MARIA BUNDA RATU SALJU

303

HIDUPKATOLIK.COM Ada sebuah alkisah yang menceritakan salju turun pada malam hari di kota yang kerap disebut Kota Abadi.

Dalam masa pemerintahaan Paus Liberius tahun 352, hiduplah se-pasang suami istri bangsawan. Sua-minya bernama John, selama hidup-nya mereka terus memanjatkan doa per-mo-honan agar dikarunai keturunan. Sayangnya, hasilnya nihil. Sampai pada akhirnya, mereka resah karena tidak tahu siapa pewaris harta dan kekayaan mereka. Dengan meminta saran kepada Paus Liberius, mereka pun berdoa kepada Bunda Maria.

Pada malam hari, John dan istrinya ber-mimpi bahwa Bunda Maria meng-ingin-kan sebuah gereja yang berdiri di Roma untuk menghormatinya. Aneh-nya, Paus Liberius juga bermimpi hal yang sama. Esok paginya, fenomena me-ngejutkan terjadi. Bulan Agustus yang adalah musim panas, salju turun secara tiba-tiba.

Salju berbentuk persegi panjang di-te–mukan di Bukit Esquiline, salah sa-tu dari Tujuh Bukit yang terkenal. John dan istrinya, serta kalayak umum berbondong-bondong untuk melihat se–petak salju tersebut. Dalam batin John, salju yang turun merupakan tan-da dari Bunda Maria, bahwa gereja ha-rus di-bangun di tempat itu. Paus Li-be–rius pun mengunjungi lokasi salju misterius dan ketika sampai, ia melihat John dan istri-nya sudah berlutut dan memanjatkan doa kepada Sang Bunda Allah.

Sebuah keajaiban memang, salju tu-run di Kota Roma pada musim panas, te-tapi kepingan es turun itu diam-diam menghujani bukit itu pada malam hari dan menyelimuti puncak bukit. Salju yang jatuh dalam pola tertentu, me-nunjukkan garis besar gereja masa de-pan. Ketika diketahui, bahwa salju ada-lah tanda dari Bunda Maria, orang-orang secara spontan menambahkan satu lagi gelar kepada Sang Ibu Yesus ini yakni Maria Bunda Ratu Salju.

Sekarang, gereja yang didirikan oleh John dan istrinya dikenal sebagai Ba-sili-ka Santa Maria Maggiore. Dari beberapa sum-ber mengatakan, awalnya basilika ini disebut Santa Maria ad Nives artinya ‘San-ta Maria Salju’. Kemudian sempat di-kenal dengan nama Basilika Liberius.

Seiring perkembangan zaman, gereja ini semakin diperbaharui dan dipelihara secara intensif tanpa mengubah struktur aslinya. Terakhir, gereja ini diberi nama Basilika Santa Maria Mayor. Mayor ber-arti gereja yang paling besar yang di-dedikasikan untuk Bunda Allah. Ada sebuah gambar yang diletakan di sana se-bagai Bunda Salju, yang diyakini di-buat oleh salah satu rasul Yesus, Santo Lukas. Roma memperingati pada tanggal 5 Agustus sebuah pesta yang kemudian dinamai Dedicatio Sanctae Mariae ad Ni-ves ‘Pengabdian Santa Maria dari Salju’.

Karina Chrisyantia

HIDUP No.15, 12 April 2020

Basilika Santa Maria Maggiore. (Dok. Wikipedia)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini