Kardinal Bo: Saatnya Gereja Menemani Dunia dalam Kebangkitan Solidaritas

186
Kardinal Charles Bo (Dok. catholicoutlook)

HIDUPKATOLIK.COM— Di tengah situasi pandemi global yang melanda dunia, Gereja Katolik melalui para gembalanya terus menyerukan peneguhan bagi umat yang tahun ini merayakan Paskah melalui live streaming.

Uskup Agung Yangon, Myanmar Kardinal Charles Bo, dalam pesan Paskah 2020  mengajak umat katolik di keuskupannya dan di seluruh dunia untuk membangkitkan iman dan harapan dalam terang Paskah Kristus.

“Kebangkitan adalah iman kita, kebangkitan adalah harapan kita. Kita butuh iman dan harapan yang lebih kuat di tahun 2020 ini dari pada tahun-tahun sebelumnya,” tulis Kardinal Bo seperti dilansir Catholicoutlook, 3/4.

“Ini adalah hari-hari yang gelap, awan ketakutan dan kecemasan telah melanda seluruh umat manusia. Ini adalah masa-masa yang sulit, masa-masa yang tidak normal, masa di mana harapan dan bahkan iman kita seolah dikalahkan. Tetapi kita menyatakan dengan gembira, “Alleluia! Yesus telah bangkit!,” ungkapnya.

Menurut Kardinal Bo, Covid-19 merupakan sebuah Jalan Salib untuk kemanusiaan. Ia mengatakan bahwa ribuan orang telah disalibkan hingga mati oleh kejamnya virus ini.“Ribuan orang telah menempuh Jalan Salib yang luar biasa di banyak negara. Kita berdoa agar mereka semua dikuatkan dengan iman bahwa Salib berakhir dengan kebangkitan,” tuturnya.

Lebih jauh lagi, Kardinal Bo  merenungkan situasi gereja yang seolah kehilangan persekutuan sebagai tantangan iman saat ini.“Gereja Katolik adalah persekutuan. Dalam setiap misa kita berkumpul untuk menegaskan dan merayakan Persekutuan itu. Di masa krisis seperti ini, kita seperti menyerahkan diri pada isolasi, menjaga jarak yang berarti kita benar-benar peduli satu sama lain, guna menghentikan penularan virus yang mematikan ini,” katanya.

Mengutip Paus Fransiskus, Kardinal Bo mengatakan Gereja harus seperti rumah sakit yang selalu tersedia untuk orang-orang terluka yang membutuhkan sentuhan penyembuhan dari ibunda Gereja. “Ini menyakitkan. Ini adalah ‘Sabtu Suci’ yang panjang, ketika Gereja menunggu di tengah-tengah semua tanda kematian. Sabtu Suci ketika Gereja menjauhkan diri dari perayaan Ekaristi untuk merenungkan hasrat Tuhan dan menunggu kebangkitan-Nya.”

Kardinal Bo mengingatkan umat Katolik untuk menunggu dengan harapan bahwa Sabtu Suci ini akan berakhir dengan kemenangan Paskah. Baginya, kejahatan memiliki tanggal kedaluwarsa dan Gereja adalah agen penghasil harapan Allah.

Kardinal Bo mengakui virus tak kasat mata ini telah mengajarkan pelajaran eksistensial, bahwa negara-negara terkaya dan lebih kuat yang menimbun senjata dan nuklir dengan angkuh, dibuatnya bertekuk lutut.“Kekuatan dunia yang dengan sombong meniadakan semua kekuatan transenden, belajar dengan rendah hati bahwa hidup ini rapuh dan bahwa kita semua saling membutuhkan. Lebih dari segalanya, semua kekuatan dapat belajar untuk mengakui kehadiran Kekuatan yang di atas segalanya.”

Mengakhiri pesannya, Kardinal Bo mengajak umat mengingat Urbi et Orbi. Paus Fransikus mengajak untuk bangun solidaritas lewat kesadaran bahwa kita semua berada di kapal yang sama.“Sekaranglah saatnya bagi Gereja untuk menemani dunia dalam kebangkitan keadilan dan solidaritas manusia. Biarkan sebuah Paskah baru dilahirkan!” tandasnya.

Herman Bataona,CMF

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini