Retret Alumni PMKRI: Menguatkan Peran dan Menyatukan Visi Kebangsaan

846

HIDUPKATOLIK.COM-RAGAM persoalan kebangsaan akhir-akhir ini menyulut perhatian semua warga masyarakat, instansi pemerintahan, bahkan ormas-ormas Katolik. Salah satu fenomena yang muncul dalam hidup berdemokrasi adalah bagaimana menguatkan kebersamaan dalam relasi dengan orang lain, khususnya antar umat beragama.

Situasi kehidupan beragama dalam relasi dengan kebangsaan menjadi konsen utama hari-hari refleksi dan seminar kegiatan Retret Agung Penyatu para  alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Kamis-Sabtu, 13-16/2.

Kegiatan yang dihadiri para alumni perwakilan PMKRI dari seluruh Indonesia ini mendengarkan berbagai pemaparan dan refleksi-refleksi spiritual dari berbagai narasumber.

Suasana diskusi kegiatan Retret Agung Penyatu alumni PMKRI/Yusti H. Wuarmanuk

Di hari pertama, Romo B. S. Mardiatmadja SJ yang membawakan materi dengan tema, “Tuhan, Etika, dan Kehidupan Nyata.” Dalam pemaparannya, Romo Mardi, panggilanya, menggarisbawahi soal peran etika dalam menentukan sikap dalam hidup beragama, terlebih bagaimana peran ormas- Katolik dalam mengambil sikap menjawab berbagai persolan kemanusiaan.

Dengan tegas Romo Mardi mengkritik peran orang Katolik dalam kehidupan sehari-hari yang tidak menggunakan etika sebagai dasar menguatkan kebersamaan. “Etika membantu kita membentuk karakter sebagai orang Katolik. Artinya etika kekatolikan itu didasarkan pada perintah-perintah Allah,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Stefanus Gusma mengatakan tema kegiatan Retret ini adalah, “Menguatkan Kebersamaan, Mengarungi Kedalaman.” Tema ini ini didasarkan atas refleksi alumni PMKRI sebagai ormas Katolik untuk menyatukan visi dan misi.

Stefanus Gusma, Ketua Panitia/dok.pribadi

Gusma menambahkan, acara ini digagas oleh para mantan ketua PMKRI untuk membangkitkan semangat kolektivitas alumni-alumni atau anggota penyatu di seluruh daerah supaya para alumni agar bisa saling memberi suporting dan distribusi kader supaya mempertegas peran di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. “Kita ingin saling mengajak untuk membangun kembali kolektivitas ini. Sehingga saling bersampul dan punya komitmen terhadap kebangsaan dan isu-isu nasional di Indonesia,” jelasnya.

Kegiatan tiga hari ini menampilkan berbagai narasumber seperti Romo John Djonga dan Romo Setyo Wibowo SJ yang memberi penasaran refleksi tentang Injil Luk. 5:1-11.

Ada juga pembicara lain yaitu Ignatius Kardinal Suharyo dan Harry Tjan Silalahi yang berbicara tentang “Zaman Baru dan Panggilan Tugas Kita”.

Di hari yang sama sesi kedua, ada juga Sofyan Wanandi dan Bupati Landak, Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasha yang berbicara soal keterlibatan sosial dalam bidang ekonomi.

Di hari-hari Retret ini, ada juga beberapa pembicara yang membawakan materi dalam bidang politik seperti Sebastianus Salang, Restu Hapsari, Melki Laka Lena, Angelo Wake Kako, Kastarius Sinaga,. Sementara bidang pendidikan ada narasumber Paulus Januar, Priharsono,  dan Liona Nanang.

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini