Ini Surat Cinta untuk Orang Muda Katolik Menghadapi Pandemi Covid-19

574
Mgr Pius Riana Prabdi. [HIDUP/Antonius E. Sugiyanto]

HIDUPKATOLIK.COM—Seorang dokter perempuan berusia 22 tahun asal Keuskupan Agung Kupang tengah membaca sebuah surat di sela waktu istirahatnya. Surat sebanyak dua halaman itu masuk melalui salah satu aplikasi pada ponsel pintarnya. Sejenak dalam diam, gadis yang sedang menjalani masa tugas di salah satu rumah sakit di Malaka ini perlahan meresapi kata demi kata. Surat sederhana nan bermakna yang ditulis oleh Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja (Komkep KWI) Indonesia, Mgr. Pius Riana Prapdi ini berhasil membawanya dalam ketegaran hati.

Sebagai orang muda Katolik Candida Segunda merasa dirinya tidak sendiri. Ia merasa Gereja mendukung dengan mengimbau khususnya anak muda agar taat mengikuti anjuran pemerintah. Sebagai petugas medis, dengan Gereja mengimbau untuk taat dalam melaksanakan pembatasan sosial dan menjaga kebersihan pribadi, baginya sudah sangat menolong mereka. “Terima kasih Gereja sudah mengeluarkan surat cinta ini. Aku pribadi semakin diteguhkan,” ujarnya.

Tidak hanya Candida, hal yang sama juga dirasakan oleh salah satu sukarelawan di Komkep KWI, Gita Maria Magdalena. Ia pun merasa semakin dicintai oleh Gereja karena perhatiannya bagi orang muda. “Masa-masa krisis seperti ini justru menantang kita anak muda untuk mewujudkan cinta kasih Tuhan melalui apa yang bisa kita perbuat bagi sesama sebagai pemeran utama Gereja,” ujarnya riang.

Perhatian pada orang muda

Mgr. Pius mengeluarkan surat cinta pada Orang Muda Katolik (OMK) ini bukan tanpa alasan. Ia memperhatikan bagaimana keegosian manusia tersingkap dalam badai pandemi ini. Untuk itu dalam masa prapaskah ke V ini, sekali lagi kita diingatkan untuk kembali dan percaya kepada-Nya serta rencana keselamatan-Nya. Masa krisis ini adalah saat untuk melihat dan memperhatikan satu sama lain. Yesus membangunkan kembali iman kita.

Surat cinta ini juga mengajak orang muda  untuk  bergabung dengan orang-orang di seluruh dunia yang telah bertekad untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Orang Muda Katolik dipanggil untuk menjadi pemeran utama dalam upaya memutus rantai Covid-19 ini dengan cara ikut peka terhadap situasi lingkungan. Kepekaan itu ditulis dalam surat agar orang muda sadar bahwa ia bisa menjadi pembawa (carrier) virus ini.

Untuk itu, imbauan bagi orang muda pun diberikan dalam surat cinta ini diantaranya dengan berdiam di kos/rumah, terutama tidak mudik/pulang kampung halaman, menunda dulu pertemuan, rapat atau acara yang dihadiri banyak orang (menggantinya secara daring atau telekonferensi), membatasi diri untuk berkumpul secara fisik dengan teman-teman, menjaga stamina dengan makan sehat, tetap olah raga, berpikir positif, menjaga jarak sekitar 1.5 (satu setengah) meter dari orang lain.

Uskup yang senantiasa memberikan waktu khususnya untuk mendoakan anak muda di hadapan Sakramen Mahakudus ini juga mengajak orang muda dengan kreatifitas dan energinya berani mengulurkan bantuan pada sesama. “Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan,” ungkapnya.

Dalam surat cinta ini pun diajak agar orang muda menggunakan fasilitas komunikasi yang dimiliki untuk membantu mereka yang kesulitan dan terdampak, misalnya info akses bantuan makanan gratis bagi kelompok lanjut usia, disabilitas, dan kelompok miskin yang terganggu kehidupan  ekonominya karena Covid-19. Di akhir suratnya, Mgr. Pius meminta agar orang muda tidak terjerumus dalam ketakutan karena Tuhan selalu menyertai.

Felicia Permata Hanggu

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini