Suster Bertha Marina Lumbantobing, SOSFX: OBAT AMPUH Covid-19

300
(Dok. Pribadi)

HIDUPKATOLIK.COM HATI Suster Bertha Marina Lumbantobing, SOSFX berbinar-binar dan penuh syukur. Ia terbebas dari virus korona (Covid-19). Ketika korban pandemi Covid-19 memuncak di Italia beberapa waktu lalu, tujuh suster asal Indonesia dinyatakan positif.  Suster Bertha Maria, sapaannya, menjadi salah satu yang terjangkit virus mematikan ini. “Terima kasih atas doanya. Saya sudah seratus persen sehat dan bisa bekerja seperti biasa,” ujar suster dari Kongregasi Oblat Santo Fransiskus Xaverius (Oblate di San Francesco Saverio/SOSFX) ini.

Suster Bertha Maria saat ini berkarya sebagai perawat di komunitasnya di Ariano Irpino Avelino, Italia. Saat itu, ketika Covid-19 menjangkiti tubuhnya, ia sempat merasa masuk dalam “lorong gelap”. Ia diisolasi mandiri selama 14 hari di rumah induk biara. Hatinya makin terpukul, saat muder pemimpin biara akhirnya meninggal karena virus itu. Kesedihannya bertambah, ketika imam yang biasa melayani di biara juga pergi selamanya.

Namun, suster yang mengikrarkan kaul kekal tahun 2010 ini tak kehilangan harapan dan iman untuk sembuh. Dalam kesendiriannya, tak putus-putusnya ia memanjatkan doa. Tak hanya untuk kesembuhan dirinya tapi juga untuk rekan-rekannya asal Indonesia yang positif Covid-19. “Selama diisolasi, pengobatan terus berjalan oleh dokter yang merawat saya. Saya mengikuti setiap petunjuk dokter yang merawat saya itu,” tuturnya.

Selain pengobatan medis, Suster Bertha Maria juga menjalani “pengobatan” lain yang juga sangat menentukan. Ia berusaha tenang dan tidak panik. Nyatanya, pengobatan ini sangat membantu untuk meraih kesembuhan. “Tidak perlu panik. Covid-19 ini bisa disembuhkan. Cuma perlu ketenangan hati dan pikiran. Hanya dengan diri kita yang tetap tenang, akan menjadi obat yang ampuh bersama dengan obat medis,”paparnya.

***

(Hariwibowo)

Maria Nonong Dodo

Seratus Tahun!

MISA khusus yang dipersembahkan Kepala Paroki Santo Servatius, Kampung Sawah, Bekasi, Romo Yohanes Wagiya Wartaya Winangun, SJ menjadi kado teristimewa bagi Maria Nonong Dodo. Ia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-100, 28 April 2020 lalu. Warga Lingkungan Maria Fransiska ini pun dengan hikmat mengikuti Misa secara daring. Bahagianya kian membuncah. Hari itu, ia menerima komuni kudus langsung yang diantar ke rumahnya.

Beberapa anggota Dewan Paroki Harian pun menyambanginya. Ia diberi kado spesial berisi lilin, rosario, Kitab Suci, dan salib. Selama ini, Uwa Nonong, begitu warga Servatius menyapanya, tidak pernah absen mengikuti Misa dan kegiatan ibadat lain di gereja. Hanya saja karena wabah ini, ia tidak bisa lagi datang ke gereja. Tak jarang, ia lebih dahulu tiba di gereja dari pada koster.

Uwa Nonong bukan orang asing bagi umat paroki. Kesetiaannya menjadi teladan bagi banyak umat. Di usia yang sudah satu abad ini, ia masih rajin membaca Kitab Suci dan berita paroki mengandalkan kacamata tebalnya. Daya ingatnya masih kuat. Cuma penglihatan dan pendengaran mulai berkurang. 

Ketika ditanya, rahasia untuk tetap sehat, ia berujar, “Yang penting enak makan, bukan makan enak.” Pada perayaan satu abad usianya ini, ia berkata, “Tuhan, saya sudah sangat bahagia, saya siap dipanggil sekarang.” Ia pun berharap wabah ini cepat berlalu supaya ia bisa kembali hadir rutin di gereja yang Oktober 2020 nanti akan merayakan usia ke-124 tahun.

Hasiholan Siagian

HIDUP NO.24, 14 Juni 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini