Virus Corona dan Kebangkitan Kristus: Dua Misteri dari Allah yang Berbeda Makna

388
Mgr. Leo Laba Ladjar OFM saat memimpin Misa Vigili Paskah di Gereja Kristus Raja Katedral Jayapura/Yusti H. Wuarmanuk

HIDUPKATOLIK.COM – TAHUN 2020, Keuskupan Jayapura mengambil tema Paskah, “Jangan Panik, Kristus yang Bangkit Bersamamu Melawan Covid-19.” Terkait tema ini, Uskup Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar OFM menjelaskan bahwa tema ini sejalah dengan situasi konkrit umat Katolik di masa Paskah.

Keuskupan Jayapura merenungkan bahwa misteri kematian dalam konteks pandemik covid-19 sebagai sebuah misteri kehidupan yang harus dihayati dalam iman kekatolikan bukan sebuah kutukan tetapi sebuah misteri dari Allah.

Mgr. Leo Laba Ladjar OFM Uskup Jayapura/Dok. Pribadi

Menurut Mgr. Leo, kematian adalah sebuah situasi dimana setiap orang bisa menjelaskannya. Ketika orang lain bertanya apa itu kematian? Pengetahuan dan teknologi bisa menjelaskan secara menyeluruh soal kematian. Hal ini karena kematian itu adalah sesuatu yang bisa dilihat, dirasakan, dan diprediksi. Tetapi soal kebangkitan, tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskannya. Kebangkitan adalah sebuah misteri yang benar-benar tidak bisa dijawab dengan pengetahuan apapun, hanya lewat iman.

Misteri Kebangkitan

Lanjut Mgr. Leo bahwa covid-19 dan kebangkitan Kristus adalah dua misteri yang sedang dihadapi umat Katolik. Melihat secara holistik dua peristiwa ini sebagai sebuah misteri dapat direnungkan dalam bacaan Injil Misa Vigili Paskah. Dalam Injil soal kebangkitan Kristus, pertanyaan utama adalah apakah Yesus benar-benar bangkit?

Pertanyaan ini direfleksikan dalam dua aspek yaitu positif dan negatif. Dua wanita bernama Maria ketika mereka ke makam awalnya dengan wajah muram, sedih, dan takut, karena berita bahwa jazad Yesus telah dicuri orang. Mereka kecewa karena Guru mereka telah hilang. Tetapi ketika mereka tiba di makam, Yesus menampakan diri dan menguatkan mereka dengan kata-kata peneguhan, “…jangan takut…!”. Kata-kata ini membuat dua wanita itu menjadi gembira lalu berlari mendapatkan murid-murid lain dan menceritakan peristiwa ini.

Mgr. Leo Laba Ladjar OFM saat memimpin Misa Vigili Paskah di Gereja Kristus Raja Katedral Jayapura/Yusti H. Wuarmanuk

“Jadi peristiwa kebangkitan itu adalah peristiwa dari ketakutan menjadi kegembiraan. Kita takut bahwa kita telah berbuat dosa, dan menjadi gembira karena Kristus yang bangkit telah menghapus dosa manusia,” ujar Mgr. Leo dalam Misa Vigili Paskah di Gereja Kristus Raja Katedral Jayapura, Sabtu, 11/4.

Misteri Pandemik

Dalam misteri kedua di masa Paskah 2020 ini, dunia menghadapi pandemik covid-19. Masa covid-19 ini, ada dua berita yang muncul yaitu berita negatif dan positif. Berita negatif dimana ada kegelisahan dimana virus ini belum ada obatnya sehingga banyak orang menjadi korban, termasuk tenaga medis. Ini kegelisahan kita saat ini bahwa penyakit ini terbukti telah merenggut banyak nyawa.

Tetapi ada sisi positif dari pandemik ini, sambung Mgr. Leo. Apapun situasi penyebaran virus ini, banyak orang juga menjadi sembuh, dan pada suatu ketika virus ini pasti akan hilang. Ada masa dimana kita akan bersukacita setelah kesedihan yang mendalam.

Dalam konteks iman kekristenan, menurut Mgr. Leo, covid-19 adalah bentuk teguran Tuhan kepada manusia yang terlalu sibuk dengan hal-hal duniawi. Saat ini, lanjutnya, banyak manusia sibuk dengan kepentingan-kepentingan duniawi tanpa mencari dan menemukan Kristus dalam hidup mereka. “Tidak ada kebangkitan dalam diri manusia zaman sekarang karena individualistik dan egoisme yang melekat dalam hati manusia,” jelasnya.

Aku Tidak Tidur

Terkait perilaku manusia ini, Mgr. Leo di akhir khotbah memberi gambaran soal sisi positif dari pandemik ini. Kehadiran virus ini mau menggambarkan bahwa situasi peperangan, senjata, teknologi secanggih apapun tak bisa berbuat apa-apa. Negara-negara egoistik yang mau berjuang untuk negaranya sendiri hanya bisa takluk di hadapan virus ini. “Ternyata, kita manusia lemah menghadapi kekuatan virus ini,” sambungnya.

Mgr. Leo Laba Ladjar OFM saat memimpin Misa Vigili Paskah di Gereja Kristus Raja Katedral Jayapura/Yusti H. Wuarmanuk

Ia melanjutkan, kehadiran virus ini telah membuat kita seperti ikut bangkit bersama Kristus. Virus ini melahirkan rasa solidaritas, persaudaraan, dan kerjasama antar negara. Ini sebuah tanda bahwa virus ini bisa menyatukan segala bangsa.

“Arab Saudi yang dulu berperang dengan Yaman akhirnya sepakat untuk berdamai agar bersama-sama melawan virus. Rusia pada akhirnya membantu Amerika mengatasi penyebaran virus ini. Tiongkok ikut berjuang dengan mengirimkan tenaga-tenaga medis ke Italia dan Vatikan. Ini artinya virus ini telah memberi pelajaran yang berhasil kepada manusia,” tambah Mgr. Leo.

Di akhir khotbahnya, Mgr. Leo mengatakan Tuhan tidak pernah memberi cobaan melebihi kemampuan umat-Nya. Dalam masa Paskah ini, Tuhan sedang berpesan kepada kita, “Jangan Takut, Aku Tidak Tidur. Aku akan beserta Anda melawan virus corona,” tutupnya.

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini