Ziarah Marcia Francescana: Mereka Bernyanyi, Menari, dan Tertawa Sambil Berjalan Kaki Berkilo-kilo Meter

221
Peserta Ziarah Marcia Francescana di depan Basilika Maria degli Angeli di Kota Assisi, Italia.

HIDUPKATOLIK.COMSepanjang perjalanan, mereka tidak hanya berbagi makanan dan minuman, tetapi juga berbagi kisah hidup mereka. 

MARCIA Francescana adalah sebuah peziarahan dengan berjalan kaki selama sepuluh hari bagi kaum muda Katolik yang berumur sekitar 18 sampai 32 tahun dengan tujuan akhirnya yaitu gereja Portiuncula di Basilika Maria degli Angeli. Mereka biasanya berangkat pada 24 Juli dan tiba pada 2 Agustus sehingga dapat merayakan Pesta Pengampunan dari Assisi (Il Perdono d’Assisi) atau Indulgensi Portiuncula. Setiap tahun ribuan anak muda bergerak dari seluruh penjuru Italia dan Eropa.

Dalam perjalanan menuju Portiuncula, mereka juga mengunjungi katedral, tempat suci dan makam santo-santa. Peziarah dari Italia Utara, misalnya, biasanya akan singgah di Gunung La Verna di mana Santo Fransiskus Assisi memperoleh stigmata. Tidak hanya tempat suci, mereka juga dapat merasakan secara langsung alam ciptaan Tuhan. Rute yang ditempuh peziarah bervariasi tergantung dari mana mereka berangkat. Namun, umumnya mereka mengambil rute yang menawarkan panorama alam yang indah. Kehujanan, berjalan di atas lumpur, dan tidur di padang menjadi momen yang normal bagi mereka. Karena itu, perbekalan pencinta alam harus mereka bawa..

Marcia Francescana bukanlah semata-mata perjalanan rekreatif atau refreshing. Ini adalah perjalanan yang selalu dimaknai secara spiritual. Sebab, dalam setiap langkah menuju Portiuncula, mereka akan diarahkan untuk menemukan pencerahan bagi hidup rohani mereka dari berbagai pengalaman selama perjalanan itu. Untuk itulah, bagi mereka sangat diperlukan pendamping rohani yang kebanyakan adalah para Fransiskan atau suster Fransiskanes.

Dalam sejumlah kesaksian dari mereka yang berpartisipasi dalam Marcia Francescana ini, sukacita dalam kasih persaudaraan menjadi kesan dominan mereka. Sepanjang perjalanan, mereka tidak hanya berbagi makanan dan minuman, tetapi juga berbagi kisah hidup mereka, entah pengalaman sukacita yang memunculkan harapan maupun pengalaman pahit yang memberikan pelajaran hidup. Mereka bernyanyi, menari, dan tertawa sambil berjalan kaki berkilo-kilometer.

Makna dan pengalaman spiritual dari Marcia Francescana tidak hanya ditemukan ketika mereka sampai di tujuan akhir yaitu gereja Portiuncula, melainkan justru dalam perjalanan sepuluh hari tersebut. Mereka mengalami Allah yang hadir dalam diri peziarah lain, diri mereka yang sempat berpapasan di jalan dan tentunya dalam alam semesta dan ciptaan Tuhan lainnya. Dalam Marcia Francescana, mereka seakan-akan berdoa bersama Fransiskus Assisi “Deus Meus et Omnia” (Tuhanku dan segala).

Romo Albertus Purnomo, OFM (dari berbagai sumber)

HIDUP, Edisi No. 30, Tahun ke-7, Minggu, 25 Juli 201

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini