Rangkul Kaum LGBT

420
Para peserta seminar Keluarga dan LGBT di Gedung Lembaga Daya Dharma, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Jakarta Pusat, Sabtu, 7/12.
[Dok.Panitia]

HIDUPKATOLIK.com – Kaum LGBT juga manusia. Hargai mereka sebagai pribadi, bukan malah mencampakkan dan menghukum.

Jika ada seorang gay yang berusaha mencari Tuhan dan punya kemauan baik, siapa yang berhak menilainya? Pertanyaan itu dilontarkan oleh Paus Fransiskus yang kerap kali dikutip oleh beberapa media yang membahas mengenai LBGT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender).

Hal ini pun terkait tentang gambaran Allah dalam ajaran Gereja Katolik. Dalam pandangan Gereja, Allah itu Maharahim. Dia bukan penghukum. Lantas sebagai umat bagaimana harus bertindak menghadapi kenyataan seperti itu? “Seperti Gereja yang menerima setiap manusia, demikian pula kita sebagai umat, wajib menerima setiap orang,” ajak Irene Sheila Harjanto, dalam Seminar Keluarga dan LGBT, di Gedung Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Jakarta Pusat, Sabtu, 7/12.

Menurut Sheila, jika kaum LGBT memiliki kekurangan atau keterbatasan, terima mereka sebagai seorang manusia, bukan justru dihakimi. Toh, lanjutnya, di dunia ini tak ada manusia yang sempurna. “Jika ada teman, saudara, keluarga yang terindikasi LGBT, seharusnya dirangkul dan dituntun. Bukan mencampakkan, mengucilkan, bahkan menghukum mereka,” ungkapnya secara tegas.

Saat ini, lanjut umat Paroki St. Kristus Salvator Slipi, KAJ sudah memiliki wadah pembinaan bagi kaum transpuan. Mereka didampingi Lembaga Daya Dharma (LDD). Dalam pembinaan tersebut, LDD mengasah sejumlah keterampilan, antara lain membuat kerajinan. Kelak dengan keterampilan seperti itu dapat membantu kaum transpuan untuk menyambung hidup mereka.

Pada kesempatan itu, Sheila juga mendorong para peserta seminar untuk meneladani keutamaan Yesus. “Yesus datang ke dunia untuk orang-orang sakit dan berdosa. Semasa hidup-Nya, Yesus bergaul akrab dengan para pelacur, pemungut cukai, penderita kusta, dan sebagainya. Semua orang berdosa, bahkan sering terikat oleh dosa. Apakah hidup kita lebih baik dari mereka yang LGBT?,” tanya Pendamping Forum Komunikasi Waria se-Indonesia (FKWI), retoris.

Seminar tersebut diadakan oleh Pertemuan Mitra Kategorial KAJ. Pada kesempatan itu hadir juga sebagai pembicara Pembina Yayasan LDD KAJ, Pastor Alexius Andang Listya Binawan, SJ dan Koordinator FKWI, Yulianus Rettoblaut.

Karina Chrisyantia

HIDUP NO.52 2019, 29 Desember 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini