HIDUPKATOLIK.com – Ingin sukses? Tak cukup mendoakan apa yang diimpikan, tapi juga mengerjakan apa yang didoakan.
Arus perkembangan dunia digital begitu pesat. Tak
ayal, banyak kaum muda yang terhipnotis dengan
dunia maya yang tampak memberikan kebebasan dan pelarian semu. Media sosial pun menjadi salah satu wadah kaum muda masa kini untuk
mengekspresikan dirinya.
Ironisnya, media sosial tak hanya membawa
kemudahan berinteraksi dan mengakses informasi, tapi juga menumbuhkan gelombang
kecemasan pada diri sendiri serta mengikis empati kepada sesama. Untuk itu, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta (Komkep
KAJ) menghadirkan sebuah acara yang membawa Orang Muda Katolik (OMK) kepada pembaruan pola pikir untuk menjalani serta menghayati Tahun Keadilan Sosial.
Dari atas panggung, terlihat dalam gurat senyumannya, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo menikmati perjumpaan dengan para orang muda se-KAJ. Ia bahkan tak segan-segan melontarkan lelucon agar semakin akrab dengan OMK di tengah keseriusannya menjelaskan makna penting keadilan sosial. “Sebenarnya daripada omong begini, saya lebih suka foto,” ujarnya riang disambut riuh tawa sekitar 300 peserta.
Kardinal Suharyo melanjutkan, tokoh-tokoh inspiratif yang dihadirkan pada pertemuan ini bergerak dari sebuah pertanyaan, “Apakah yang bisa saya lakukan untuk mereka atau situasi saat ini?” Oleh karena itu, elemen kepekaan terhadap
lingkungan sekitar menjadi penting. Kepekaan itu akan menghantarkan kepada pemaknaan penghormatan martabat manusia.
Kardinal asal Sedayu ini mengangkat contoh dari pendiri Du’Anyam yang mampu menangkap kebutuhan sekelompok mama di Larantuka, Nusa Tenggara Timur akan uang tunai agar bisa mengakses kesehatan, khususnya bagi para ibu yang hendak bersalin. Solusinya, Du’Anyam menawarkan pengembangan tradisi anyaman. Dalam kesempatan itu, Ayu memperkenalkan konsep kewirausahaan sosial di mana bisnis bertemu dengan misi sosial.
Sebagai ranah bisnis, Du’Anyam terus mendorong
para ibu agar hasil anyaman memiliki kualitas mumpuni. Alhasil, anyaman mereka mampu menembus pasar Jepang dan dipercaya sebagai
penyedia merchandise resmi Asian Games 2018.
Di lain pihak, motivator populer Merry Riana membakar semangat orang muda dengan melemparkan wejangan melalui pengalaman hidupnya. Ia menekankan kesuksesan diawali dari
kebiasaan karena akan menjadi karakter. Terus beraksi dan terus belajar adalah kunci menggapai cita itu. “Mimpi aja tidak cukup. Jangan hanya
mendoakan mimpi itu, tapi mengerjakan juga apa yang kalian doakan,” ajaknya.
Alumna Nanyang Technological University (NTU) Singapura ini juga mendorong agar jangan hanya
bercita-cita menjadi sukses, tapi juga menjadi orang baik. “Menjadi orang baik adalah ciri khas murid Kristus. Jangan jadikan tantangan sebagai
alasan meniadakan kebaikan, tetapi jadikan itu sebagai arena latihan dari Tuhan agar lebih kuat dan berkarakter lagi. Mulailah beraksi!,” tandasya.
Sementara, Ketua Komkep KAJ, Pastor Antonius Yakin Ciptamulya, meyakinkan para orang muda, eksistensi dan peran mereka amat dibutuhkan, bukan hanya nanti tapi justru saat ini. “Kalian bukan masa depan Gereja. Kalian adalah Gereja itu sendiri. Tanpa kalian tidak pernah ada Gereja Katolik. Maka jangan mengatakan nanti saya akan melakukan. Apa yang bisa kalian lakukan sekarang, lakukanlah itu!,” himbau imam yang akrab disapa Romo Yakin ini. Menurutnya, ini kesempatan kedua kalinya para orang muda bertatap muda dan berdialog dengan Kardinal
Suharyo. Pertemuan perdana berlangsung pada 2015.
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.04 2020, 26 Januari 2020