HIDUPKATOLIK.COM – 1Tes. 3:7-13; Mzm. 90:3-4,12-13,14,17; Mat. 24:45-51
TIDAK perlu diragukan lagi Santo Paulus adalah seorang pewarta yang sangat handal. Semangat pastoralnya menjadi teladan bagi siapapun juga. Kata-kata Paulus selalu mengalirkan inspirasi bagi setiap jemaat. Mengapa demikian? Karena dalam diri Paulus kita bisa meliha seorang pribadi beriman yang bertumbuh dan berkembang dalam pelayanan yang ia lakukan. Banyak orang menyibukkan diri dalam aneka macam pelayanan. Tidak
jarang yang sudah mengobarkan materi, waktu, tenaga dan segala yang ada pada dirinya.
Apakah hal itu salah? Pasti tidak, malahan kita bisa mengatakan, untuk itulah kita dipanggil oleh Allah menjadi alat-Nya untuk mewartakan Injil Kerajaan Surga. Tetapi ketika pelayanan kita menjadi terlalu berat, tidak membuahkan hasil atau bahkan mendatangkan keluh kesah dan beban berat bagi hidup kita, sering kali orang menyerah. Mereka menyerah karena putus asa dan merasa gagal berkepanjangan bahkan relasi-relasi yang mereka miliki menjadi berantakan. Hal itu disebabkan karena pewartaan mereka berorientasi pada hasil. Hasil yang diharapkan pun menurut perhitungan manusia dan dunia.
Santo Paulus menunjukkan seorang pewarta harus terbuka dan bertumbuh pada pribadi-pribadi yang ia layani. Hal itu sangat tampak dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Dinamika jemaat di Tesalonika menjadi semangat hidup Paulus, menjadi sumber suka citanya. Bukan keuntungan duniawi dan meteri yang dihadapkan oleh Paulus tetapi hidup
jemaat yang betul-betul hidup dalam kasih persaudaraan dengan Allah dan sesama.
Romo Josep Ferry Susanto , Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Imam Keuskupan Agung Jakarta