HIDUPKATOLIK.com – KETUA Pembina Yayasan Pendidikan St Paskalis, Pastor Robertus Agung Suryanto OFM dan Ketua Yayasan Pendidikan St Paskalis, Pastor Jimmy Hendrick Rance Tnomat OFM bertatap muka dengan para guru dan tenaga kependidikan SD St Mikael 3, SMP St Paskalis 3, dan SMA St Paskalis (selanjutnya disebut sekolah St Paskalis 3).
Tiga lembaga pendidikan itu berada dalam Komplek Kodam, Sumur Batu, Jakarta Pusat. Selain bangunan sekolah, di atas lahan milik pemerintah yang dikelola oleh TNI itu juga terdapat poliklinik dan susteran Abdi Dalem Sang Kristus/Abdi Kristus. Para suster yang tinggal di sana berkarya di poliklinik dan sekolah tersebut.
Pertemuan berlangsung di Gedung Karya Pastoral Gereja St Paskalis Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu pagi , 31/8. Mereka membahas ihwal penggembokan gerbang kompleks sekolah oleh TNI, pada Jumat sore, 30/8. Mereka juga membicarakan tentang masa depan kegiatan belajar mengajar para peserta didik di sana.
Pastor Agung mengaku terkejut dengan peristiwa penggembokan gerbang sekolah. Karena itu, ia memohon kepada TNI agar gerbang sekolah bisa kembali dibuka sehingga para siswa dan guru dapat terus berkegiatan di sekolah. Begitu juga dengan poliklinik dan susteran di sana sehingga bisa melayani masyarakat. “Terus terang kami tak ada profit untuk karya tersebut. Semua kami lakukan karena kemanusiaan. Selama ini kami bisa bertahan hanya karena bantuan para siswa, orang tua, masyarakat, keuskupan, dan TNI,” ungkap Kepala Paroki Cempaka Putih ini.
Terkait kejadian tersebut, siang setelah pertemuan dengan karyawan sekolah St Paskalis 3, Pastor Jimmy bersama pengurus dan perwakilan karyawan berencana untuk datang ke keuskupan dan berkonsultasi dengan Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ). Setelah itu mereka akan berdialog dengan asisten logistik TNI AD. Ia berharap, sekolah St Paskalis di Sumur Batu bisa bertahan keberadaannya, tak hanya sampai dua tahun.
Menurut Pastor Jimmy, TNI berencana akan membangun perluasan satuan baru di kompleks tersebut.
Selain sekolah St Paskalis 3, lanjut Pastor Jimmy, masih ada empat sekolah lain yang juga akan direlokasi karena berdiri di atas lahan yang dikelola TNI dan untuk tujuan serupa. Satu sekolah lain milik KAJ adalah sekolah Slamet Riyadi, di Cijantung, Jakarta Timur. Tiga sekolah lain merupakan lembaga pendidikan Islam. “Jadi, saya tekankan, ini sama sekali bukan karena persoalan agama. Bukan karena kita sekolah Katolik. Sebab, tiga sekolah lain yang merupakan lembaga pendidikan Islam, juga mengalami hal yang sama,” papar imam asal Timor, Nusa Tenggara Timur ini.
Dalam pertemuan tersebut, ada guru yang bertanya, apakah gerbang sekolah-sekolah itu juga digembok seperti sekolah St Paskalis 3? Romo Jimmy menjawab, sebelum kejadian (penggembokan), dirinya sempat diingatkan dan didatangi personil TNI. Ia diminta untuk menandatangani lembar persetujuan untuk merelokasi bangunan di sana dalam waktu dua tahun.
Karena waktu yang diminta untuk relokasi amat singkat dan ia harus berkoordinasi dengan berbagai pihak, Pastor Jimmy tak segera menandatangani berkas tersebut. Sebab, menurutnya, relokasi tak sekadar berpindah tempat, tapi harus dipikirkan juga agar kegiatan belajar mengajar para peserta didik tetap dapat berlangsung secara optimal.
Belajar mengajar di sekolah Paskalis Sumur Batu dimulai pada 1967. Kegiatan perdana tersebut diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr Leo Soekoto SJ.
Yanuari Marwanto