Pengalaman Pertama, Rabu Abu “Online” SMP Pangudi Luhur Domeico Savio Semarang

145
Ibadat Rabu Abu SMP Pangudi Luhur Domeico Savio Semarang, Rabu, 17/2/2021.

HIDUPKATOLIK.COM – SEBUAH agenda liturgis tetap tidak boleh berhenti guna membuktikan sebagai umat beriman. Demikian halnya dalam perayaan Rabu Abu untuk mengawali Masa Prapaskah, Aksi Puasa Pembangunan (APP), Rabu (17/2/21) umat Katolik biasanya ikut dalam perayaan Misa. Namun dikarenakan masa pandemi, Misa kudus di gereja dibatasi sesuai protokol kesehatan.

Demikian pula warga SMP Pangudi Luhur Domeico Savio Semarang, yang biasanya ada Misa kudus bersama di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosasio Suci, Katedral Semarang. Kamarin harus melaksanakan Ibadat Rabu Abu  tahun 2021 dengan tema “Bertumbuh dalam Kristus berbuah dalam hidup,” secara terbatas,  virtual (online).  Dilaksanakan tiap kelas bersama wali kelasnya dengan tajuk “Doa Rabu Abu.”

Dengan hikmat, para siswa-siswi mengikuti ibadat.

Sesuai waktu yang disepakati secara massal semua warga sekolah sebanyak 33 (tiga puluh  tiga) kelas. Mulaiu jam 08.00 WIB melaksanakan Ibadat Rabu Abu melalui aplikasi office 365, dan cannelnya sudah dibuat oleh para wali kelas.  Sebelumnya teks urutan doa sudah disiapkan oleh Sie Rohani (Katolisitas) sekolah dalam bentuk Power Point Text (PPT) dengan 17 slide, dikolaborasikan dengan aplikasi Youtube untuk selingan lagu yang hendak digunakan. Doa Rabu Abu yang didaraskan bersama, menjadikan keseragaman materi sama. Pengembangan penyampaian tergantung inovasi wali kelas, dengan membagi tugas kepada warga kelas.

Lagu “Hanya Debulah Aku,” mengawali Ibadat Rabu Abu virtual, rata rata pelaksnaan berdurasi satu jam dan ada yang lebih. Seperti yang disampaikan Wali Kelas 7D, Yosef Henri Wibisono, pelaksnaan di kelasnya melebihi waktu satu jam.  Pada dasarnya semua siswa di kelasnya mengikuti ibadat dengan hidmat dan antusias menjawab pertanyaan. “Sempat molor waktu mulainya karena anak-anak  belum lengkap dan akhirnya memang tidak lengkap. Hanya  25 anak saja yang ikut dari 32 julah siswa, sehingga saat melaporkan kegiatan termasuk terlambat,” ucap guru IPS ini.

Siswi kelas VIIE, Bernadetha Gloria Kyarani mengatakan doa Ibadat Rabu Abu secara online merupakan pengalaman yang pertama. Pelaksanaan Rabu Abu tadi bisa memaknai di Masa Prapaskah ini,dan mengingat asal dan tujuan hidup, manusia yang berasal dari debu dan kembali menjadi debu setelah kematian.

Sebagai umat Katolik, Masa Prapaska dengan puasa diawali dalam pemberian abu di dahi, seperti lagu pembukaan yang dinyanyikan saat doa. ”Untuk pengalaman doa Rabu Abu dilaksanakan online tetap menarik sebagai bentuk penghayatan dan aktualisasi hidup. Cuma dalam pelaksanaan sering tidak lancar karena ada kendala di jaringan,” pungkas umat paroki Sendangguwo, Semarang ini.

F.X. Triyas Hadi Prihantoro (Kontributor, Semarang)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini