Menghidupkan Firman Tuhan untuk Selamanya

433
Romo Albertus Purnomo, OFM

HIDUPKATOLIK.COM – Melalui pemungutan suara dalam acara Pertemuan Nasional (Pernas) Lembaga Biblika Indonesia (LBI), Romo Albertus Purnomo, OFM, akrab disapa dengan Romo Pur, terpilih sebagai Ketua LBI Periode 2021 -2025, 31/08.

Romo Pur lahir di Muntilan 3 Februari 1977. Ia mengucapkan kaul kekal di Ordo Fransiskan tahun 2004 di paroki Santo Paskalis Cempaka Putih serta ditahbiskan menjadi Imam tahun 2006 di Paroki St. Paulus Depok.

Berikut petikan singkat ketika HIDUP menghubungi Romo Pur melalui Whatsapp, 1/09.

Dewan Pimpinan LBI Periode 2021 -2025 (Dok. LBI)

Bagaimana harapan Romo Pur kedepannya?
Verbum Domini manet in aeternum (Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya). Kutipan dari surat pertama Petrus ini (1 Pet. 1:25) tertera dalam logo Pontifical Biblical Institute di Roma. Firman Tuhan harus tetap hidup dan berkembang di tengah perkembangan zaman, teristimewa di bumi Indonesia ini. Itulah yang menjadi harapan sekaligus motivasi saya ketika diberi mandat untuk menjadi Ketua LBI.

Bagaimana LBI akan berperan dalam Gereja Katolik?  
Sekarang, LBI sudah berusia 50 tahun. Dan selama itu, LBI telah banyak membantu dan melayani umat katolik di Indonesia untuk semakin mencintai, mempelajari dan mengambil inspirasi untuk hidup dari Kitab Suci.

LBI diberi mandat oleh KWI pertama-tama untuk melayani kerasulan Kitab Suci yang diadakan di setiap keuskupan-keuskupan. Jadi, posisi LBI pertama-tama adalah pelayan yang siap sedia membantu setiap kegiatan kerasulan Kitab Suci. LBI adalah fasilitator yang berusaha semaksimal mungkin membantu umat untuk memperkembangkan iman umat sehingga sampai kepada Allah melalui firman TUHAN di dalam Kitab Suci.

Memang selalu ada tantangan dan halangan yang akan terus kami hadapi berkenaan dengan kerasulan Kitab Suci di Nusantara ini. Tetapi, ada hal yang menggembirakan dan membanggakan, yaitu bahwa trend untuk membaca, mempelajari dan mengambil inspirasi dari Kitab Suci semakin hari semakin meningkat.

Di beberapa kota besar, banyak muncul sekolah-sekolah atau kursus-kursus Kitab Suci. Di Jakarta, misalnya, ada Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) Santo Paulus di Tebet dan cabangnya di Alam Sutra. Di Bandung terdapat KPKS Santo Hieronimus. Juga di beberapa paroki terdapat kursus-kursus singkat tentang Kitab suci. Selanjutnya, tidak sedikit komunitas-komunitas dalam gereja Katolik yang mendasarkan kegiatan dan aktivitasnya dari Kitab Suci.

Ini sebuah kabar gembira. Dan apa yang dinubuatkan Nabi Yesaya (Yes.40:6-8) dan diulang oleh Santo Petrus dalam suratnya, bahwa Firman Tuhan tetap selama-lamanya, tampaknya telah menjadi kenyataan. Firman TUHAN nyatanya tetap hidup dalam setiap studi dan pengajaran Kitab Suci di berbagai tempat. Lebih daripada itu, trend ini sebenarnya juga merupakan perwujudan amanat Konsili Vatikan II dalam dokumen Konstitusi Dogmatis Dei Verbum. Kita berharap semoga trend ini terus berkembang. Sebab, dalam Kitab Suci, umat beriman memperoleh sumber kehidupan spiritual mereka.

Sebagai Ketua LBI, apa pesan romo untuk umat Katolik? 
Saya akan mengutip pernyataan penting dari Dei Verbum artikel 21 “Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh Gereja, yang–terutama dalam Liturgi suci–tiada hentinya menyambut roti kehidupan dari meja sabda Allah maupun Tubuh Kristus, dan menyajikannya kepada Umat beriman.” Bukan hanya dalam Tubuh Kristus (atau Sakramen Mahakudus) kita menerima roti kehidupan, tetapi juga dari Sabda Allah. Maka dari itu, marilah kita tetap setia membaca, mempelajari Kitab Suci dan menerapkan dalam hidup sehari-hari agar firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.


Laporan: Karina Chrisyantia 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini