Romo Frans Kristi Adi Prasetya: OMK Pemeran Utama Tangguh Bencana

589
Romo Frans Kristi Adi Prasetya

HIDUPKATOLIK.COM – Berkolaborasi bersama mewujudkan cita-cita Gereja untuk hadir di tengah mereka yang menderita, Komkep KWI menjawab undangan  Karin untuk mewujudkan Paroki Tangguh Bencana dengan OMK sebagai pilar.  

Untuk pertama kalinya, Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI) mengikuti program Learning Event yang diadakan oleh Caritas Indonesia (Karina). Kegiatan tahun ini dilaksanakan di Palu, Sulawesi Tengah pada 26-30 Oktober 2021.

Dalam prosesnya, Komkep KWI, lewat kehadiran Sekretaris Eksekutif Komkep KWI, Romo Frans Kristi Adi Prasetya, semakin teryakinkan bahwa kesadaran untuk terlibat dalam emergency response bencana merupakan salah satu panggilan yang perlu disadari Orang Muda Katolik (OMK) di Indonesia. Panggilan ini begitu luhur karena seyogyanya panggilan pertama dan terutama adalah perbuatan kasih (Christus Vivit, 168).

Imam yang akrab disapa Romo Kristi ini mengisahkan begitu terkesan dengan keterlibatan orang muda dalam aksi kemanusiaan di Palu di mana mereka menjadi relawan di lapangan maupun konseptor. “Saya lihat kebanyakan orang mudalah yang terlibat di Caritas PSE Manado dan Karina terutama dalam eksekusi lapangan. Ini yang paling berkesan,” akunya.

Dari situ ia semakin yakin dengan apa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus bahwa benar orang muda jangan sampai kehilangan makna dan kemudaanya, sebab kemudaan adalah rahmat. Hal itu menjadi rahmat sebab orang muda sangat energetik, penuh warna, bakat, minat, dan potensinya menjadi semakin berkobar serta bermakna di dalam kehidupan ketika berkarya. “Para relawan muda ini tidak kehilangan kemudaannya ketika mereka terlibat langsung dilapangan membantu orang lain dengan aksi kemanusiaan. Justru kian berkembang. Mungkin kebanyakan dari mereka adalah korban, terutama OMK di Paroki St. Maria Palu. Mereka tidak hanya memikirkan diri mereka sendiri dalam situasi sulit namun tetap mau melayani orang lain. Nah, jangan sampai orang muda kehilangan rahmat kemudaan ini,” ucapnya haru.

Kian diteguhkan dengan kesaksian iman yang ia saksikan langsung di lapangan, didukung dengan fakta bahwa wilayah geografis Indonesia rentan dengan bencana, maka Komkep KWI berkomitmen menguatkan sinerginya dengan Karina untuk membentuk OMK Tangguh Bencana. Program ini sedang dalam proses pematangan bersama dengan Karina sekaligus menggandeng Komkep dan Caritas PSE di tiap keuskupan.

Konsep besarnya, guna membentuk OMK Tangguh Bencana akan diadakan pelatihan dan pendampingan orang muda yang memiliki minat khusus pada bencana dan ingin terlibat langsung dalam aksi kemanusiaan. Nantinya pengaderan ini akan membawa orang muda menjadi relawan bahkan fasilitator. Untuk itu, OMK Tangguh Bencana adalah orang muda yang dibekali Karina agar nantinya menjadi relawan tanggap darurat dan menguasai ketrampilan dasar dalam emergency response di tingkat paroki maupun keuskupan. “Harapan ke depan, mereka bisa berkarya lintas keuskupan dalam membantu ketika bencana terjadi,” tuturnya.

Kelahiran 22 September 1981 ini juga optimis, OMK Indonesia akan menyambut baik program ini. Menilik pada hasil data survei yang dibuat Komkep KWI bulan Maret tahun 2021dengan salah satu pertanyaan mengenai perwujudan iman yang diimplementasikan OMK dalam tindakan nyata. Terlihat dari 2.400 responden, lebih dari 50% orang muda mengaku telah melakukan aksi kemanusiaan di masa pandemi, umumnya bersama komunitas. Ini menujukkan bahwa OMK masih memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap mereka yang terdampak pandemi. Gerakan OMK Tangguh Bencana ini akan menjadi lahan garapan untuk menggali aset kepekaan orang muda dan membantunya tumbuh subur. Untuk itu, Romo Kristi melihat, OMK yang terjun dalam gerakan ini akan mendapat dua hadiah, yakni memperoleh rahmat kebahagiaan sejati buah dari melayani orang lain yang paling lemah dan membutuhkan serta memiliki bekal ketrampilan emergency response. “Dalam perjalanan mendampingi orang muda, saya kira betul kita harus memiliki keyakinan terhadap orang muda bahwa mereka adalah unik, anak Allah, yang memiliki potensi luar biasa untuk mengasihi melalui talentanya,” tandas imam tahbisan tahun 2009 ini.

Felicia Permata Hanggu/Karina Chrisyantia

HIDUP, Edisi No. 46, Tahun ke-75, Minggu, 14 November 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini