Agar Makin Peduli Sesama

249

HIDUPKATOLIK.com – Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memasuki ‘etape’ terakhir Arah Dasar (ArDas) Amalkan Pancasila. Tahun 2020 mengambil formula Amalkan Pancasila; Kita Adil, Bangsa Sejahtera. Seperti empat tahun sebelumnya, keuskupan membentuk panitia khusus setiap tahun yang mempersiapkan segala hal terkait dengan bagaimana umat KAJ akan mewarnai (baca: mengisi) tahun 2020 ini dengan pelbagai macam kegiatan. Tidak hanya dengan tagline atau slogan atau perayaan, tetapi juga bentuk-bentuk konkret aksi nyata umat baik ke dalam maupun ke luar. Ke dalam, untuk memberdayakan umat Katolik sendiri yang masih mengalami pelbagai macam bentuk ketidakadilan, dan ke luar, bagaimana semakin memberikan perhatian kepada sesama yang miskin, tertindas, terlantar, tunawisma, disabilitas, dan lain sebagainya.

Bila disebut sebagai gerakan pamungkas, barangkali ada benarnya. Mengapa? Di tahun ini, umat KAJ diharapkan benar-benar menunjukkan suatu gerakan berupa aksi nyata dalam lingkungan masing-masing. Lagi-lagi dalam bentuk yang sangat mungkin dikerjakan. Memang setiap paroki diberikan kebebasan untuk menyelenggarakan suatu gerakan bersama dengan tetap berpedoman kepada ArDas besar dan juga langkah-langkah yang ‘diusulkan’ oleh panitia Tahun Keadilan Sosial ini. Begitu juga dengan kelompok-kelompok kategorial. Mereka dihimbau dan diharapkan pula untuk melakukan gerakan aksi nyata bagi saudara-saudari kita yang belum mencicipi dan merasakan keadilan tersebut.

Upaya yang dilakukan oleh KAJ ini sebetulnya merupakan bagian konkret dari partisipasi umat Katolik (dalam hal ini KAJ) dalam membumikan, mewujudnyatakan cita-cita Proklamasi, Pembukaan dan UUD 1945. Karena wilayah KAJ berada di pusat pemerintahan, dan Jakarta kerapkali jadi barometer untuk daerah lain, maka diharapkan, gerakan lima tahun ArDas KAJ ini juga menginspirasi daerah (keuskupan lain) di Indonesia. Ini juga bagian esensial dari tanggung jawab moral umat Katolik sebagai bagian integral dari bangsa dan negara ini.

Gereja Katolik sebagai kawanan kecil dipanggil untuk secara kreatif mencari cara-cara baru dalam berbela rasa dengan sesama, terutama “mereka-mereka” yang selama ini kurang atau sama sekali belum disentuh oleh pemerintah. Mereka yang terpaksa tinggal dan hidup di bantaran kali, gerobak-gerobak, kolong jembatan, kaki lima, rumah-rumah kardus di pembuangan sampah, tempat-tempat kumuh, dan lain-lain.

Gereja (baca: KAJ) memang tidak punya dana yang cukup sebagaimana pemerintah dengan APBN-nya. Tapi, dengan gerakan solidaritas umat, dari aksi sosial yang kecil, gerakan nyata Tahun Keadilan ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga pemerintah untuk semakin terdorong mengimplementasikan nilai-nilai Sila Kelima Pancasila itu.

Gereja, dari sononya memang dipanggil dan diutus untuk memberikan perhatian kepada mereka yang paling miskin dan tertindas (prefrensial option for the poor). Maka, lilin-lilin kecil yang akan dinyalakan oleh umat KAJ selama Tahun Keadilan ini, kiranya mampu memberikan cahaya dan menghidupkan harapan mereka yang putus asa dan kehilangan pengharapan.

HIDUP NO.01 2020, 5 Januari 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini