HIDUPKATOLIK.com – Saya mengenal sosok dan pribadi Henry Alexis Rudolf (HAR) Tilaar saat ia menjadi Ketua Dewan Penyantun Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta (15 Februari 1996 – 31 Oktober 1999). Saat itu, saya menjadi salah satu anggotanya. Kesan saya, ia selalu tepat waktu dalam rapat-rapat, baik di Unika Atma Jaya Jakarta, maupun saat di rumahnya di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Saya bertemu kembali dengan HAR Tilaar di acara 1000 hari Ben Mboi pada 19 Maret 2018 di Gedung Yustinus Unika Atma Jaya Jakarta. Dalam acara tersebut, istri Ben Mboi, Nafsiah Mboi menyerahkan secara simbolis koleksi buku-buku Ben Mboi yang jumlahnya puluhan ribu, kepada Perpustakaan Unika Atma Jaya Jakarta.
Usai acara itu, saya sempat berbincang dengan HAR Tilaar, bahkan sempat berfoto bersama dengannya. Saat itu, saya sambil bertanya, “Prof, kapan terbitkan buku baru tentang pendidikan?” Maklum, saya termasuk kolektor beberapa buku karyanya, juga opini yang ia tulis, terutama tentang pendidikan. Sebuah buku ditulis menandai 10 windu HAR Tilaar yang berjudul Pendidikan Nasional: Arah ke Mana? Di dalamnya, ada 25 penulis yang menyumbangkan tulisan. Mereka adalah beberapa tokoh nasional yang peduli pendidikan.
Saat saya bertanya itu, HAR Tilaar pun menjawab, “Nanti saya akan terbitkan buku baru, nanti saya undang saat acara peluncurannya.” Saat itu, saya sangat senang mendengar mau diundang.
Kesan saya selama menjadi anggota Dewan Penyantun Unika Atma Jaya Jakarta, HAR Tilaar selalu memaparkan opini tentang pendidikan dengan santun, nada suaranya pun juga tenang. Ia menguraikan pokok-pokok pikirannya secara sistematis. Seolah, pikirannya seperti layaknya “oase pemikiran”, yang perlu dieksplorasi oleh generasi penerus.
Pada Misa Rabu Abu di Auditorium Martina Bertho di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, saya masih sempat bersalaman dengan HAR Tilaar. Sayang, saya tidak sempat berbincang. Umat yang ikut Misa sudah banyak yang antre ingin bersalaman dengannya. Rupanya, karyawan dan umat dari berbagai kantor di lingkungan Kawasan Industri Pulo Gadung banyak yang mengenal, dan mengagumi HAR Tilaar. Ia selalu dikenang sebagai pakar pendidikan.
Saya bersyukur bisa mengenal HAR Tilaar, juga pernah menjadi anggota saat ia menjabat Ketua Dewan Penyantun Unika Atma Jaya Jakarta. Selanjutnya, tugas kita yang cinta pendidikan adalah meneruskan cita-cita dan pemikirannya. Cita-cita ini diwujukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
Henry Alexis Rudolf Tilaar (Alm.)
Istri : Matha Tilaar
Anak : Bryan David Emil, Pingkan Engelien, Wulan Maharani, Kilala Esra
Pendidikan :
– Sekolah Rakyat (1946)
– Normaal School (1946-1950)
– Kweek School (1950-1952)
– Sekolah Pendidikan Guru B-I dan B-II Ilmu Mendidik
– Sarjana Pendidikan di Universitas Indonesia (1961)
– University of Chicago, Amerika Serikat (1964-1965)
– Master of Science of Education dari Indiana University, Amerika Serikat (1967)
– Doctor of Education dari Indiana University, Amerika Serikat (1969)
Pekerjaan, a.l :
– Guru Besar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
– Guru Besar di Universitas Indonesia (UI)
– Guru Besar di Universitas Kristen Indonesia (UKI)
– Dewan Penasihat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
– Staf Ahli Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) (1970-1974)
– Kepala Biro Pendidikan dan Kebudayaan BAPPENAS (1984-1991)
– Konsultan Asian Development Bank (ADB) (1995-1997)
– Dewan Penyantun ASMI Jakarta (1995-2000)
– Ketua Dewan Penyantun Unika Atma Jaya, Jakarta (1996-1999)
Karya (Buku), a.l :
– Pendidikan dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI
– Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan
– Lima Puluh Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional
– Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi
– Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia
– Paradigma Baru Pendidikan Nasional
– Ide-ide Besar Om Sam Ratulangi
– Membenahi Pendidikan Nasional
– Kekuasaan dan Pendidikan
– Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional
– Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi Kultural
– Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis Yola Salvia, dari berbagai sumber
A. Djoko Wiyono (Mantan Anggota MPR-RI)
HIDUP NO.45 2019, 10 November 2019