HIDUPKATOLIK.com – Dalam pertemuan dengan delegasi Watimpres RI, Paus Fransiskus meminta agar antar-umat beragama dapat saling mendoakan.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, KH Yahya Cholil Staquf bersama sejumlah pengurus GP Ansor dan Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, mengadakan dialog lintas iman di Kedutaan Besar RI Vatikan, 26/9. Dialog ini juga melibatkan para imam Katolik Indonesia yang berada di Italia. Berperan sebagai moderator pertemuan ini adalah, Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan, Antonius Agus Sriyono.
Dalam diskusi yang berlangsung akrab dan mendalam, para peserta saling bertukar pandangan tentang bagaimana mewujudkan kerukunan di tengah keragaman agama di Indonesia. Di antaranya ialah melalui pendidikan sejak dini, anak-anak Indonesia diharapkan dapat memahami arti penting hidup rukun di tengah masyarakat Indonesia yang plural. Disepakati dalam diskusi bahwa landasan bagi kerukunan hidup beragama adalah nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam diskusi, KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan warisan sejarah yang turun-temurun dan telah menjadi prinsip hidup masyarakat Indonesia. Hal ini sudah ada bahkan sejak zaman pra-kemerdekaan. Fakta sejarah ini dapat dipelajari dari beberapa bukti sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Oleh karena itu, lanjut KH Yahya, adalah suatu kewajiban bagi masyarakat sekarang untuk merawat dan menjaga semboyan tersebut. ”Hal ini agar masyarakat yang harmonis dan damai dapat terwujud di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,” ujarnya.
Pada keempatan yang sama, Mgr Agus menyampaikan bahwa kunjungan ini sangat penting untuk semakin membina hubungan yang baik antar pemeluk agama di Indonesia. Ia berharap, kerjasama antar agama di Indonesia dapat semakin erat dijalankan.
Sejalan dengan upaya tersebut, Nahdlatul Ulama dan GP Ansor sejak lama telah menjalin kerja sama yang baik dengan pemeluk dan komunitas agama lain serta menjaga keharmonisan hubungan antaragama di Indonesia. Salah satu contohnya adalah tradisi GP Ansor yang membantu penjagaan keamanan pada perayaan Natal dan Paskah yang dirayakan umat Kristiani.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, delegasi Wantimpres dan GP Ansor juga melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat dari Pontifical Council for Interfaith Dialogue di Vatikan. Delegasi Watimpres juga bertemu dengan Presiden Pontifical Institute of Arab and Islamic Studies, dan tokoh Islam di Masjid Raya Roma. Pada kesempatan ini, mereka saling berbagi pandangan mengenai upaya membangun dan melestarikan keharmonisan hubungan antaragama. Sebelumnya, seluruh delegasi berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Paus Fransiskus yang memimpin Audiensi Umum di Lapangan St Prtrus Vatikan, 25/9.
Saat bertemu dengan Paus Fransiskus, Ketua GP Ansor Jawa Tengah, H Sholahuddin Aly menghadiahkan batik kepada Paus. Gus Sholah menceritakan, pada kesempatan ini Paus meminta untuk didoakan. Paus juga menyerukan untuk saling mendoakan antar pemeluk agama. “Sambil bersalaman, Paus Fransiskus beberapa kali bilang ‘pray for me’, dua atau tiga kali ke saya,” ujar Gus Sholah.
Batik yang dihadiahkan bermotif “boketan truntum”. Gus Sholah menejelaskan, motif ini bermakna keindahan serta keabadian cinta kasih sesama umat manusia. Selain itu, Gus Sholah juga memberikan hadiah batik kepada Sekretaris Pontifical Council for Interreligious Dialogue Vatican, Mgr Indunil Kodithuwakku, 24/9.
Antonius E. Sugiyanto
Laporan: KBRI Vatikan
HIDUP NO.40 2019, 6 Oktober 2019