OMICRON, ANTARA ALFA DAN OMEGA

403
(Foto ini hanya ilustrasi)

HIDUPKATOLIK.COM – “Varian Omicron Mengepung Indonesia”, judul berita ini terpampang pada halaman pertama Harian Kompas 4 Desember kemarin. Omicron nama yang diberikan pada varian baru virus corona.

Pertama dilaporkan ditemukan di Afrika Selatan. Lalu menyebar sangat cepat ke begitu banyak negara Afrika. Menyusul juga ditemukan di Hong Kong, beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia.

Kompas mengabarkan beberapa negara tetangga sudah menemukan penderita dengan varian ini. Sejak  berita ditemukannya varian baru ini dan WHO menyatakan varian ini perlu diwaspadai, dunia telah dibuat panik.

Berita ini menghentak dunia. Terbukti saat itu pasar saham global pun sempat anjlok. Banyak negara langsung mengeluarkan kebijakan pengetatan terhadap kedatangan orang dari luar negeri. Mulai dari penambahan lama masa karantina sampai total menutup diri.

Indonesia sendiri memilih menambah masa karantina dari tiga hari menjadi tujuh hari, lalu selang beberapa hari kebijakan berubah lagi menjadi 10 hari. Bahkan 14 hari bila datang dari negara-negara tertentu yang sudah banyak terpapar varian ini.

Suasana pemberian vaksin beberapa waktu lalu di JCC. (Foto: Adhi Andono)

Dunia masih sangat trauma dengan efek varian Delta. Waktu itu, banyak negara termasuk Indonesia babak belur. Jumlah penderita yang membutuhkan perawatan jauh melebihi kapasitas rumah sakit. Tenda-tenda darurat didirikan di halaman rumah sakit untuk menampung sementara. Walau begitu, tetap banyak pasien yang terpaksa ditolak.

Ada beberapa kisah, bagaimana penderita diantar oleh keluarga dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, tak ada satupun dapat menerima dan akhirnya pasien meninggal di mobil atau ambulans.

Terjadi pula kelangkaan obat-obatan bahkan oksigen menjadi rebutan dan kalaupun ada, harganya melambung tinggi. Ketika pasien meninggal, baik   krematorium atau pemakaman  harus antri. Tidak ada satu kalangan pun dapat merasa aman. Entah miskin, entah kaya raya. Tua maupun muda. Orang biasa atau selebritas. Semua berpotensi tertular bahkan meninggal mengenaskan. Semua ini baru saja terjadi beberapa bulan lalu, tepatnya Juli kemarin.

Sejatinya Omicron bukan sebuah kata. Ini sebuah huruf urutan ke 15 dari abjad Yunani. Bersaudara dengan Alfa dan Omega, yang lebih familiar. Paling tidak setiap tahun, ketika Misa Malam Paskah, kita mendengar suara seruan: “Allah adalah Alfa dan Omega…”, saat romo memberkati Lilin Paskah.

Kita tahu, alfa adalah huruf pertama dan omega huruf terakhir. Allah adalah Alfa dan Omega, Dia mengawali segalanya, selalu menyertai, dan kelak Dia akan hadir pada akhir zaman, memulihkan dan mengumpulkan semua orang beriman, pengikut Kristus.

Dalam Kitab Wahyu 1:8 tertulis: “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan sudah ada dan akan datang, Yang Maha Kuasa.” Wahyu 21:6 lebih menguatkan: Firman-Nya lagi kepadaku: “Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega. Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.”

Tanpa disadari, penamaan varian virus corona menggunakan huruf-huruf Yunani, seperti Beta, Delta, Omicron, yang terletak antara alfa dan omega, ingin menegaskan bahwa semua terjadi  dalam penyertaan Allah.

Rasa cemas, kuatir, bingung, dan takut mungkin sudah muncul kembali. Namun kita ingat Allah akan selalu menyertai dan menjaga anak-anak-Nya. Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikeliling-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. (Ul. 32:10).

Apa yang Allah perbuat ketika bangsa Israel  berada di padang gurun ribuan tahun lalu adalah mendampingi dan menjaganya seperti biji mata-Nya sendiri. Hal yang sama pasti Allah lakukan bagi umat-Nya saat ini.

Dalam perjalanan hidup, kita pasti pernah mengalami satu peristiwa, saat kita di tengah keputusasaan, tangan Tuhan bekerja. Ketika kita merasa cemas, maka kita dapat mengingat-ingat, meresapi, merasakan kembali peristiwa itu. Sehingga iman kita kembali dikuatkan bahwa Dia tak pernah meninggalkan kita. Dia dekat menyertai kita. Perlindungan Tuhan memberi damai dan ketenangan sejati, karena kita yakin telah berada dalam lingkaran kasih-Nya.

Mari kita terus bersandar pada Allah yang penuh kasih, sambil tak lupa  menjalankan prokes secara ketat dan disiplin.

Fidensius Gunawan, Kontributor, Alumni KPKS Tangerang

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini