Seminari Menengah St. Yohanes Vianney Sintang: Selalu Minta Pertolongan Tuhan

306

HIDUPKATOLIK.COM Musibah bukan sesuatu yang direncanakan. Tidak ada satupun orang  yang menginginkan terkena musibah. Terkadang memang manusia sudah berusaha untuk mencegahnya namun musibah kerap datang tanpa diudang. Hal ini disampaikan oleh salah satu formator di Seminari Menengah St. Yohanes Vianney, Keuskupan Sintang, Pastor Yohanes Fery, CM.

Selasa 15 September 2020 berdasarakan surat no : 003/IX/1/YMV/2020, Seminari Sintang mengabarkan ada beberapa seminaris yang terpapar virus Covid 19 dan saat ini harus mendapatkan perawatan secara intensif di Rumah Sakit Rujukan Ade Moh. Djoen, Kabupaten Sintang untuk memulihkan kondisi mereka.

“Awalnya ada lima seminaris yang sakit dan salah satunya gejalanya indera penciuman tidak berfungsi. Selebihnya, gejala ringan seperti flu, batuk, demam dan sebagainya. Kemudian kelima anak tersebut dibawa ke dokter. Langsung diajurkan untuk swab. Kalau tidak salah Sabtu mereka tes swab, lalu besok harinya kami semua (seminaris, karyawan, formator) tes swab, kemudian menyusul 25 seminaris yang terpapar. Hari Selasanya ada sembilan seminaris yang sakit dan gejalanya mirip yakni flu, sakit tenggorkan, demam. Setelah di tes, ternyata enam seminaris yang positif. Jadi sekarang total 36 seminaris yang sakit. Semoga tidak bertambah,” jelas Pastor Fery saat dibuhungi melaui telepon oleh hidupkatolik.com, (16/9)

Menurut Pastor Fery, awalnya semua seminaris sudah di tes swab dan hasilnya negatif maka itu mereka tetap belajar di Seminari. Kemungkinan ada ada kontak dengan luar entah itu orang luar yang masuk ke seminari. Hal ini dimungkinkan karena mengingat, semua formator, pembina dan karyawan setelah di tes hasilnya negatif.

“Tentu kami merasa harus mendekatkan diri dengan Tuhan, bagaimanapun kekuatan itu berada di tangan Tuhan. Kejadian ini juga memngingatkan kami  sebagai komunitas, sebagai pribadi dalam menghadapi masalah, kami harus tetap tenang, minta pertolongan Tuhan juga kami bersyukur bahwa banyak umat yang mendoakan kami,” ungkap Pastor Fery.

Untuk sementara, sistem belajar pengajar di Seminari diberhentikan. Hanya para seminaris tetap diminta tetap tingagal. Pihak seminari tidak memulangkan para seminaris ke keluarga mereka, karena lebih membahayakan. Walaupun orangtuanya sangat khawatir tetapi jika para seminaris ini dipulangkan justru lebih berbahaya.

Bagi Pastor Fery dalam suasana duka, bantuan, rahmat Tuhan itu bekerja lebih cepat, ketika terpisah oleh jarak, tapi ikatan hati semakin erat, banyak orang membantu secara luar biasa. “Untuk broadcast yang telah beredar, kami tidak pernah membuat itu. Maka kami turut membuat surat resmi dan mencantumkan nomor rekening resmi jika ada yang berkenan membantu,” tambah Pastor Fery.

Mewakili Seminari Sintang, Pastor Fery sangat bersyukur atas dukungan dan doa dari semua pihak. Ia juga menyarankan setiap pihak ataupun komunitas dapat belajar dari pengalaman dan lebih waspada.

Karina Chrisyantia

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini