HIDUPKATOLIK.com – Ketika hendak melangkah ke pelataran 2020, dalam hati Ratu Wulla menyeruak
rasa syukur tak bertepi dan kenangan indah dari tahun 2019. Betapa Ratu tidak bersyukur secara istimewa? Pada tahun 2019 ia terpilih dan dilantik menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan NTT 2 yang meliputi kota/kabupaten sedaratan Pulau Timor, Pulau Sumba serta Kabupaten Rote Ndao dan Sabu Raijua. “Inilah pertama kali saya ikut kontestasi dan langsung terpilih di tengah tantangan yang tidak ringan,” ujar wanita yang
pernah mendapat penghargaan “Bunda Paud”, Sumba Barat Daya (SBD) ini.
“Rasa syukur itu meluap-luap, dan sebagai bentuk syukur, saya akan berjuang menjalankan tugas utama saya sebagai wakil rakyat, khususnya untuk
NTT 2, Dapil saya,” ucap istri Markus Dairo Talu, mantan Bupati SBD ini.
Ratu mengaku, sangat tahu kondisi masyarakat di daerah pemilihannya, dan karenanya akan bekerja sungguh-sungguh untuk mereka. “Dapil saya masih sangat tertinggal dalam pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan. Infrastruktur juga masih sangat minim,” ujar anggota Komisi II ini.
Ratu mengaku tahu kondisi riil Dapilnya, khususnya di Sumba Barat Daya, karena ketika dia menjadi Ketua PKK SBD Ketua Dekranasda SBD, dia sangat sering berkunjung ke pelosok-pelosok. Dia pun rela berjalan kaki berkilo-kilo meter. Seringkali juga ia harus menunggang kuda. “Memang kuat dalam diri saya untuk berkeliling dari kampung ke kampung yang jauh. Dan itu menyenangkan, sekaligus menjadi kesempatan menyerap energi bagi jiwa,” ujar Ratu bersemangat.
Menyangkut kasus penculikan perempuan untuk diperistri atau yappamaradda yang belakangan viral di Sumba, Ratu berharap agar yappa mardda tidak menimpa anak di bawah umur. Bagi yang sudah dewasakata Ratu, boleh-boleh saja, karena hal ini merupakan budaya,tapi bagi anak yang di bawah umur, Ratu menolak yappa maradda. “Untuk anak-anak yang di bawah umur, ini yappa maradda
merenggut hak hidup, hak belajar, hak menikmati kehidupan bagi anak-anak. Mereka harus bertumbuh dan menikmati pendidikan untuk merajut masa depan,” ujar kelahiran Sumba, 12 Oktober 1979 ini.
Emanuel Dapa Loka
HIDUP NO.01 2020, 5 Januari 2020