Keluar dari Kebenaran

65

HIDUPKATOLIK.com – Debat mengenai aborsi sejak lama telah berlangsung di Amerika Serikat. Perdebatan ini pun menghasilkan dua kubu besar yakni pro-choice (membela hak perempuan untuk memutuskan apakah akan mengakhiri atau menggugurkan kehamilan) dan kelompok pro-life (kelompok yang membela hak embrio atau janin untuk dilahirkan). Dalam hal ini, Gereja Katolik selalu berada di sisi yang paling lemah, yakni membela kehidupan sang janin.

Mengikuti ajaran moral Gereja, seorang teolog
Katolik, Charles Camosy mengundurkan diri dari
Dewan Partai Demokrat untuk Kehidupan Amerika (DFLA). Keputusannya ini berdasarkan pada kecenderungan dukungan ekstrem Partai Demokrat kepada aborsi yang membuatnya tidak punya pilihan kecuali meninggalkan partainya. “Apa pun yang mengisyaratkan, bahwa aborsi kurang baik sekarang melanggar ortodoksi partai,” tulis Charles dalam kolom New York Post pada Kamis, 6/2.

Kandidat Presiden, Pete Buttigieg juga menolak untuk membatasi aborsi pada titik mana pun dalam kehamilan. Hal ini bagi Camosy telah membuat semua orang patah hati. Ia mengatakan, politisi yang berpikiran religius tergabung dalam partai karena kebijakan ekonomi dan keluarga. “Jika Demokrat bersedia untuk mengambil bagian dalam masalah yang paling tidak stabil di zaman kita, dengan posisi yang dipegang oleh hanya 13 persen dari populasi, sudah waktunya untuk menerima jawaban tidak. Partai tidak memberi saya pilihan selain pergi karena mendukung aborsi,” tulisnya.

Menurut jajak pendapat Gallup 2018, hanya 13 persen orang di Negeri Paman Sam itu yang percaya aborsi harus secara umum sah dalam tiga
bulan terakhir kehamilan. Profesor etika di Universitas Fordham yang telah menjabat sebagai anggota DFLA sejak 2014 ini memperingatkan,
gerakan pro aborsi sebagai tindakan tidak konsisten. Paus Fransiskus telah mengecam “budaya pembuangan” ini.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.07 2020, 16 Februari 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini