan di Domsav sungguh menjadi berkat,” pungkas romo Paroki Sambiroto Semarang.

Usai Misa semua Bruder, guru dan karyawan cabang Semarang melihat film drama musikal di sekolah masing-masing. Film dengan judul “Metamormosa,” berbuah lebih baik dan berubah lebih indah. Menggambarkan semangat Pendiri Kongregasi FIC dan PL dalam upaya terus-menerus mendidik dan membina generasi muda, melalui sosok Meta, Udi dan Luhur. Melewati masa-masa sulit,  mereka tetap bertumbuh dalam perhatian dan kasih Para Bruder FIC.

“ Para Bruder FIC, merekalah empu yang menempa jiwa-jiwa, menyiapkan masa depan anak-anak Pangudi Luhur yang lebih baik dan gemilang. Berkarya bagi Tuhan dan sesama, dengan persaudaraan sebagai ratu, dalam perlindungan Santa Perawan Maria yang Dikandung Tak Bernoda,” kata Ketua YPL Semarang, Br. Albertus Suwarto FIC.

Fx Triyas Hadi Prihantoro (Semarang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini