Banyak Kucing Terlantar di Jalan-jalan Ibu Kota, Ini yang Dilakukan Dian

172
Lambertha Dian Permata Tukan

HIDUPKATOLIK.COM – HATI Lambertha Dian Permata Tukan, akrab dipanggil Dian, selalu tersentuh tatkala melihat bagitu banyak kucing terlantar di jalan-jalan Ibu Kota Jakarta. Sebagai volunteer street feeding, Dian tidak kuasa untuk tidak menolong hewan-hewan itu. Kata Dian, kecintaan dengan hewan sudah terbentuk sejak ia kecil. Di antara mereka bersaudara, ia satu-satunya yang memiliki perhatian terhadap hewan. Ketika memasuki usia kuliah, ia sempat ingin menjadi dokter hewan, namun hal itu tidak terwujud. Meski begitu, keinginan untuk merawat hewan masih tetap besar di dalam dirinya.

Ada beberapa pengalaman menarik Dian dengan hewan. Pernah, ia bertemu dengan anjing galak dan mendekatinya, kemudian berbicara seraya menatap mata anjing itu. Dengan sendirinya anjing menjadi jinak. Ada pula kisah ia dan teman-temannya berkunjung ke Kebun Bintang Ragunan, Jakarta Selatan. Ia melihat monyet dan menyapanya, dan monyet itu turun untuk menyalaminya. Dan, ketika teman-temannya melakukan hal yang sama, monyet tersebut tidak memberikan respons serupa.

Aktivitas sebagai street feeding mulai Dian lakukan tahun tahun 2016. Saat itu, ia mulai memiliki akun Instagram dan mendapati banyak orang yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk merawat hewan. Ia pun berinisiatif melakukan sesuatu dengan cara sederhana, membawa botol berisi cat food dan memberi makan tiap kucing yang ia temui di sepanjang perjalanannya menuju tempat kerja. Perlahan-lahan, aktivitas ini menjadi rutinitas tersendiri dalam hari-harinya. Tidak hanya memberi makan, ia juga membersihkan telinga kucing dan merawatnya kalau ada yang terserang flu. Semangat ini membuatnya harus rela membawa tas ukuran besar berisi cat food, minyak Flores, kapas, tisu basah dan kering untuk merawat hewan di jalan.

Tahun 2019, Dian mulai membagikan kisahnya melalui postingan di media sosial pribadi. Postingan mengenai aktivitas street feeding, merawat hewan dan cerita seru seperti ada kucing yang hamil di rumahnya, mendapatkan banyak respons positif dari orang-orang yang berada dalam jaringan media sosialnya.

Namun, tantangan mulai menerpa ketika pendemi merebak di bulan Maret 2020 lalu. Kondisi mulai berubah dan penghasilannya pun berkurang, sedangkan kucing di jalanan semakin bertambah. Alhasil, ia mencari akal dengan mencari donatur. Ia pun berkenalan dengan jaringan yang mau membantu memberikan makanan kucing selama dua bulan berturut-turut dalam jumlah yang banyak. Tak hanya itu, setelah dua bulan, ia kembali harus mencari donatur lain dan memilih untuk menggunakan media sosialnya untuk terkoneksi dengan donatur. Meski bekerja sama dengan donatur berarti ia harus lebih rajin lagi melakukan street feeding, Dian mengaku sangat gembira. Ia pun tidak keberatan untuk lebih sering memposting kegiatannya untuk memberikan laporan kepada para donatur.

Karena pendemi ini pula, niat baik Dian mendapatkan beberapa sindiran atau pandangan yang aneh dari orang-orang yang membandingkan antara manusia dan hewan. Tapi Dian tidak mengambil hati semua respon tersebut. Ia menghargai perspektif yang tidak sama dengannya. Lagipula, masih banyak pula orang yang mendukungnya.

Banyaknya pengalaman dan sukacita yang ia alami selama hampir empat tahun ini, membuat Dian ingin terus melakukan aktivitas street feeding, meski pun ia tahu akan banyak tantangan ke depan.

Dian juga berpesan kepada sesama orang muda yang ingin memelihara hewan, agar merawat dengan benar hewan-hewan tersebut. Bukan hanya untuk senang-senang, saat hewan tersebut lucu. Sedangkan bila sudah tidak sehat, tidak lucu lagi dan mulai galak dan agresif karna didikan yang salah, hewan tersebut dibuang. Dan, bagi orang muda yang tidak memiliki hewan atau tidak suka dengan hewan, setidaknya tidak menyiksa hewan tersebut dan tidak memadang remeh pada para street feeding, seperti dirinya.

Angela Januarti, Kontributor

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini