Biara Baru untuk Frater dan Bruder MSF

508

HIDUPKATOLIK.com – Para frater dan bruder Kongregasi Keluarga Kudus memiliki biara Skolastikat yang baru. Ada harapan iman dan panggilan semakin tumbuh di tempat ini.

Frater identik dengan pemuda berjubah. Jubah tidak hanya busana bagi mereka tetapi sebuah panggilan hidup. Namun menjadi seorang frater, banyak aspek yang diolah dan dibina. Setidaknya,
pembinaan seorang calon imam meliputi tiga aspek utama yaitu manusiawi, Kristiani, dan religius.

“Pembinaan manusiawi ialah pembinaan diri seorang calon imam agar ia menyadari dirinya sebagai seorang manusia dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, kecenderungan-
kecenderungan manusiawi. Selain itu, ia juga mengenal diri dan sesamanya. Karena sebagai mahluk sosial, maka perlu juga mengembangkan
kepekaan, kepedulian dan sebagainya,” demikian Uskup Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF saat memimpin Misa Pemberkatan Skolastikat
Misionaris Keluarga Kudus (Missionariorum a Sacra Familia/MSF) di Malang, Jawa Timur, Sabtu, 18/1.

Keluarga Kudus
Mgr. Yan Olla menambahkan, sebuah biara tak pernah diukur dari megah atau tidaknya. Pertama-tama yang diukur dari sebuah biara adalah bagaimana kehidupan Kristiani dihidupi dengan sungguh-sungguh dalam komunitas. Ia menyebutkan, kerja sama adalah warna khas dalam kehidupan membiara. Kegiatan dalam biara selalu dilakukan secara bersama-sama, mulai dari ibadah dan Misa hingga makan, dan kerja bersama, serta olahraga. “Kegiatan bersama menanamkan nilai hidup bersama dalam masyarakat, suatu nilai yang sangat vital untuk pelayanan di masa depan. Oleh sebab itu, setiap biara biasanya memiliki kegiatan bersama yang
terjadwal,” sebutnya.

Dalam misa ini, Mgr. Yan Olla didampingi Uskup
Banjarmasin, Mgr. Petrus Bodeng Timang. Hadir
juga dalam Misa ini Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Malang, Romo Alphonsus Tjatur Raharso, Superior MSF Provinsi Kalimantan
Romo Agustinus Doni Tupen, MSF. Sementara itu, hadir pula Superior Jenderal Misionaris Keluarga Kudus (MSF), Romo Agustinus Purnama MSF.

Sementara itu, Romo Tjatur mengharapkan, biara
ini dapat memberi suasana baru dan semangat baru bagi para frater dan bruder MSF dalam menggapai panggilan. Ia berharap, agar biara ini
menjadi tempat semakin mengembangkan iman,
harapan, dan kasih. “Di tengah hiruk-pikuk modernitas, saya berharap tempat ini menjadi tempat dimana ketiga keutamaan ini berkembang,”
ujarnya.

Sementara itu, Romo Purnama mengatakan, misi
Kongregasi MSF pada awal berdirinya adalah terutama menerima panggilan-panggilan tertunda dan mereka yang karena miskin tidak dapat masuk seminari. Selain itu, Misi MSF juga menyasar karya-karya misi di daerah-daerah yang sulit. Lagi, Misi ini harus memberi focus lebih pada pembinaan keluarga-keluarga Katolik.

Romo Purnama menekankan, dengan semangat ini keluarga ini, para anggota MSF diharapkan terus meneladani semangat hidup Keluarga Kudus Nazareth. Di sana, kesederhanaan menjadi semangat hidup. “Jadi para misionaris Keluarga
Kudus tidak sekadar hanya mencari para calon demi pelayanan gerejawi. Konstitusi mengatakan kepada para anggotanya bahwa mereka juga harus memberi perhatian pastoral khusus dan manusiawi kepada mereka yang sedang bekerja di dalam Gereja,” ujarnya.

Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Mathias Radiharso (Malang)

HIDUP NO.04 2020, 26 Januari 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini