HIDUPKATOLIK.COM HIDUP manusia sesungguhnya merupakan sebuah ziarah panjang yang bermula dan kemudian berakhir di dalam ruang dan waktu. Jika ziarah dipahami sebagai upaya mendekatkan diri pada Pencipta, maka sepanjang hidup, kapan dan di mana pun manusia sebagai pribadi, terus melakukan ziarah. Lebih dari pada itu, manusia dianugerahi hasrat untuk berziarah secara bersama-sama dalam kelompok atau komunitas. Sebuah hasrat kolektif untuk menjejaki tempat-tempat (suci) yang diyakini memiliki kaitan dengan pembentukan dan perkembangan iman yang terpatri dalam sejarah.
Hasrat untuk berziarah telah menjadi bagian dari kehidupan umat Kristiani selama berabad-abad. Banyak tempat-tempat di Tanah Suci yang dipercaya memiliki kaitan erat dengan masa kehidupan Yesus di dunia, berikut tokoh-tokoh dan peristiwa sebelum dan sesudah Kristus sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci. Inilah yang mendorong ratusan ribu peziarah menyusuri jejak suci setiap tahunnya.
Membaca buku ini, pembaca akan menemukan tidak hanya kilas balik sebuah kisah perjalanan penulis sebagai seorang peziarah, tetapi lebih dari pada itu, pembaca dibawa masuk ke dalam kisah yang menghadirkan kembali nuansa, peristiwa yang sudah lama berlalu serta tokoh-tokoh suci yang secara fisik sudah tidak ada lagi menjadi aktual saat ini.
Diawali dengan paparan tentang kronologi sejarah Bangsa dan Tanah Israel, penulis mengajak pembaca untuk memasuki peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Tanah Suci sejak 7.000 tahun Sebelum Masehi. Selajutnya pembaca diajak untuk menyusuri sejumlah peristwa yang terjadi di Mesir, terutama menyangkut kelahiran dan panggilan Musa, perjalanan bangsa Israel di padang gurun, perisitwa besar di Gunung Sinai, ditutup dengan detik-detik terakhir dalam hidup Musa di Gunung Nebo. Pada bagian berikutnya, perhatian pembaca langsung dipusatkan pada kisah hidup dan karya Yesus hingga kelahiran Gereja Kristus pada peristiwa Pentakosta.
Seluruh alur kisah dalam buku ini mengalir dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dicerna dan diresapi pembaca dari segala lapisan. Sebuah kenangan akan peristiwa besar (dan suci) digambarkan, dan kemudian disempurnakan dengan kedalaman makna yang lahir dari refleksi mendalam dan dimaknai secara tuntas oleh sang penulis.
Narasi-narasi yang dikemas sedemikian dalam buku ini, sekaligus mengajak pembaca mengenal dan menyadari diri sebagai seorang peziarah. Bahwasanya, seorang peziarah perlu menyadari setiap peziarahannya sebagai sebuah perjalanan suci bertemu dan mengalami kembali peristiwa-peristiwa iman, di mana Yang Ilahi berjumpa dan menyapa umat manusia lewat tokoh, peristiwa dan tempat-tempat tertentu dalam sejarah.
Selain membantu persiapan pribadi maupun komunitas-komunitas yang sedang berencana melakukan ziarah ke Tanah Suci, paparan buku ini sangat bermanfaat bagi pembaca yang belum atau tidak memiliki rencana ziarah ke Tanah Suci. Buku ini bisa menjadi semacam “jendela” untuk melihat seperti apa tempat-tempat yang biasa dikunjungi oleh para peziarah, sambil ikut berefleksi tentang tokoh-tokoh dan peristiwa yang terkait dengan tempat-tempat tersebut. Membaca buku ini membuat kita seperti sedang berziarah sejenak sambil ditemani oleh sejarah.
Herman Bataona,CMF
HIDUP No.21, 24 Mei 2020