HIDUPKATOLIK.com – Universitas Parahyangan (Unpar) telah menempuh beragam strategi dalam menghadapi percaturan nasional dan global. Berikut ini empat rencana yang akan direalisasikan beberapa tahun mendatang.
Pertama, Pembukaan Program Studi (Prodi) dan Pengembangan Program Pendidikan. Unpar berharap agar lebih banyak anak muda di Indonesia yang menikmati pendidikan Unpar. Hal ini diupayakan dengan perencanaan untuk
membuka prodi atau penyelenggaraan pendidikan dengan cara-cara lain. Beberapa program akan dibuka seperti: Fakultas Kedokteran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, pascasarjana, program-program profesi arsitektur, notaris, advokat, sesuai regulasi Indonesia. Selain itu, Unpar merencanakan pengembangan program vokasi diploma dan sudah lama mencanangkan pembukaan Fakultas Seni. Terkait pembukaan program studi baru, Unpar perlu memenuhi beberapa aspek, yakni perencanaan, kesiapan (infrastuktur, sumber daya manusia (SDM), legalitas). Unpar berharap pada 2020, izin untuk
mendirikan Fakultas Kedokteran dapat terpenuhi. Selain itu, memperoleh izin bagi FKIP relatif lebih mudah dari segi SDM dan infrastrukur, daripada fakultas kedokteran yang memerlukan rumah sakit
pendidikan.
Kedua, Peningkatan Mutu Dosen Tetap Unpar. Dosen Unpar harus SDM unggul. Salah satu keunggulannya adalah para dosen diharapkan studi lanjut hingga S3 di luar negeri. Walaupun bukan sebuah keharusan ke luar negeri, tetapi hal ini menjadi penilaian yang baik. Jejaring internasional dapat dibangun lewat para lulusan ini, semakin banyak profesor yang mengenal Unpar. Ditargetkan pada akhir 2023, dari 400 dosen tetap Unpar, 50% sudah S3, hingga saat ini sudah ada sekira 40%.
Ketiga, Pendidikan Karakter. Unpar memiliki keunggulan bahwa lulusannya merupakan pribadi yang nasionalis, toleran, dan respek terhadap perbedaan. Hal ini diupayakan berkat aneka gladi
yang dijalankan Lembaga Pengembangan Humaniora (LPH). Para Mahasiswa yang mengikuti gladi, memperoleh Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), yang menjadi nilai tambah selain ijazah akademik. Selain program-program itu,
mahasiswa Unpar mengalami pluralitas di Unpar sebagai pembelajaran hidup (experencial learning). Para dosen dan mahasiswa dari pelbagai etnis dan agama nampak jelas berinteraksi satu sama lain.
Unpar ingin mengembangkan pendidikan nilai guna pengembangan karakter yang sesuai dengan statuta Unpar, yakni untuk meningkatkan martabat manusia dan merawat keutuhan ciptaan.
Keempat, Kampus Baru yang Humanum. Pembangunan Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) bertujuan sebagai sarana pembelajaran aktif yang berpusat pada mahasiswa (active lstudent-learning centre). Kampus ini rencananya akan menjadi bangunan perkuliahan yang mengusung konsep bangunan hijau dengan
tingkatan sertifikasi yang optimal. Sebagai bangunan hijau, diharapkan kampus baru ini ramah lingkungan dengan perencanaan aksesibilitas yang syarat dan ramah bagi penyandang disabilitas, menjadi contoh bagi bangunan pendidikan lainnya di Indonesia.
Edy Suryatno, Martinus Irfan
HIDUP NO.02 2020, 12 Januari 2020