HIDUPKATOLIK.com – Romo, dalam Perjanjian Baru terdapat beberapa nama Yohanes. Kebetulan dalam perayaan Ekaristi Minggu 12 Januari lalu bacaan Injil-Nya tentang pembaptisan Tuhan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Apakah Yohanes Pembaptis sama dengan Yohanes Penginjil? Lalu, apakah Yohanes Penginjil termasuk ke dalam dua belas murid Yesus?
Maria Dominika Tyas Kinasih, Girisonta, Jawa Tengah
Yohanes Pembaptis dan Yohanes Penginjil adalah dua tokoh berbeda. Yohanes Pembaptis adalah anak Zakharia dan Elisabeth, sedangkan Yohanes Penginjil menujuk salah satu murid Yesus.
Tentang Yohanes Pembaptis kiranya dapat kita baca dalam Injil. Nama “Pembaptis” dipakai sebagai tanda pengenalnya. Ia dilahirkan sebagai anugerah Tuhan bagi Zakharia, yang sudah tua dan Elisabeth yang mandul. Tugasnya dalam karya penyelamatan terungkap dalam Kidung Zakharia yaitu, “…berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, …” (Luk. 1:76 dst).
Oleh Yesus, Yohanes Pembaptis disebut sebagai yang terbesar dari semua orang yang dilahirkan (Mat. 11:11). Dia disamakan dengan Elia yang datang kembali menjelang datangnya Mesias. Itulah sebabnya, Yohanes Pembaptis selalu menunjuk pada Yesus. “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3:30). “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Mrk. 1:8).
Kepada murid-murid-Nya, Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai “anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Sebagai penyiap jalan Tuhan, Yohanes Pembaptis sangat tegas dan tak segan menunjuk dosa orang, termasuk Herodes, raja Yehuda saat itu. Akhirnya ia pun wafat dipancung atas perintah Herodes (Mat.14).
Yohanes Penginjil berbeda dari Yohanes Pembaptis. Tradisi Gereja percaya, bahwa penulis Injil keempat ini adalah murid Yesus bernama Yohanes. Ia juga dipercaya menulis surat-surat Yohanes dan Wahyu. Dalam deretan Rasul, namanya disebut berdekatan dengan saudaranya, Yakobus, anak Zebedeus (Mrk. 3:16-17, Luk. 6:14) tetapi dalam Injil Yohanes, ia dikenal sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh. 13:23; 19:26; 20:2; 21:7; 21:20). Ialah yang duduk di kanan Yesus pada perjamuan terakhir (13:23). Bersama Petrus, ia mengikuti Yesus sampai istana Kayafas (18:15), dan bersama Bunda Maria berdiri di bawah salib (19:26). Akhirnya, ia termasuk saksi pertama kebangkitan yang segera percayaakan yang apa yang terjadi (20:8).
Yohanes menulis Injilnya agar semua pendengarnya percaya akan Yesus. Dalam prolog Injil Yohanes, ia meringkaskan identitas asli Yesus, sebagai firman Allah, yang pada awal mula, berada dalam dan bersama Allah. Dengan Firman ini, Allah menciptakan segala sesuatu. Kini, Firman itu menjadi manusia dan tinggal di tengah milik-Nya, yang semula tidak mengenal-Nya. Tidak ada orang yang dapat mengenal Allah, tetapi Dia yang sejak semula ada di pangkuan Allah, Dia-lah yang menyatakan kepada kita siapakah Allah itu (1:18).
Injil Yohanes terasa mistik, artinya mengantar orang pada misteri Yesus. Ungkapan “Aku adalah” menambah kesan itu: Aku adalah Air Hidup, Roti yang turun dari surga,Terang Dunia, Jalan, Kebenaran, Gembala yang baik, Kebangkitan dan Hidup.
Penulis tidak menuliskan semua yang dilihatnya, tetapi memilih sedemikian rupa untuk mencapai tujuannya. “Semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh iman mememperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh. 20:30-31).
Gregorius Hertanto, MSC
HIDUP NO.48 2019, 1 Desember 2019