100 Tahun Prefektur Apostolik Celebes Dirayakan, Semangat Misioner Harus Dikobarkan

412
Misa Konselebrasi yang dipimpin Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC (selebran utama) di dampingi Uskup Emeritus Mgr Josef Suwatan MSC dan puluhan imam (selebran) di Gereja HTM Katedral Manado.
[HIDUP/Lexie Kalesaran]

HIDUPKATOLIK.com – Paus Benedictus XV mengeluarkan Dekrit Penetapan Prefektur Apostolik Celebes pada 19 November 2019. Waktu ini, menjadi peristiwa yang istimewa bagi karya misi Gereja Katolik di Sulawesi, yang kini telah menjadi Keuskupan Manado dan Keuskupan Agung Makassar.

Memperingati hari bersejarah yang diawali misionaris dari Serikat Jesus (SJ), yang salah satu di antaranya adalah Pastor Johanes de Vries SJ tersebut, Panitia Peringatan 100 Tahun MSC di Sulawesi menggelar syukuran Perayaan 100 Tahun Prefektur Apostolik Celebes, Selasa (19/11/2019).

Sekitar 300 orang (sesuai undangan) yakni para frater, bruder, suster, pengurus inti Dewan Pastoral Paroki (DPP) se-Kevikepan Mamado dan panitia menghadiri perayaan ini.

Misa konselebrasi yang dipimpin Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC (selebran) di dampingi Uskup Emeritus Mgr. Josef Suwatan MSC, puluhan imam termasuk Supda MSC Sulkaltim RP Berty Tijow, RD Agus Sumaraw dan RD A. Koraag (Pastor Paroki dan Pastor Rekan Paroki Hati Tersuci Maria Katedral Manado) di Gereja HTM Katedral Manado, mengawali perayaan.

Usai misa (masih di dalam gereja), diadakan pembacaan Dekrit Penetapan Prefektur Apostolik Celebes, sambutan Pastor Berty dan Uskup Manado Mgr. Rolly, penampilan Deo Cantate Chorus dan Viri Gregoriani Chorus, dan diakhiri makan malam bersama di samping gereja (kompleks pastoran).

Supda MSC Sulkaltim RP Berty Tijow dalam homilinya mengungkapkan, perjalanan Prefektur Apostolik Celebes diawali karya misi para imam dari Serikat Jesus (SJ), yang salah satunya adalah Pastor Johanes de Vries. “Dialah (Pastor Vries) satu dari manusia dalam zamannya, yang telah melaksanakan amanat Injil untuk melanjutkan karya misi di tanah air dan daerah kita,” tandas Pastor Berty.

Pastor Berty menyebutkan, hanya dalam kurun waktu 51 tahun (1868 – 1919), benih iman Katolik, yang dimulai kembali di Kema (Sulawesi Utara) itu, telah bertumbuh dan berkembang sehingga umat di wilayah Pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya sudah layak dan pantas diberi perhatian penuh dan istimewa dengan mendirikannya sebagai satu wilayah misi yang baru yakni Prefektur Apostolik Celebes.

“Momentum mengenang 100 tahun berdirinya Prefektur Apostolik Celebes adalah kesempatan lagi bagi kita untuk mengenang dengan penuh syukur jejak-jejak kasih Allah kepada umatNya melalui hidup dan karya mereka, mengikuti nasihat St. Paulus, yakni sabarlah menderita lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu.” ujar Pastor Berty.

Lintas sejarah panjang yang kita kenang, tambahnya, adalah perjalanan panjang umat beriman, dalam binaan para misionaris (relegius dan awam) yang bertekun dalam imannya, terus-menerus mewartakan iman itu kepada anak cucu dan generasi ke generasi.

Pewartaan itu, jelas Pastor Berty yang adalah juga Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun MSC di Sulawesi, dilakukan tanpa takut atas pelbagai kesulitan dan ancaman nyawa sekalipun, karena mereka semua percaya dan yakin akan kata-kata Yesus, yakni Aku akan menyertai mereja sampai akhir zaman.

Perayaan ini, ungkapnya, menantang kita semua untuk mengobarkan api misioner yang meredup dan membakar semangat martiria kita yang terkadang memudar. “Kita adalah pemegang estafet pewarisan nilai iman untuk generasi yang akan datang,” tandasnya.

Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dalam sambutannya berharap perayaan ini menjadi sarana bersyukur atas penyertaan Tuhan pada karya pewartaan para misionaris 100 tahun lalu.

“Kita bersyukur atas warisan yang kita terima. Dan, sebagai wujud syukur atas warisan iman, harap dan kasih itu, kita melanjutkan dan sudah melanjutkan perjalanan Prefektur ini (yang kini menjadi Keuskupan Manado dan Keuskupan Agung Makassar),” ujar uskup.

Dikemukakan, warisan iman, harap dan kasih itu, sungguh luar biasa. Itulah sebabnya, diharapkan agar warisan itu terus-menerus ditumbuhkan dan dikembangkan.

Sejalan dengan itu, uskup mengajak untuk mewartakan kabar sukacita, kasih, kabar gembira kepada dunia, sebagai bacaan misa perayaan. Mgr. Rolly yakin, dalam karya pewartaan itu Tuhan akan tetap menyertai.

“Pergilah dan beritakanlah sabda Allah. Tuhan akan menyertai sampai selama-lamanya,” ajak Mgr. Rolly, yang adalah mantan Provinsial MSC Indonesia.

Lexie Kalesaran

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini