HIDUPKATOLIK.com – Sesudah melewati jalan panjang disermen menentukan panggilan hidup, James Thomson (40) akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai analis kredit dan pergi ke Amerika Serikat (AS) untuk belajar bersama seminaris berusia dewasa lainnya. Ia segera tahu bahwa keputusannya itu akan menjadi peristiwa yang mengubah hidup. Setahun kemudian ketika kembali ke kampung halamannya, Adelaide, Australia, untuk liburan, ia merasakan sukacita luar biasa. “Saya tidak pernah mengalami kehidupan seminari, tetapi saya langsung merasa terhibur. Saya benar-benar menikmati program yang mendorong pembentukan manusia secara spiritual, akademik, dan pastoral,” ujarnya seperti dilansir thesoutherncross.org.au, 2/8.
Frater James mengaku bahwa ia banyak belajar dari para seminaris lain yang datang dari berbagai latar belakang dan budaya. Sebagai seorang umat paroki yang telah lama berada di Gereja St Martin de Porres di Hallet Cove, ia mengaku kepindahannya ke Boston telah membuka matanya untuk menyaksikan Gereja Katolik universal dari sisi lain dunia. Boston dikenal sebagai kota yang sangat Katolik dengan presentase 47 persen. Orang Amerika pun sangat vokal berbicara mengenai imannya.
Selama menjalani tahun pertama di seminari, Frater James telah berpartisipasi dalam gerakan “March for Life” di Washington DC, mengunjungi umat di Palm Beach, Florida merasakan perayaan Minggu Paskah bersama 3000 umat Katolik Amerika Selatan. Namun, salah satu peristiwa paling menggembirakan yang ia saksikan adalah penahbisan 13 seminaris yang lulus. “Sungguh luar biasa melihat seminari menjadi tempat tinggal, tempat bernafas, di mana tidak ada yang stagnan. Saya tak sabar menantikan pekerjaan yang akan saya lakukan suatu hari nanti sebagai seorang imam,” ujarnya antusias.
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.36 2019, 8 September 2019