TARIAN DAUD DAN “AUTHENTIC HAPPINESS”

833

HIDUPKATOLIK.COM – TEMAN saya bercerita, suatu waktu dia mengikuti sesi hipnoterapi dan diminta untuk mengingat hal yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Dengan susah payah dia berusaha mengingat dan tidak juga menemukannya. Beberapa menit berlalu, dia tiba-tiba teringat akan hobinya di masa muda, dia “merasa” bahagia saat karaoke dan menari-nari bersama teman-temannya di masa itu.  Kemudian proses hipnoterapi pun dimulai, beberapa saat kemudian dia diminta kembali untuk mengingat kejadian paling membahagiakan dalam hidupnya. Seperti film cepat yang diputar, muncul gambaran-gambaran terlintas mulai dari masa kecil, remaja dan berhenti pada moment dia menerima komuni pertama dan dia menangis sejadi-jadinya.

Hal yang sangat sederhana dan jauh dari dugaan dia, terlintas pun bahkan tidak. Bagaimana mungkin dia menemukan kebahagiaannya pada sebuah hosti, yang setiap minggu dia terima dalam Misa. Padahal selama ini dia berusaha mencari kebahagiaan dengan berbagai cara dan upaya, bahkan telah menghabiskan berapa banyak biaya untuk menemukan kebahagiaan. Terkadang pikiran atau perasaan hanya membawa kebahagiaan pada hal yang ada dipermukaan saja.

Seberapa banyak orang setiap harinya mencari kebahagiaan. Ada yang bilang saya akan bahagia kalo menikah. Yang lain mengatakan saya akan bahagia jika saya punya rumah bagus, mobil mewah, traveling setiap bulan ke luar negeri dan masih banyak lagi definisi bahagia dalam berbagai versi manusia. Jika diperhatikan lebih dalam, definisi kebahagiaan yang diungkapkan oleh sebagian besar orang adalah kebahagian yang berasal dari luar dirinya. Kebahagiaan sesaat yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh membuat hidup menjadi bahagia. Kebahagiaan yang dicari di luar diri biasanya bersifat sementara dan ada kecenderungan menimbulkan ketergantungan dan keterikatan baru.

Dalam psikologi positif ada sebuah konsep yang sangat penting tentang kebahagiaan, yaitu authentic happiness. Konsep kebahagiaan di sini bukan sekadar mencari kebahagiaan dalam arti kesenangan yang dangkal dan sementara, tetapi kebahagiaan sejati sebagai tujuan akhir, yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Kebahagiaan autentik tidak perlu dicari ke mana-mana karena kebahagiaan itu ada di dalam diri.

Tarian Daud

Cerita teman saya di ruang hipnoterapis mengingatkan saya akan Tarian Daud yang kontroversial, terjadi ketika tabut Allah dipindahkan ke Yerusalem. Saking gembiranya Daud menyambut tabut Allah, dia menari dengan sepenuh hati dan tanpa malu-malu, dia menanggalkan segala kebesarannya sebagai raja dan menghinakan diri seperti budak. Tarian Daud adalah ungkapan penghormatan dan sukacita Daud atas kehadiran Allah di tengah rakyatnya.

Sebagaimana Daud bergembira dan bersuka cita akan kehadiran Allah, itulah yang terjadi dengan teman saya saat menerima Komuni Pertama, dia merasakan suatu kebahagiaan sejati di dalam dirinya karena kehadiran Allah. Dia mengalami kesatuan yang sangat intim dalam kasih Tuhan di momen Komuni Pertama. Kejadian di ruang hipnoterapi  menyadarkannya kembali bahwa tidak ada satu manusia atau hal apapun di dunia ini yang dapat terus menerus mengisi kebahagiaan authentic di dalam dirinya seperti yang Tuhan lakukan baginya.

Kebahagiaan sudah ada di dalam dirinya, tidak perlu lagi dicari ke mana-mana, yang diperlukan hanya bersikap seperti Daud, rela merendahkan diri di hadapan Allah dan menyambut kehadiran-Nya dengan sukacita dan sepenuh hati.

Bila roh Allah ada di dalamku, ku kan menari sperti Daud menari .. ku kan menari … ku kan menari … ku kan menari sperti Daud menari.


Fellicia Fenny S, Kontributor 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini