Berkati Rumah Unio, Mgr. Mandagi: Imam Projo Dihormati Bukan karena Gelar dan Kegantengannya

547
Mgr. P.C. Mandagi, MSC (kedua dari kiri) memimpin Misa pemberkatan Rumah Unio Merauke, Jumat, 27/8/2021. (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

HIDUPKATOLIK.COM – USKUP Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC dalam Misa pemberkatan Rumah Unio Projo Keuskupan Agung Merauke (KAMe), Jumat, 27/8/2021, mengajak umat Merauke bersyukur karena pembangunan gedung ini tidak bisa terlaksana  tanpa campur tangan Tuhan. Ia berharap, rumah  ini tidak tinggal sebagai sebuah gedung semata tetapi dalam rumah ini terjadi cinta kasih, persaudaraan, persatuan khususnya di kalangan imam-imam projo KAMe yang akan mendiami rumah ini.

Salah satu bagian dalam gedung Unio diperciki dengan air suci. (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

“Rumah Unio ada kaitannya dengan imamat. Rumah Unio mau menegaskan kembali makna panggilan  dan perutusan para imam. Datang ke tempat ini mengingatkan kita  akan mulia dan hebatnya panggilan seorang imam,” ujar Mgr. Mandagi.

“Seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, Allah memanggil kita bukan melakukan  apa yang cemar  melainkan apa yang kudus.  Panggilan seorang Kristiani secara khusus panggilan seorang imam  adalah melaksanakan apa yang kudus.  Karena itu para imam dihormati dan disanjung oleh umat bukan karena gelar dan gantengnya tetapi karena melaksanakan apa yang kudus. Kekudusan itu tampak dalam kehidupan para imam,” tuturnya.

Mengutip kata-kata Paus Fransiskus, menurut Mgr. Mandagi,  seorang imam harus memiliki kasih, pengampunan dan berbelas kasih. “Perutusan seorang imam tidak gampang, senantiasa banyak godaan dan ancaman. Meskipun ada ancaman tetapi Tuhan  senantiasa menolong para imam,  asal para imam rendah hati dan tidak sombong,” tutur Uskup Agung yang juga Administrator Apostolik Keuskupan Amboina, Maluku ini.

Bagaimana Tuhan menolong para imam? Mgr. Mandagi mengatakan, dengan mengajak mereka hidup dalam persaudaraan,  hidup dalam komunitas, hidup dalam unio dan komunio. “Inilah  minyak yang dibutuhkan para imam, supaya panggilan itu bagaikan lilin yang tetap bernyala,” timpalnya. Menurutnya, seorang imam diosesan perlu memiliki karakter yang tidak saling mempersalahkan, menghancurkan tetapi saling mendukung, saling berdoa dan menasehati.

Pastor Johanes Juenmo Kandam sebagai penanggung jawab rumah Unio ini, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Mgr. Mandagi, sejak diangkat menjadi Uskup Agung Merauke, secara konkret memperhatikan para imam projo dengan membangun Unio  menjadi satu di kompleks Keuskupan. Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada Sr. Ambrosia Nainggolan, KYM yang berberan besar dalam proses pendirian gedung ini.

Pastor Johanes Juenmo Kandam (Foto: Helen)
Sr. Ambrosia Nainggolan, KYM (Foto: Helen)

Gedung yang terletak di belakang Wisma Uskup Keuskupan Agung Merauke tersebut memiliki 17 kamar tidur, kamar mandi dalam  dilengkapi AC, kasur, dan ruang rekreasi, serta perpustakaan.

Hadir dalam Misa peresmian ini, antara lain para imam, biarawan-biarawati, karyawan-karyawati Keuskupan dan para seminaris Seminari Pastor Bonus KAMe.

Suasana saat ramah-tamah (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

Helen Yovita Tael (Merauke, Papua)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini