HIDUPKATOLIK.com – Merajut toleransi antar umat beragama tidak cukup hanya diomongkan. Perlu tindakan konkret. Inilah yang ingin diwujudkan Zaina Amalia Fitrina (22 tahun) saat ia ambil bagian dalam estafet ziarah Salib Misi pada Pekan Misi Nasional IV di Keuskupan Bandung, Jawa Barat.
Ketua Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Korpri PC PMII), Kabupaten Ciamis, memasukkan Salib Suci Misi dengan penuh hormat dan sukacita ke dalam ransel. Bersama dengan puluhan umat Gereja Santo Yohanes Ciamis, Keuskupan Bandung, dan anggota komunitas santri serta mahasiswa Islam, Zaina menghantarkan Salib Suci Misi dari Ciamis ke Tasikmalaya.
Guru Sekolah Dasar Negeri Sindanggalih ini memang ingin terlibat dan merasa sangat bahagia. Baginya, ini merupakan cara menghormati dan menghargai sesama yang berbeda agama, serta cara menjaga agar iman dapat bertumbuh subur di bumi pertiwi ini. Menurutnya, kebhinnekaan merupakan sebuah kemanusiaan, dan kemanusiaan merupakan sebuah persaudaraan. Putri kedua dari lima bersaudara ini merasa telah mewujudkan kebhinnekaan dalam kehidupan nyata.
Selepas dari acara ini, putri pasangan Yuyu Wahyu dan Kokom Komala berharap agar semakin banyak kegiatan yang melibatkan umat dengan perbedaan agama. “Saya juga berharap agar acara ini dapat membuka mata dan hati masyarakat untuk tidak mementingkan egosentrisme diri masing-masing. Karena dari ego, muncul intoleransi dalam bermasyarakat,” ujarnya.
Zaina juga mengatakan bahwa perbedaan sangatlah indah. “Jika manusia tidak mau membuka mata dan hati, bagaimana cara kita untuk menghargai Indonesia yang merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika?” imbuhnya.
Yola Salvia
HIDUP NO.43 2019, 27 Oktober 2019