Yanuar Nugroho : Duduk Bersama

517
Yanuar Nugroho.
[HIDUP/Karina Chrisyantia]

HIDUPKATOLIK.com – Soal radikalisme sudah tidak asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Sudah 10 tahun masalah ini dibiarkan berakar dan mengakibatkan situasi yang cukup mencekam kehidupan bermasyarakat.

“Radikalisme ini langsung akan terkait dengan tindakan-tindakan yang mulai secara ideologi menentang falsafah negara tetapi juga menjadi akar berbagai kekerasan yang mengatasnamakan agama,” tegas Deputi II Bidang Analisis dan Pengelolaan Program Prioritas Pembangunan Nasional Kepala Staf Kepresidenan di Kantor Staf Presiden (KSP), Yanuar Nugroho dalam Rapat Pleno Komisi Kerasulan Awam (Kerawam KWI) bertajuk Gereja Katolik Merawat Kebhinnekaan, 20/8, di Jakarta.

Menurut Yanuar, isu radikalisme sangat mendasar dan berdampak mempengaruhi hidup bukan hanya umat Katolik saja tetapi umat beragama lain.

Secara konkrit, Yanuar mengusulkan adanya sebuah forum duduk bersama antar lintas agama. Forum lintas agama ini, Yanuar menegaskan, bukan hanya diskusi dan mencapai suatu mufakat. “Tetapi dilakukan rutin dan secara gamblang diutarakan kepada publik bahwa menolak adanya radikalime!” tegasnya. Kelahiran Solo, 15 Januari 1972 ini mengingatkan untuk selalu menghidupkan FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama).

Di samping itu, menurut Yanuar, adanya opini publik atau public pressure yang kuat akan membantu pemerintah mengambil sikap. “Suarakanlah bahwa kami sebagai anak bangsa menolak radikalisme dengan segala bentuknya. Sehingga pemerintah terbantu dalam melakukan perlawanan terhadap radikalisme,” pungkas pemegang gelar Ph.D dari Innovation and Social Change, Alliance Manchester Business School, Inggris ini.

Karina Chrisyantia

HIDUP NO.35 2019, 1 September 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini