HIDUPKATOLIK.com – Ada yang menarik dalam “Estafet Ziarah” Salib Misi pada Pekan Misi Nasional IV dari paroki-paroki di Keuskupan Bandung. Perjalanan Salib Suci Misi umat Katolik dari Paroki St. Yohanes Pembaptis Ciamis menuju Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya siang itu (9/10) diwarnai dengan sebuah pesan toleransi, persahabatan dan persaudaraan yang sangat luar biasa antar umat beragama,
Dalam kesempatan ini, Salib Suci Misi yang diantarkan ke Tasikmalaya tidak dibawa oleh umat Katolik, tetapi dihantar oleh pemuda pemudi Muslim. Setelah prosesi pengutusan salib dalam Ekaristi selesai, Salib Suci Misi dimasukkan ke dalam tas lalu dibawa dengan penuh hormat dan sukacita oleh Zaina Amalia Fitrina, Ketua Kopri PC PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Ciamis) bersama puluhan rekannya.
Pemuda pemudi ini merupakan anggota komunitas santri serta mahasiswa Islam di Kabupaten Ciamis. Bersama-sama dengan puluhan umat Katolik St. Yohanes, mereka semua beriringan naik motor menuju Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
Sebelum memasuki Kota Tasikmalaya, rombongan perarakan Salib Misi ini disambut oleh puluhan santri dan mahasiswa Islam yang ingin ikut serta dalam iring-iringan kegembiraan persaudaraan dan persahabatan antar umat beragama ini.
Mereka merupakan anggota dari Komunitas Mahbub Junaedi, Komunitas Gusdurian, PMII Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, PMII Kabupaten Ciamis, IKA PMII Kota Tasikmalaya, dan Saiban Tasikmalaya. Iring-iringan motor ini bertambah banyak.
Baik umat Katolik maupun umat Muslim terlibat tanpa membedakan suku, golongan dan ras. Sesampainya di pelataran gereja Tasikmalaya, rombongan iring-iringan motor dari Ciamis disambut oleh seni lengser dan tarian tradisional Sunda.
Rombongan umat Katolik St. Yohanes yang ditemani oleh ratusan pemuda pemudi santri dan mahasiswa dari Ciamis dan Tasikmalaya menyanyikan lagu “Yaa Lal Wathan” dengan penuh semangat untuk membalas sambutannya.
Lagu tersebut mengiringi Zaina Amalia dan Pastor Paroki St. Yohanes Pembaptis Ciamis Pastor Mikael Adi Siswanto menuju ke depan pintu Gereja Tasikmalaya. Salib Suci Misi dikeluarkan dari tas oleh Pastor Mikael dan diserahkan kepada Pastor Paulus Tri Prasetijo (Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya).
Dengan nyayian “Hubbul Wathan Minal Iman”, komunitas santri dan mahasiswa Islam yang turut serta mengantar Salib Suci Misi tersebut seakan mengajak umat Katolik yang ada di Tasikmalaya dan Keuskupan Bandung untuk tidak pernah lelah berjuang mengaplikasikan Karya Misi Gereja Katolik dengan cara mencinta Tanah Air Indonesia sebagai rumah bersama yang harus dijaga dan diperjuangkan.
Pengalaman persaudaraan dan persahabatan yang ditampilkan oleh komunitas santri dan mahasiswa Islam di Gereja Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ini seakan mengobati kerinduan masyarakat akan keberanian mengekspresikan persahabatan, persaudaraan, cinta, persatuan, sikap saling mengasihi, toleransi beragama dan kemanusiaan tanpa harus dibatasi dengan perbedaan agama, ras, budaya dan golongan.
“Sebagaimana Misi umat Katolik mewartakan sukacita ke seluruh dunia, kami pun sebagai orang Muslim juga tidak jauh berbeda. Kami mau mengekspresikan iman kami yang sungguh adalah rahmat bagi semua, Rahmatan-lil-alamin, membawa rahmat sukacita bagi semua.”
“Islam yang bukan hanya di mulut dan teks saja, tetapi sungguh sebagai rahmat yang dirasakan nyata dan aktual bagi semua orang, bagi semua agama, ras, suku dan golongan di dalam persaudaraan, persahabatan, toleransi dan kemanusiaan di rumah kita bersama yang bernama Indonesia,” ujar Zaina Amalia.
Selamat menjalankan Misi Cinta kita kepada Allah dan kepada sesama. Hablum Minallah Wa Hablum Minannas. Mengasihi Tuhan, Allah, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi, dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Pastor Kelly Mikael (Tasikmalaya)/Yola Salvia