Martir Berumur 19 Tahun Diangkat Jadi Beato

133
Beato Joan Roig y Diggle, dibeatifikasi di Barcelona, Spanyol| Dok. Vatican News

HIDUPKATOLIK.COM— Beato Joan Roig y Diggle adalah salah satu dari hampir 2000 martir Perang Saudara Spanyol yang dihormati di Gereja. Dalam konflik kekerasan yang melanda Semenanjung Iberia antara tahun 1936, ratusan laki-laki dan perempuan sipil – orangtua baik tua dan muda bersama dengan puluhan imam dan suster, dan bahkan para uskup, dibunuh karena kebencian terhadap iman, juga semata-mata karena kasih mereka kepada Kristus.

Joan Roig y Diggle lahir pada 12 Mei 1917 di Barcelona (Spanyol). Akibat masalah ekonomi, pada tahun 1934, bersama dengan keluarganya, ia harus pindah ke kota El Masnou di mana, selain bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ia bergabung dengan Federación de Jóvenes Cristianos de Cataluña (Federasi Orang Muda Kristen Cataluña), di mana ia menjadi Direktur.

Meskipun waktunya banyak tersita untuk bekerja dan belajar ditambah dengan kesehatan yang buruk, ia tetap mempertahankan kehidupan spiritual yang intens seperti partisipasi sehari-hari dalam Misa Kudus, meditasi dan praktik kesalehan, serta pendalaman doktrin sosial Gereja (ASG).

Para sahabat dan imam yang mengenalnya pada tahun-tahun itu mengenangnya sebagai seorang pemuda dengan kebajikan dan transparansi batin yang luar biasa, dengan kehidupan spiritual yang intens dan halus serta kesadaran yang jelas tentang masalah-masalah sosial dan tanggung jawab kaum awam dalam kehidupan masyarakat.

Selama penganiayaan agama pada Juli 1936, ruang pertemuan Federación de Jóvenes Cristianos dihancurkan dan gereja dibakar. Beberapa bulan kemudian, pada malam antara 11 dan 12 September, beberapa anggota milisi membawanya dari rumahnya. Kata-kata terakhirnya kepada ibunya adalah, “Tuhan beserta saya.”

Beberapa jam kemudian, Joan Roig y Diggle dibawa ke pemakaman Santa Coloma de Gramanet (Spanyol). Milisi telah memutuskan untuk mengeksekusinya. Ketika mereka mengarahkan senapan ke arahnya, ia seraya mengucapkan kata-kata pengampunan untuk para algojonya. Saat mereka menembak, Joan berteriak, “Hidup Kristus Raja.” Beato Joan Roig y Diggle baru berusia 19 tahun saat ia memberikan hidupnya untuk Kristus.

Sebuah model kehidupan Kristen

Joan Roig y Diggle, dibunuh “dalam odium fidei” selama Perang Saudara Spanyol, dan dibeatifikasi pada hari Sabtu, 7/11. Melansir Vatican News, 7/11. Misa Beatifikasi dirayakan oleh Uskup Agung Barcelona, Kardinal Juan José Omella y Omella. Ia menyebut martir berusia 19 tahun itu sebagai saksi kelemahlembutan.

Dalam homilinya, Kardinal Omella menanyakan apa yang dapat kita pelajari dari kesaksian Beato Joan Roig. “Joan Roig bisa menjadi teladan kehidupan Kristiani baik bagi kaum muda maupun dewasa dalam masyarakat kita,” ujarnya. Kesaksiannya dapat membangkitkan dalam diri kita keinginan untuk mengikuti Kristus dengan sukacita dan kemurahan hati. Lebih lanjut Kardinal Omella berkata, “Persahabatan yang dalam dengan Tuhan, doa, kehidupan Ekaristi dan semangat kerasulan dari Beato Joan Roig, akan mempersatukan kita lebih banyak dengan Kristus dan Injil-Nya.”

Mengakhiri homilinya, ia memberikan sebuah tantangan: “Marilah kita berani, seperti Joan, untuk berakar kuat di dalam Kristus, untuk menawarkan kasih Allah Tritunggal kepada saudara dan saudari kita. Marilah kita, seperti yang diberitakan Injil hari ini, benih yang baik yang menghasilkan buah yang berlimpah.” Sembari Kardinal Omello mengingatkan umat beriman, “Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia akan selalu berada di sisi kita untuk berbagi dengan kita kehidupan-Nya yang telah bangkit.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini