Suster Celestine, ADM: Tidak Ada Sekat yang Memisahkan Kami

313
Sr. Celestine, ADM

HIDUPKATOLIK.COM – MENAPAKI perjalanan panggilan tentu mengalami suka dan duka. Tantangan yang dihadapi adalah ujian yang memurnikan panggilan suci. “Yesus yang mengorbankan darah mulia-Nya membuat saya merasa berharga dan dicintai Tuhan. Cinta inilah yang membuat saya setia dalam perjalanan panggilan membiara selama 25 tahun,” ungkap Suster Celestine, ADM tersenyum

Bersama Suster Bernadine, ADM, suster asal Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) merayakan pesta perak hidup membiara tahun ini. Selain mensyukuri pesta perak membiara kedua suster ADM, Misa Syukur ini juga merayakan Pengesahan Tarekat ADM ke-130 dan prasetia pertama delapan Suster ADM.

Setelah menyelesaikan kuliah di Universitas Sanata Darma Yogyakarta dan mengikrarkan kaul kekal pada 2003, bungsu dari tujuh bersaudara ini mendapat tugas perutusan di Lospalos, Timor Leste. Saat itu Timor Leste baru saja memisahkan diri dari Indonesia dan membangun negara baru. Suster Celestine mendapat tugas mengajar agama Katolik di sebuah SLTP di sana. Kelahiran Solor 29 Oktober 1969 ini mesti belajar bahasa Tetun, bahasa daerah rakyat Timor Leste

Kehadiran suster ADM laksana oase yang menyegarkan rakyat Timor Leste. “Murid-murid saya sangat banyak. Ada 800 siswa satu sekolahnya. Mereka bersemangat belajar agama Katolik. Itulah yang membuat saya bersemangat mengajar mereka,” kenang suster yang memilih moto kaul kekal “Segala perkara dapat kutanggung hanya di dalam  Dia yang menguatkan aku” (Filipi 4:13) ini

Selain mengajar agama di sekolah, pengagum Bunda Teresa dari Kalkuta, India dan Santo Yohanes Paulus II ini juga mengajar sekolah minggu ke desa-desa.   Para suster menyalurkan sumbangan dari luar negeri yang sangat dinantikan penduduk desa.

Ketika hari kemerdekaan Timor Leste, sebagai warga negara Indonesia, Suster Celestine ikut merayakan dengan gembira  upacara bendera dan perayaan Misa syukur atas kemerdekaan  negara Timor Leste. “Tidak ada sekat yang memisahkan kami. Meski bangsa dan tanah air yang berbeda,  saya hadir dan melebur bersama penduduk setempat,” kenang suster yang kini berkarya sebagai Kepala Sekolah SD Pius Bakti Utama Kebumen ini. Pengalaman dua tahun di Bumi Lorosae (2003-2005) adalah pengalaman indah yang tak terlupakan. Suster Celestine bersyukur dapat hadir bagi sesama yang sungguh-sungguh membutuhkan uluran kasih dan perhatiannya.

Misa syukur perayaan ini dipimpin Romo Ignatius Aria Dewanto, SJ  di Gereja Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta, Kamis, 24/9/2020.

Ivonne Suryanto, Kontributor

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini