Ketika Hidup Bagaikan Bawang Merah

466
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga

HIDUPKATOLIK.COM – SAYA adalah seorang ibu rumah tangga, aktivitas sehari-hari saya tidak lain pasti ada di sekitar ruang dapur. Ruang dapur di rumah saya tercinta terdapat meja makan kecil dan tersambung dengan ruang tamu yang kecil pula, kata orang rumah ini tipe minimalis. Bagi saya ruang dapur dengan meja makan adalah salah satu ruangan untuk berkumpul keluarga, yaitu saya dan keluarga bisa makan sambil saling berbagi cerita apa pun. Saya tidak pandai masak atau sangat suka masak tetapi saya bisa belajar masak untuk keluarga …. Dikit-dikit I can lah….

Bawang merah adalah salah satu bumbu yang harusnya ada di dapur dan teman masak saya setiap hari. Tanpa bawang merah masakan yang dibuat terkadang kurang sedap, kurang wangi dan kurang rasa. Bawang merah adalah bumbu yang berbentuk umbi dan bisa ditanam pada daerah dengan iklim tropis. Saya sangat bersyukur karena negara kita bisa punya banyak bumbu-bumbu dapur yang sangat istimewa, termasuk bawang merah. Anda pernah melihat atau tahu tentang bawang merah?

Bagi saya bawang merah adalah sesuatu karena bila diperhatikan, bawang merah itu mempunyai banyak hal-hal tersembunyi yang bisa dipelajari. Saya mencoba untuk mengupasnya sedikit.

Tahukah anda bahwa kulit bawang merah itu bila dicampur dengan air bisa digunakan untuk membasmi atau mengusir kutu, serangga yang ada pada tanaman?

Tahukah anda bila kita mengupas bawang merah terkadang mata bisa terasa perih dan membuat kita ingin menangis?

Tahukah anda bahwa bawang merah juga bisa di tanam kembali  sehingga bisa tumbuh menjadi tanaman bawang merah kembali?

Tahukah anda bila bawang merah dimakan baik dimasak atau tidak dimasak bisa menambah citra rasa masakan tersebut?

Coba anda bayangkan bila nasi uduk tanpa taburan bawang merah goreng atau sate kambing tanpa sambal kecap manis dan potongan bawang merah…. Hmmmm… bagi saya kurang sedap rasanya.

Bawang merah bila terlihat dari luar, bisa saja terlihat sangat bagus dan menarik tetapi bila saya cermati lagi dengan teliti ternyata  tanaman bawang merah ini, bila pada saat di panen kurang kering  atau kurang panas dalam proses penjemurannya  maka umbi bawang merah ini bisa pelan-pelan busuk , lama-lama akan jadi kering dan meninggalkan kulitnya saja.

Anda bisa saja kecewa bila ketika ingin memasak dan menemukan bawang merah yang tersimpan itu hanya tinggal kulitnya saja alias kopong atau kosong. Kulit bawang merah ini bukan hanya terdiri dari satu lapis dan umbi bawang merah ini terbentuk dari lapisan-lapisan tetapi bisa juga  bawang merah itu  kosong sehingga tidak bisa digunakan untuk memasak lagi….

Begitu pula dengan jalan hidup saya dan mungkin anda juga… mirip dengan bawang merah…. Kulitnya bagus , umbi bawang merah itu juga terlihat sangat bagus tetapi tidak ada yang tahu apa yang ada di dalamnya. Rapuhkah?

Saya percaya bahwa Tuhan telah menciptakan setiap pribadi dengan talenta dan bakat untuk bekal menjalani kehidupan ini dengan baik.

Setiap orang bisa mengusahakan sesuatu dengan baik untuk tujuan yang baik pula bila itu semua direstui oleh Sang Pencipta.

Jalan hidup setiap orang pastilah tidak mudah, ada canda , ada tangis dan ada kebahagiaan. Setiap pribadi bisa memilih sendiri jalan kehidupan yang diinginkan, walaupun hasil akhirnya belum tentu sesuai dengan yang diinginkan.

Ketika bawang merah itu bisa menjadi penambah selera dalam suatu masakan maka saya merasa bahwa saya atau pun anda  juga bisa menjadi  berkat atau pemberi kebahagian untuk sesama ataupun lingkungan yang ada disekitar kita.

Idealnya setiap pribadi bisa menciptakan suatu kebahagiaan bagi orang lain dan menjadi pembawa kebaikan dimana pun anda berada.

Tidak mudah oiiiii… tetapi apakah bisa dicoba? Ketika bawang merah itu akan menjadi busuk dan menuju kopong, bagi saya hal itu bisa menggambarkan suatu keadaan di mana saya terlalu jatuh dalam suatu kemarahan atau kekesalan yang tak habis-habisnya sehingga merugikan diri saya sendiri, mungkin karena belum bisa mengampuni atau memaafkan orang yang pernah menyakiti hati saya atau saya belum bisa menerima dan berdamai dengan diri saya sendiri.

Saya berharap tidak akan sampai  seperti  bawang merah yang kopong itu karena saya percaya Tuhan tidak akan pernah terlambat menolong dan akan selalu siap sedia mengangkat saya bila terjatuh. Karena dalam setiap hubungan suatu pertemanan atau pelayanan saya atau pun anda mungkin akan mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan,  dituduh macam-macam atau mendengar suara-suara yang menjatuhkan semangat sehingga timbul suatu keputusan untuk tidak mau melayani atau terlibat lagi dalam suatu pelayanan.

Lepaskanlah semua itu dan terimalah dengan sukacita karena semua yang saya dan anda lakukan adalah untuk suatu tujuan yang baik dan biarlah tangan Tuhan yang membimbing  serta  menyempurnakan semuanya.

Be Happy …… Ups sudah waktunya ke dapur…. yuk masak…..

Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga

 

 

 

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini