HIDUPKATOLIK.COM – Pandemi Covid-19 tidak boleh menghilangkan kreatifitas kita! Nasihat ini disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada saat membuka Kreasi Virtual Katolik Indonesia (KVKI), 2 Oktober 2021, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) yang diikuti oleh 34 Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Propinsi. Nasihat Presiden secara lengkap seperti ini: “Pandemi memang membatasi mobilitas dan juga aktifitas kita secara masal tapi tidak boleh menghilangkan kreatifitas kita. Kita harus tetap semangat dan produktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dengan memanfaatkan cara-cara baru, menggunakan media baru yang bisa melibatkan banyak orang tapi tetap aman dari penyebaran covid 19”.
Presiden memberi nasihat demikian karena memang sejak dilanda pandemi Covid-19, kita sepertinya kaku, tidak dapat berbuat sesuatu, banyak hal tidak dapat berjalan semestinya oleh karena takut tertular Covid-19. Tempat ibadat menjadi sepi karena tidak didatangi oleh umat beriman lantaran takut tertular atau menularkan Covid. Begitu pun sekolah, kantor, tempat usaha, tempat wisata. Singkatnya semua tempat yang memungkinkan kerumunan menjadi sepi, karena jika ada kerumunan, orang takut ditulari Covid-19.
Keadaan umum ini, berpengaruh terhadap keadaan sosial kemasyarakatan, budaya, ekonomi dan hahkan iman umat beriman. Contoh pengaruh positif dari pandemi Covid-19 adalah adanya ruang baru yang digunakan untuk sekolah yaitu zoom meeting. Kita tidak pernah membayangkan ruang seperti ini untuk sekolah atau pertemuan atau kegiatan lainnya. Pandemi Covid-19 ternyata mempengaruhi kreatifitas manusia sampai menemukan ruang baru bagi aktifitasnya.
Contoh lain pengaruh positif dari pandemi adalah masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat, akibatnya masyarakat mulai memperhatikan secara sungguh-sungguh hal-hal yang memungkinkan hidup sehat seperti olah raga dan kebersihan. Ada juga sisi negatif dari pandemi Covid-19 terhadap kehidupan kita. Salah satu contoh pengaruh negatif dari pandemi ini adalah Covid-19 menghalangi kita untuk melaksanakan banyak program yang telah direncanakan. Pesparani II yang telah kita rencanakan untuk dilaksanakan pada tahun 2020 di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) batal lalu ditunda dua kali yakni tahun 2021 dan tahun 2022 oleh karena pandemi Covid-19. Kita berharap semoga tahun depan situasi semakin baik sehingga dapat melaksanakan Pesparani II di NTT.
Animo berpesparani
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo pada waktu acara pembukaan kegiatan KVKI, demikian pun pengurus LP3KN dan LP3KD. Pengurus LP3KN dan LP3KD berpandangan bahwa keadaan Covid-19 ini hendaknya tidak memadamkan semangat Pesparani yang sudah mulai tumbuh dalam diri umat beriman. Oleh karena itu perlu ada cara baru yang dimanfaatkan untuk memelihara dan mengembangkan semangat Pesparani yang sudah bertumbuh sambil tetap memperhatikan protokol kesehatan agar tidak menyebarkan Covid-19.
Dari pandangan mereka ini kemudian lahirlah kegiatan KVKI yang berlangsung pada 2 – 28 Oktober 2021 dengan tema “Persaudaraan Insani di tengah Pandemi”. Ketua Panitia KVKI, Albertus Susetyo Edi Prabowo pada acara pembukaan KVKI mengatakan bahwa KVKI ini merupakan kreatifitas umat Katolik untuk menampung dan menyemangati animo berpesparani yang mulai dirasakan di berbagai LP3KD.
Kegiatan KVKI meliputi lomba Cerdas-Cermat Rohani kategori anak dan remaja, lomba Tutur Kitab Suci kategori anak, lomba Mazmur Tanggapan kategori anak, remaja, orang muda dan orang dewasa, serta seminar. Rangkaian kegiatan ini dibuka dan ditutup dengan perayaan Ekaristi dan seremoni. Kita patut bergembira oleh karena banyak pihak menyambut baik, mendukung dan terlibat langsung dalam kegiatan ini sehingga berjalan baik dan lancar.
Pihak-pihak itu adalah Presiden, Wakil Presiden, para Menteri, Ketua KWI dan para uskup, gubernur, bupati/wali kota, tokoh Katolik dan masih banyak yang tidak mungkin kita sebut satu per satu di tempat ini. Kita bertanya, “Mengapa kegiatan ini didukung oleh mereka?” Biasanya jika ada kegiatan yang berpengaruh positif bagi banyak orang pasti didukung oleh banyak pihak. Jika demikian, kita bertanya lagi, “Manakah aspek positif dari KVKI sehingga banyak pihak mendukung kegiatan tersebut?”
Apabila kita memperhatikan secara saksama sambutan-sambutan dari Presiden, Wakil Presiden, dan mereka yang lain yang disampaikan entah pada waktu seremoni maupun selama kegiatan KVKI, kita akan mendapat banyak sisi positif yang diungkapkan oleh mereka. Ternyata para pemberi sambutan mengapresiasi kegiatan ini dengan menunjukkan hal-hal positif dari kegiatan ini. Menurut mereka, tema kegiatan KVKI “Persaudaraan Insani di Tengah Pandemi” merupakan bukti bahwa umat beriman Katolik peka terhadap situasi bangsa, dan turut berpartisipasi untuk menyelamatkan bangsa ini dari wabah Covid-19.
Kepekaan dan keikutsertaan kita untuk menyelamatkan bangsa ini merupakan wujud nasionalisme kita. Apalagi kegiatan KVKI ini ditutup pada tanggal 28 Oktober yang mengingatkan kita akan peristiwa Sumpah Pemuda dan terlaksananya kegiatan webinar pada 27 Oktober 2021 dengan tema “Warga Katolik untuk Indonesia” semakin menyatakan identitas kita sebagai warga negara yang mencintai bangsa.
Pilihan menutup kegiatan KVKI pada hari Sumpah Pemuda tentu mengingatkan kita sekaligus mengajak kita untuk terus mengusahakan persatuan bangsa dan tanah air. Inilah salah satu wujud kepedulian kita sebagai warga negara terhadap tanah air.
Bentuk Persaudaraan
Kegiatan virtual ini mengungkapkan satu bentuk persaudaraan umat beriman Katolik dengan sesama warga lainnya. Bayangkan saja seandainya kegiatan ini dilaksanakan secara langsung di satu tempat, semua peserta lomba, panitia dan para pendamping peserta lomba hadir di tempat itu, tentu menciptakan suatu kerumunan masa yang berakibat bertambahnya penularan Covid-19. Namun, oleh karena rasa persaudaraan begitu kuat dalam diri kita maka kegiatan ini kita laksanakan secara vitual.
Melalui kegiatan virtual ini secara tidak langsung kita menjaga sesama warga lainnya dari penyebaran Covid-19. Inilah wujud konkret solidaritas, cinta kasih, rasa persaudaraan kita terhadap sesama di tengah pandemi.
Rasa nasionalisme dan persaudaraan yang ditumbuhkembangkan melalui kegiatan KVKI ini merupakan perwujudan iman kita. Iman akan Yesus Kristus yang berbelas kasih yang mendorong kita untuk mewujudkan nilai-nilai yang baik itu dalam kehidupan bermasyarakat.
Sadar akan pentingnya iman, maka kita perlu terus-menerus memelihara iman kita agar semakin melimpah nilai-nilai baik dari kita untuk kehidupan bermasyarakat. Kegiatan KVKI ini merupakan salah satu sarana bagi kita untuk memupuk iman. Melalui kegiatan ini kita menggali kekayaan iman yang ada di dalam Kitab Suci lalu kita ungkapkan keakayaan iman itu dalam bentuk cerdas-cermat, tutur Kitab Suci dan bermazmur.
Kegiatan yang mendapat apresiasi dari banyak pihak ini memberi banyak hal positif bagi Gereja dan bangsa. Oleh karena itu kita ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah turut menyukseskan KVKI. Hendaknya kegiatan baik ini diteruskan di waktu mendatang dengan persiapan dan pelaksanaanya secara lebih baik lagi sehingga mendatangkan semakin banyak sisi positif bagi Gereja dan bangsa.
Kita perlu melibatkan banyak pihak yang berkompeten untuk menyebarluaskan kegiatan seperti ini agar nilai-nilai luhur dari kegiatan seperti ini semakin dirasakan oleh banyak orang. Proficiat kepada para pemenang lomba. Sampai jumpa pada Pesparani II di Kupang pada tahun 2022.
Romo John Rusae, Sekretaris Komisi Liturgi KWI/salah satu Ketua LP3KN
HIDUP, Edisi No. 44, Tahun ke-75, Minggu, 31 Oktober 2021