SEABAD LOLEK

169
googleimage

HIDUPKATOLIK.COM POLANDIA telah melewati pe­­nga­laman teramat pahit selama berabad-abad karena dijajah oleh negara-negara tetangga secara bergantian. Namun masa-masa pedih ini justru menjadi pemantik kokohnya karakter iman rakyat Polandia. Dalam situasi yang teramat suram dan gelap itu, mereka tidak pernah menyerah. Tidak! Justru rakyat (baca: umat Katolik Polandia yang hampir 100% Katolik)  semakin mendekatkan diri kepada Bunda Maria. Tidak heran, Bunda Yesus ini mendapat tempat yang teramat istimewa di hati umat Katolik Polandia.

Bagi rakyat Polandia, satu-satunya kekuatan yang takkan pernah terpatahkan oleh ke­­bengisan penjajah, terutama rezim Ko­mu­nisme yang ingin menghancurkan iman mereka,  adalah iman kepada Kris­tus, melalui perantaraan Bunda Maria. Doa Rosario merupakan ungkapan iman mereka, bahwa Bunda Maria ha­dir ber­sama mereka, menemani, dan me­lin­du­ngi mereka dalam masa-masa tersuram bangsa Polandia.

Karol Jozef Wojtyla yang tak lain adalah Paus Yohanes Paulus II, di masa kecilnya dipanggil Lolek, sedari dalam kandungan ibundanya, Emilia Kaczorowska telah ber­devosi kepada Bunda Maria. Bahkan sang ayah, seorang tentara, Letnan Karol Wojtyla Sr., telah menanamkan dalam diri Lolek, agar senantiasa berdevosi kepada Bunda Maria. Maka, tak mengherankan jikalau kelak, ketika Uskup Agung Kra­kow kemudian terpilih menjadi Paus, moto yang dia pilih adalah Totus Tuus. Moto yang sesugguhnya terinspiasi dari ungkapan Bunda Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah pa­da­ku menurut perkataanmu itu.” Paus Yo­hanes Paulus II menggembalakan Gereja dari tahun 1978 hingga 2005. Dalam se­luruh langkah penggembalaannya, ia menjadikan Maria sebagai inspirasi hidup­nya secara total. Totalitas Bunda Maria sejak dipilih menjadi Bunda Tuhan hingga ber­diri di kaki Salib, menjadi teladan sejati baginya.

Semasa hidupnya, Pa­us Yohanes Paulus II tak pernah lepas dari butir-butir Rosario. Run­tuh­nya Komunisme baik di negara kelahirannya Polandia, Jerman, dan Uni Soviet, santer di­se­­but tak lepas dari pe­ngaruh Paus yang telah me­ngunjungi 129 negara di dunia selama masa ke­pausannya. Konon, ke­­ti­­­ka untuk pertama ka­­linya ia mengadakan kun­jungan pastoral ke Po­landia tahun 1979, rezim Komunisme di Kremlin, Uni Soviet sampai tidak bisa tidur nyenyak. Antusiasme rakyat Polandia yang menyambut kedatangannya di bumi kelahirannya bagaikan lautan manusia, telah mencemaskan rezim berkuasa.

Senin, 18 Mei 2020 ini adalah hari ulang tahun kelahiran Lolek yang ke-100 alias satu abad. Ada banyak jejak-jejak sejarah yang telah dibuatnya sebagai Pengganti Takhta Petrus maupun pemimpin dunia pada zamannya. Di antaranya, Paus pertama yang bukan Italia setelah Paus berdarah Belanda, Paus Adrian VI (1522-1523); Paus terlama kedua yang memegang Takhta Petrus di zaman modern setelah Paus Pius IX (1846-1878); Paus tercepat yang dijadikan santo terhitung sejak wa­fatnya pada 2 April 2005 dan pada 27 April 2014 dikanonisasi bersama dengan Paus Yohanes Paulus XXXIII, sang arsitek utama Konsili Vatikan II;  Paus yang per­nah menerima Nobel Perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa; Paus per­ta­ma yang mengunjungi Sinagoga dan meng­ajak pemimpin agama-agama sedu­nia berdoa di Kota Assisi.

HIDUP NO.21, 24 Mei 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini