PERILAKU SEKSUAL PASANGAN

439
(Ist)

HIDUPKATOLIK.COM ROMO Erwin MSF yang terhormat, belakangan ini sering timbul perdebatan antara saya dengan suami. Terutama, saat kami melakukan hubungan intim. Suami meminta saya melakukan seks oral, sementara dia membuka media sosial. Dia juga memfoto atau memvideokan aktivitas kami.

Suami juga pernah mengutarakan kepada saya, untuk melakukan hubungan seksual bertiga dengan orang lain. Beruntung, hal terakhir ini sampai sekarang tak terjadi. Sa-ya tak menginginkan. Reak-si yang sama juga saya sam-pai-kan kepada suami untuk peri-laku seksualnya yang me-nyim-pang. Saya sudah me-nolak berulang kali. Tapi, dia tetap terus memaksa. Saya akhirnya terpaksa melakukan, karena khawatir dia mencari pemenuhan keinginannya ke-pa-da orang lain. Bagaimana saya menyadarkan suami atau menolak keras keinginan sek-sualnya yang nyeleneh itu?

Tatik, Jakarta

Saudari Tatik, saya bersimpati dengan situasi Anda. Pa-sangan Anda memang mempunyai perilaku seksual yang me-nyimpang karena tidak cocok dengan kaidah umum, agama, psi-kologi orang normal. Kemungkinan besar, pasangan Anda mempunyai kebiasaan mengonsumsi video porno dan se-je-nisnya. Mungkin, juga mempunyai trauma atas hal itu, entah kapan dan bagaimana.

Perilaku seksual sangat ditentukan oleh masa lalu dan ke-biasaan saat ini. Biasanya, perilaku seksual normal mem-buat pasangan dan dirinya merasa puas bersama-sama. Pasangan yang normal tidak akan memaksakan hal yang terlalu sulit bagi pasangan dan merugikan relasi seksualnya sendiri. Aktivitas seksual memang aktivitas paling pribadi dan hanya dapat dibicarakan dengan cara terbaik jika kedua pihak mempunyai komunikasi yang lancar.

Aktivitas seksual yang Anda sebutkan untuk satu hal di-anggap biasa, atau sering dilakukan oleh pasangan lain. Tetapi, sebagai pasangan yang baik, hal ini pun harus mendapat per-setujuan atau melalui tahap-tahap yang tidak membuat rasa tidak nyaman atau jijik bagi pasangannya.

Jika persetujuan ini tidak didapat, atau memaksa, ini tidak benar. Dalam hal perilaku menyimpang yang lebih aneh, tentu akan sangat menyiksa batin. Kebiasaan ini bisa dikategorikan sebagai abnormalitas atau ketidakwajaran.

Saya belum tahu, sejauh mana Anda telah menyetujui dan akhir-nya ikut melakukan se-perti yang diminta suami. Usul saya, Anda harus ber-te–rus terang menolak per-min—taan yang semakin men—jadi dan tidak wajar. Ti–dak semua permintaan sua—-mi, apalagi kalau itu me–langgar kewajaran dan mem-buat skandal yang ber—-ba-haya. Anda harus te-gas mengatakan tidak dan me-no-lak dengan cara apa-pun, mi-salnya jika suami meng-ajak ber-hubungan ber-tiga atau lebih.

Hal terbaik yang harus Anda lakukan adalah mengajak suami berkonsultasi tentang ke-biasaannya, yang semakin lama semakin tidak wajar. Ca-ri-lah seorang dokter, psikiater, atau psikolog untuk mencari inspi-rasi menyelesaikan masalah Anda. Jika suami tidak mau, itu tanda dia tidak mau berubah dan ini dapat menjadi ma-salah besar kelak perkawinan kalian.

Saya tidak mengatakan, masalah ini akan berujung ke per-ce-raian, tetapi masalah seksual adalah masalah inti hidup ber-keluarga, terutama pasangan yang masih muda atau aktif ber-hubungan seksual.

Relasi seksual tidak harus dipenuhi dengan imajinasi dan hal-hal yang tanpa ujung dan tujuan. Imajinasi seksual, ter-masuk fantasinya adalah salah satu bagian saja. Komunikasi yang baik, pembukaan, cinta yang tulus, dan situasi yang men-dukung akan bisa menambah harmonisnya hubungan sek-sual. Pada masa pandemi seperti sekarang ini, tentu ada ba-nyak waktu untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Pastor Alexander Erwin Santoso, MSF Ketua Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta

HIDUP NO.19, 10 Mei 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini