HIDUPKATOLIK.com – Inspirasi bisa muncul kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja. Bisa karena melihat suatu keadaan atau kondisi yang terjadi di depan mata kita, juga karena melihat sosok orang yang kita kagumi. Hal itu tentunya menggelitik kita untuk mengimitasi sesuatu yang mungkin bisa kita lakukan, atau memetiknya untuk bekal kita dalam karya hidup kita.
Tak terkecuali sosok Paus Fransiskus, yang menginspirasi banyak orang. Gerak gerik Paus Fransiskus selalu menarik untuk disimak. Sepak terjang pemilik nama Jorge Mario Bergoglio ini selalu diikuti banyak orang sejak pengukuhannya menjadi Paus ke-266. Awal Juni 2019, Paus Fransiskus menandatangani perubahan dalam doa Bapa Kami (”Pope Francis approves change to Lord’s Prayer” dalam www.dailywire.com).
Terjemahan awal “dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan” direvisi menjadi “dan jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan”. Sudah 16 tahun pengkajian pakar semiotika teologis, pastoral, dan sudut tafsir stilistika yang berargumen bahwa sebab Bapa tidak pernah memasukkan manusia dalam pencobaan, tetapi manusia yang menjatuhkan diri dalam pencobaan.
Keindahan dan kedalaman doa, sikap, dan tutur kata Bapa Suci inilah yang kemudian memesona penulis dan menginspirasinya menulis buku ini. Sang penulis, berupaya menyusuri, mencari, dan mencermati setiap pesan-pesan Paus Fransiskus. Penulis mengemas visi misi Paus, baik karena saleh pribadinya maupun homilinya.
Dari judulnya, buku ini tentu merunut pada munculnya untaian doa terbaru. Buku ini menjadi permenungan besar berkat figur gembala panutan. Penulis mengulik dan merangkainya menjadi delapan puluhan doa. Penulis jarang tergelincir dalam pengulangan. Tak mudah mengolah kata atau frasa indah ke dalam doa. Tak cukup doa sebatas puitis. Doa adalah wawanhati dengan Tuhan.
Buku ini didominasi doa yang memohon. Ambillah satu nas yang menurut katekese adalah janji iman agung. Tuhan, Engkau pernah bersabda, “Apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
‘Ya, Tuhan Yesus, sabda-Mu ini benar-benar ampuh. Tanamkanlah dalam diri kami keberanian untuk pergi kepada-Mu. Tuhan Yesus, kami datang dan mohon;…’ Apakah kita berani minta dan mohon? Kapan kita lakukan? Inilah pesan satire penulis.
Lebih tandas Paus Fransiskus mengatakan, kita fasih berdoa ketika ingin meminta sesuatu dan lihai mengucapkan terima kasih kepada Tuhan. Akan tetapi, sebuah doa pujian terasa memberat dan sulit terungkap. Kita tidak terbiasa memuji Tuhan. Padahal pujian adalah energi doa sukacita yang sejati.
Penulis dalam pengantarnya berharap, semoga teks-teks doa yang dibuat secara rinci ini membuat para pengagum Paus Fransiskus semakin bertekun dalam doa. Dan teladan dan kesahajaan dan keberpihakan Paus Fransiskus terhadap kaum miskin dan terpinggirkan kian menginspirasi banyak orang.
Judul : Untaian Doa dari Inspirasi Paus Fransiskus
Penulis : Justinus Juadi, FIC
Penerbit : Kanisius, 2019
Tebal : 144 halaman
Marchella A. Vieba/Anton Suparyanta
HIDUP NO.31 2019, 4 Agustus 2019