HIDUPKATOLIK.com – SEPERTI keuskupan lain di Nusa Tenggara Timur, Keuskupan Ruteng juga tercatat memilki jumlah umat yang banyak. Saat ini, lebih dari 700 ribu umat Katolik berada di keuskupan ini.
Awalnya, Ordo Serikat Yesus (Societas Iesu/SJ) menjadi kongregasi pertama yang berkarya di tempat ini pada 1910-1911. Mereka memulai karya di tanah Manggarai (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat).
Baptisan pertama terjadi pada 17 Mei 1912 di Reo yang terletak di Pantai Utara Flores. Tercatat, saat itu Pater Henrikus Looijmans SJ membaptis lima orang menjadi Katolik. Para baptisan pertama ini diantaranya: Katarina Arbero, Henricus, Agnes Mina, Caecilia Weloe, dan Helena Loekoe. Ini menjadi benih iman Katolik pertama.
Misionaris dari Serikat Sabda Allah kemudian datang ke Ruteng tahun 1914. Beberapa stasiun misi didirikan pada tahun 1929-1957. Mereka menjadi tarekat yang kemudian meneruskan karya misi di daerah Manggarai dan sekitarnya ini adalah para Misionaris Sabda Allah (Societas Verbi Divini/SVD) yang mulai berkarya di Manggarai pada 1914. Saat ini setelah 107 tahun, Keuskupan Ruteng terdiri dari 82 paroki, dan dilayani sekitar 200-an imam dari pelbagia ordo dan tarekat.
Perkembangan umat di wilayah ini cukup cepat. Pada tahun 1925, ada 7.036 umat Katolik hanya di dua paroki. Pada tahun 1929, umat Katolik mulai membangun katedral dan menyelesaikannya pada tahun 1931.
Pada tanggal 8 Maret 1951, Tahta Suci mengangkat status wilayah pastoral ini menjadi Vikariat Apostolik Ruteng dan menunjuk Mgr Wihelmus van Bekkum SVD sebagai Vikaris Apostolik Ruteng dan ditahbiskan menjadi vikaris pada 13 Mei 1951.
Beriringan dengan keuskupan lain di Indonesia, Vikariat Apostolik Ruteng ditingkatkan lagi statusnya menjadi Keuskupan Ruteng pada tanggal 3 Januari 1961, Mgr Wihelmus sekaligus diangkat menjadi uskup yang pertama.
Berikut data-data Keuskupan Ruteng:
Luas wilayah : 7136 kilo meter persegi
Populasi Umat : 791.233 (2015)
Jumlah paroki : 82
Katedral : Santo Yosef dan Santa Maria
Antonius E. Sugiyanto