PESAN PERDAMAIAN DI BUMI BEKASI

1433
Istri almarhum Presiden RI ke-4, Ny Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman; Romo Paroki Cikarang, Rm. Antara Pr; Intelektual NU, Gus Ulil Abshar Abdalla; Mubaligh Ahmadiyah Wilayah Jawa Barat 01, Maulana Ma’mun Ahmad Sahib, saat acara Haul Gus Dur ke-10 di Pesantren Motivasi Indonesia, Bekasi (25/01/2020). (FOTO/WOWOR)

“Indonesia identik dengan keberagaman. Menyikapi keberagaman ini terdapat dua sikap menghancurkan atau menyatukan”

HIDUPKATOLIK.com – Terkait upaya menyatukan berbagai ragam suku agama dan ras yang ada di Indonesia, Gusdurian Bekasi Raya merayakan haul Gus Dur kesepuluh yang bertemakan “Pesan Perdamaian di Bumi Bekasi” pada Sabtu, 25 Januari 2020 di Pesantren Motivasi Indonesia, Desa Berungkeng, Setu Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

baca juga : Mari Melayani Lebih Sungguh

Acara ini dihadiri Istri almarhum Presiden RI ke-4, Ny Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman; Romo Paroki Cikarang, Rm. Antonius Suhardi Antara Pr; Intelektual Nahdlatul Ulama (NU), Gus Ulil Abshar Abdalla; Mubaligh Ahmadiyah Wilayah Jawa Barat 01, Maulana Ma’mun Ahmad Sahib; serta para santri dan masyarakat Jabodetabek.

Istri almarhum Presiden RI ke-4, Ny Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman; Romo Paroki Cikarang, Rm. Antara Pr; Intelektual Nahdlatul Ulama (NU), Gus Ulil Abshar Abdalla; Mubaligh Ahmadiyah Wilayah Jawa Barat 01, Maulana Ma’mun Ahmad Sahib, saat acara Haul Gus Dur ke-10 di  Bekasi (25/01/2020).
(FOTO/WOWOR)

Dalam sambutannya, Hj. Sinta Nuriyah mengatakan bahwa almarhum Gus Dur tidak hanya seorang kiai humanis humoris, tapi beliau juga telah mengembalikan hak orang Cina kepada kebudayaannya masing-masing. “Gus Dur menganggap mereka bagian dari bangsa Indonesia dan harus diperjuangkan keberadaanya,” katanya.

baca juga : Mewujudkan Imanuel Allah Beserta Kita

Hal yang sama dikatakan oleh Rm. Suhardi Antara Pr, sosok Gus Dur sebagai bapak yang sungguh baik, sikap dan tindakannya harus ditiru oleh kaum muda dan mewujudkan apa yang menjadi teladannya. Gus Dur menjadi salah satu tokoh bangsa yang membuat keberagaman bersatu. Sesuai  dengan gambaran Tuhan yang menciptakan kita, untuk saling melangkapi satu sama lain, berbagi, bekerja sama dan gotong royong.

Romo Paroki Cikarang, Rm. Antara Pr; saat acara Haul Gus Dur ke-10 di Pesantren Motivasi Indonesia Bekasi (25/01/2020).
(FOTO/WOWOR)

“Mother Teresa berkata, Peace Begins With Smile, damai dimulai dari senyuman, dari dalam diri dan rumah kita. Dan saya mengajak semua orang untuk menjadi “agen perdamaian” khususnya di bumi Bekasi dan secara luas di dunia” ucap Rm. Antara Pr.

Acara haul Gus Dur ini sudah yang kedua kalinya diselenggarakan oleh Gusdurian Bekasi Raya. Ketua panitia, Ikhsan Scoopy mengatakan bahwa Bekasi sudah ada indikasi terpapar paham ektrimis, beberapa kejadian tertangkap teroris di Bekasi.

Istri almarhum Presiden RI ke-4, Ny Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman; Romo Paroki Cikarang, Rm. Antara Pr; Intelektual Nahdlatul Ulama (NU), Gus Ulil Abshar Abdalla; Mubaligh Ahmadiyah Wilayah Jawa Barat 01, Maulana Ma’mun Ahmad Sahib, berfoto bersama, saat acara Haul Gus Dur ke-10 di Bekasi (25/01/2020).

“Kita yang ditakdirkan sebagai mayoritas, seharusnya memberikan kasih sayang dan simpati kepada teman-teman yang minoritas. Jadi tidak ada perbedaan, karena Gus Dur itu selalu memanusiakan manusia, tanpa memandang ras maupun agama,” ujar Ikhsan.

Pengasuh Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, KH. Nurul Huda Haem mengatakan, pesantren ini memiliki kesamaan visi dengan pola pemikiran Gus Dur. Salah satunya adalah melayani dan kemanusiaan. “Pesantren yang baik adalah yang mampu melayani siapa pun yang datang ke pesantren, dari guru, santri, hingga tamu. Kemudian, dalam konsep pelayanan itulah, Pesantren Motivasi Indonesia berjumpa dengan pemikiran Gus Dur,” katanya mengakhiri.

(Lourentius EP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini