Mengapa yang disebut Bapa Segala Bangsa adalah Abraham, bukan St. Yosef

5287
Ilustrasi Abraham (kiri) dan St. Yosef (kanan). (Dok. Wikipedia)

HIDUPKATOLIK.COM Mengapa yang disebut bapa segala bangsa adalah Abraham, bukan Santo Yosef, sebab St. Yosef adalah juga seorang bapak dan sekaligus bapak dari Yesus? Terima kasih, Romo Kris!
Donata, Depok

Kita menyimak apa yang ditulis dalam Kitab Kejadian, “Namamu bukan lagi Abram melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa… engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa” (Kej. 17:5-6). Konteks yang menyertai adalah diadakannya perjanjian antara Allah dengan Abraham, dan dengan perjanjian tersebut dia dikukuhkan Allah sebagai bapa segala bangsa. Dia akan menjadi bapa dari keturunan sebanyak bintang di langit dan pasir di lautan, tak terhitung jumlahnya (Lih. Kej. 15:5). Maka Paulus pun menuliskan, “Abraham adalah bapa kita semua” (Rom. 4:16).

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari kenyataan Abraham sebagai bapa kaum beriman. Iman menunjuk pada relasi khas dan khusus antara Allah dengan manusia, sehingga letak manusia ditempatkan kembali dalam relasinya dengan Allah, dalam proses pemulihan kehidupan manusia sebagai citra Allah. Benar Kristuslah yang menuntaskan karya pemulihan tersebut, sehingga kita menjadi milik-Nya, namun dikatakan, “Jikalau kamu milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham” (Gal. 3:29). Karya penyelamatan oleh Yesus Kristus dilandaskan dan diawali dengan penerimaan akan relasi khas dan khusus manusia dengan Allah, berkat iman Abraham. Abraham adalah bapa kita semua di dalam iman di hadapan Allah. Tidak mengherankanlah kalau Abraham dihormati dalam tradisi agama-agama semitik, sehingga Yahudi, Kristiani dan Islam menyebutnya sebagai bapa kaum beriman.

Gereja Katolik tentu sangat menghormati St. Yosef, bahkan menetapkannya sebagai pelindung Gereja. Yosef oleh Gereja ditempatkan sebagai yang kedua, setelah Maria. Letak peran penting Yosef tidak bisa dipisahkan dari misteri penjelmaan Allah Putera, bahwa Dia adalah Immanuel, Allah beserta kita. Karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus melibatkan peran Yosef sebagai ayah bagi Yesus, yang ikut mendidik, menemani, mengasuh dan membesarkan Yesus, dalam perannya sebagai ayah, suami dan kepala keluarga. Peran ini tiada duanya, tak terbandingkan, bahkan oleh Abraham sekalipun. Ketika memberi perutusan kepada Yosef, Allah pertama-tama memberinya peran sebagai suami bagi Maria dan ayah bagi Yesus, Yesus dan Maria dipercayakan kepadanya (Lih.Mat. 1:18-25). Peran tersebut dijalankannya dengan setia dan rendah hati, termasuk saat kelahiran di Bethlehem, pengungsian di Mesir dan kehidupan di Nazaret.

Peran St. Yosef ada dalam misteri penjelmaan, sebagai bagian dari sejarah keselamatan Allah. Namun sejarah keselamatan tersebut yang ditandai dengan perjanjian dilandaskan pada iman, dan itu pertama-tama adalah iman Abraham. Maka iman sebagai landasan dasar hidup semua umat manusia, ciptaan, ditempatkan dalam peran dan figur Abraham. Kita tidak hendak mempersaingkan Abraham dengan Yosef, namun keduanya memiliki peran khas dan unik, yang walaupun tidak bisa dipisahkan namun tetap bisa dibedakan satu sama lain. Keduanya pemeran penting dan besar dalam sejarah keselamatan Allah.

Abraham adalah bapa segala bangsa, karena iman. Karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus memang diwujudkan kepada segala bangsa, seluruh umat manusia. Di sini Yosef dipanggil sebagai ayah bagi Yesus, bukan bapa segala bangsa. Betapapun Maria dikatakan sebagai bunda segala bangsa, hal itu terkait dengan statusnya sebagai Bunda Allah, dan juga kepercayaan yang diberikan Yesus kepada Bunda-Nya untuk menjadi bunda bagi para murid-murid-Nya (Lih. Yoh. 19:26-27), akan tetapi hal tersebut tidak ditempatkan pada St. Yosef sebagai bapa bangsa. Peran Yosef tidak kalah mulia dengan peran Abraham, sedangkan Maria memiliki peran yang paling istimewa di antara semua umat manusia.

Maka mengapa Abraham menjadi bapa segala bangsa, karena memang itulah panggilan yang dianugerahkan kepadanya dari Allah, sedangkan St. Yosef mendapatkan panggilan istimewa sebagai ayah dari Yesus dan suami Maria, serta kepala keluarga Nazaret, yang terlibat besar dalam mendidik serta membesarkan Yesus.

HIDUP NO.27, 4 Juli 2021

 

Romo T. Krispurwana Cahyadi, SJ 
(Teolog Dogmatik)

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini