Iman Bertumbuh karena Cinta

278
Pastor Alexander Erwin Santoso, MSF (berdiri) memberikan materi kepada para peserta Bible Study di Ruang Pertemuan Gereja Santa Theresia, Menteng, Jakarta Pusat.
[HIDUP/Yola Salvia]

HIDUPKATOLIK.com – Mengawali cinta dengan hal-hal sederhana awal mula ungkapan cinta kita kepada Allah.

Latar belakang kehausan umat akan firman Allah, Komunitas Youth John Paul II (JPII) mengadakan Bible Study bertemakan What Does It Mean To Love God di Ruang Pertemuan Gereja Santa Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21/11/2019. Kegiatan rutin ini biasanya dilaksanakan setiap Kamis di minggu ketiga dan keempat, dengan pembicara yang berganti-ganti. Meski memiliki sasaran utama terhadap umat Katolik yang berusia 23-30 tahun, kegiatan ini tetap terbuka untuk semua kalangan usia dari paroki mana pun yang ingin memperdalam imannya.

Pembicara, Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Agung Jakarta (Komisi Kelurga KAJ), Pastor Alexander Erwin Santoso, MSF mengajak para peserta melihat cinta itu dalam dimensi emosi manusia. Ia menjelaskan, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat, serta ketertarikan pribadi. Dalam konteks teologi, cinta merupakan sebuah sifat baik yang mewarisi semua kebaikan perasaan belas kasih dan kasih sayang.

Pastor Erwin lebih lanjut mengatakan, cinta terhadap Allah dapat diwujudkan dalam berbagai macam bentuk. Pertama-tama, dengan mematuhi perintah Allah dengan tubuh, jiwa, dan roh seperti ada tertulis dalam Matius 12:28-30. “Namun seperti halnya iman tanpa perbuatan sama dengan mati, maka cinta terhadap Allah tanpa wujud perbuatan jugalah mati, sebab mencintai sesama kita dan mencintai diri sendiri juga merupakan wujud dari cinta terhadap Allah,” ujar Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga di Majalah HIDUP ini.

Pastor Erwin berangkat dari pengalamannya terlibat dalam permasalahan kaum muda dan keluarga Katolik. Ia bercerita, orang-orang muda saat ini, mulai merasa Tuhan tak pernah mengabulkan apa yang mereka doakan sepanjang hari. “Padahal, apa yang diminta sudah diberikan Tuhan lewat hal-hal yang sederhana, yang tidak bisa manusia syukuri,” ujarnya.

Menurut Pastor Erwin, tak hanya masalah itu yang banyak dialami oleh orang-orang muda. Ia melanjutkan, kurangnya rasa peduli dan sayang terhadap sesama juga menjadi masalah yang muncul di antara para kaum muda.

Pastor Erwin menyebut masalah tersebut muncul terlebih karena seseorang tidak mempunyai cinta terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu. “Allah berkata, kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Nah, kalau kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri, bagaimana bisa kita mencintai sesama kita?” katanya lagi.

Di akhir acara, Ketua Komunitas Youth John Paul II, Mariska berharap orang muda Katolik semakin menumbuhkan iman mereka, serta semakin mencintai Tuhan. Ia juga berharap agar melalui kegiatan tersebut, orang-orang dapat lebih mudah mengerti, mengaplikasikan, serta mendalami seperti apakah iman yang sesungguhnya. “Buat apa orang pergi ke gereja kalau hatinya enggak di sana? Jadi kegiatan ini kami buat agar mereka mengerti tentang iman yang sesungguhnya seperti apa,” ujarnya.

Yola Salvia

HIDUP NO.48 2019, 1 Desember 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini